15.11.13

[UPDATE 151113] My Fanfiction's List

Ditulis oleh Aninditya di 11/15/2013 12:00:00 AM 0 komentar
wohooo ~~ annyeong yeorobun ^^
actually you can search and read my fanfictions in the labels My Fanfiction. But, for your easy read (and for my summary) , here they are.
I'll short it from the first fanfiction I wrote.  :)

"I've Fallen for You" (MBLAQ Cheondung cast) 3 chapters -FINISH-
I've Fallen for You -Part 1-
I've Fallen for You -Part 2-
I've Fallen For You -Part 3 END-


"Our Secret Relationship" (MBLAQ Cheondung cast) Oneshoot
 Our Secret Relationship


"May I ?" (MBLAQ Lee Joon cast) 7 chapters -FINISH-
May I ? (Part 1 - Harin POV)
May I ? (Part 2 - Harin POV)
May I ? (Part 3 - Changsun POV)
May I ? (Part 4 - Harin & Changsun POV)
May I ? (Part 5 - Changsun POV)
May I ? (Part 6 - Harin & Changsun POV)
May I ? (Part 7 - Last Chapter - Changsun POV)


"Our Heartquake Story" Series (B.A.P Jung Daehyun cast) -FINISH- 
(Will continue with some sequels)
Our Heartquake Story : Crash
Our Heartquake Story : Stop It
Our Heartquake Story : Coma
Our Heartquake Story : What My Heart Tells Me to Do (Daehyun)
Our Heartquake Story : Rain Sound
Our Heartquake Story : It's All Lies
Our Heartquake Story : One Shot
Our Heartquake Story : Unbreakable
Our Heartquake Story : Secret Love (Last Chapter)

"Our Heartquake Story" sequel :
(1st Sequel) Our Heartquake Story : Everything is Pretty 
(2nd Sequel) Our Heartquake Story : Celebrate 
(3rd Sequel) Our Heartquake Story : Tonight  [M-Password Protected]
(4th Sequel) Our Heartquake Story : I Belong to You 

"Thank You and Goodbye" (B.A.P Yoo Youngjae cast) One Shot
Thank You and Goodbye 

"Rain Sound" Series (B.A.P Yoo Youngjae cast) Angst -DONE-
Rain Sound : First Meet 
Rain Sound : Raindrops
Rain Sound : Fall 
Rain Sound : Promise 
Rain Sound : Reality 
Rain Sound : Heartbreak 
Rain Sound : My Anchor 
Rain Sound : Last Farewell 
Rain Sound : Memories 


"Show You" (B.A.P Bang Youngguk cast) One Shot 
Show You  [M-Password Protected]

"Remaining Love" Series (B.A.P Yoo Youngjae cast) -ON GOING-
Remaining Love : I Shouldn't Say
Remaining Love : Tonight
Remaining Love : No Love
Remaining Love : Love is Coming

Happy reading ^^~~

22.9.13

Thank You and Goodbye

Ditulis oleh Aninditya di 9/22/2013 02:04:00 AM 1 komentar
Park Min Ah menatap layar televisi dan menghela nafas dalam. Kekasihnya baru saja membicarakan masa lalu dia di salah variety show. 

"Aku masih sangat menyukainya, sehingga aku ingin berbalikan padanya. Tetapi, saat itu Noona menolakku karena keadaan yang dirasa cukup berat baginya juga.”

Min Ah tahu pasti, siapa wanita yang Yoo Youngjae maksud di wawancara kali ini. Wanita itu Yoo Kang Mi, sunbaenim nya juga di sekolah yang sama. Min Ah merupakan hoobae bagi Youngjae dengan beda dua tahun lebih muda, sedangkan Kang Mi unnie merupakan sunbae bagi Youngjae dengan beda 2 tahun lebih tua. Memang saat Min Ah masuk ke sekolah itu, Kang Mi sudah lulus dan Youngjae saat itu berada di tingkat tiga. 

Min Ah menatap layar televisinya, memperhatikan baik-baik ekspresi Youngjae. Youngjae oppa, kau masih menyukai Kang Mi unnie bukan ? huh !! 

Memorinya melayang pada kejadian masa lalu.... 

“Kau gila Min Ah ya, kau tahu betul bukan bahwa sudah jadi rahasia umum jika Youngjae sunbaenim masih menyukai Yoo Kang Mi unnie ?” sahabatnya Kim Hye Ri memperingatkannya

“Tidak, aku tidak gila. Kang Mi sunbaenim sudah lulus dua tahun yang lalu. Youngjae oppa tidak mungkin masih menyukainya bukan ? Bayangkan Hye Ri ya, dua tahun adalah waktu yang lama bagi seseorang untuk melupakan patah hatinya.” 

“Tapi Min Ah ya, Kang Mi sunbaenim adalah cinta pertama Youngjae sunbaenim...”

“Youngjae oppa adalah cinta pertamaku Hye Ri ya. Aku akan mengutarakan perasaanku padanya.” 

Dan begitulah.. Youngjae menerima pernyataan cinta Min Ah saat itu juga. Min Ah tahu saat itu Youngjae pasti hanya menerimanya karena rasa kasihan. Tapi tak mengapa, seiring berjalannya waktu dia akan membuat Youngjae jatuh hati padanya.

Buktinya, sudah 3 tahun mereka menjalin hubungan. Selama itu pula, mereka merahasaiakan hubungan mereka dari para fans Youngjae yang semakin bertambah. Min Ah tersenyum, kekasihnya adalah salah satu member grup band B.A.P yang sedang naik daun. Karena kesibukan mereka dari awal debut hingga saat ini, mereka berdua jarang sekali bertemu. Bertemu pun hanya selama 1-2 jam dan itu di kafe dekat rumah Min Ah. Tapi hal itu sudah lebih dari cukup bagi Min Ah. Komunikasi mereka juga lancar, Youngjae selalu memberitahunya apa yang dia lakukan, sedang bersama siapa, dan sebagainya. Meskipun Min Ah pasti dapat dengan mudah mengetahui keadaannya -terimakasih buat para fans B.A.P- tapi Youngjae selalu memberitahunya terlebih dahulu. 

Sayangnya, tidak dengan akhir-akhir ini. Lebih tepatnya setelah B.A.P menyelesaikan konser tur mereka.

Min Ah meraih ponselnya, melihat percakapan terakhir dengan Youngjae di message nya. Tercatat 3 hari yang lalu Youngjae menjawab pesannya, itupun hanya sekedar “Aku sudah makan.” tanpa embel-embel apapun. Apalagi kata-kata “aku menyayangimu, jagiya.” yang sering dia lontarkan dulu. 

Min Ah mendengus kesal. Dia menekan speed dial nomor 3, ponsel Youngjae. Alih-alih dijawab oleh mesin penjawab telepon, panggilan Min Ah terputus begitu saja, mengindikasikan pemilik telepon memang sengaja memutus panggilannya. 

Maaf mengganggumu oppa, tapi aku benar-benar merindukanmu. Kau sedang apa ? Apa kau baik-baik saja ? Aku mengkhawatirkanmu. ­­­­­---- message sent.

Min Ah menunggu selama sejam setelah pesannya terkirim dan tentu saja, masih tak ada jawaban. Min Ah sangat kesal sekarang. Dia memutuskan berjalan-jalan sebentar menghirup udara malam Seoul sebelum kembali berlatih untuk drama musikalnya.

**** 

“Youngjae ya, neon nomu michinde.” Youngjae hanya melihat Daehyun yang sedang menatapnya tak percaya. Mereka saat ini sedang berada di kafe dekat gedung agensi mereka. Untung saja, kafe ini memiliki ruangan khusus untuk menjamin privasi tamunya, sehingga fans tidak diperbolehkan masuk ke dalam kafe.

“Kau sudah memiliki kekasih dan kau ingin bertemu dengan noona sunbaenim mu ? Memang cinta pertama tidak akan terlupakan, tapi apa kau tidak berpikir sedikit saja untuk menghargai perasaan Min Ah ssi ?” tipikal Daehyun, sangat cerewet. 

Youngjae hanya memainkan cangkir cappuccino nya. Kepalanya tertunduk. Dia sendiri merasa tindakan ini sudah gila. Tapi ada satu hal yang ingin dia pastikan. Ya, perasaannya. Variety show itu, dimana dia mengutarakan semua kisah cinta pertamanya membuatnya semakin mantap melakukan ini. Youngjae mengatakannya pada Daehyun, sahabatnya, bahwa hatinya masih sakit dan berdetak kencang ketika dia teringat dengan Yoo Kang Mi noona.

Ponsel Youngjae bergetar. Panggilan dari Park Min Ah. Daehyun juga melihatnya dan memberikan tatapan “angkat ponselmu” pada Youngjae. Tapi alih-alih mengangkatnya, Youngjae segera menekan tombol ends call. 

“Ya !! Kau... “ ujar Daehyun tak habis pikir dengan tindakan Youngjae. Ponsel Youngjae bergetar lagi, kali ini message yang masuk, dari Min Ah ssi. Youngjae membacanya tapi kemudian meletakkannya begitu saja.

“Sejak kapan kau menolak semua akses Min Ah ssi untuk menghubungimu ? huh ?” tak ada jawaban. Daehyun semakin kesal. 

“Aku tidak sedang berbicara dengan boneka bukan, Youngjae ya ? aku tidak tahu bagaimana perasaanmu saat ini, hal gila apa yang akan kau lakukan setelah ini dan bagaimana keadaan hubunganmu dengan Min Ah ssi. Tapi yang aku tahu, dengan tindakanmu ini kau sudah menyakiti hati kekasihmu Youngjae ya. Tolong tegaslah. Jangan permainkan perasaan wanita”

“Aku tahu.” hanya itu kata yag terlontar dari mulut Youngjae. 

“Terserah kau saja lah. Geurom, na galkke. Noona sunbaenimmu sudah datang.” Daehyun segera meninggalkan kafe, begitu dia melihat siluet wanita masuk ke dalam kafe menuju tempat mereka duduk.

**** 

Taksi Min Ah berhenti di depan kafe favoritnya. Kafe yang sebenarnya dekat dengan agensi TS Entertainment dimana Youngjae bernaung. Dia butuh secangkir espresso untuk membuatnya tetap terjaga setelah ini. Tempat latihan Min Ah memang tidak jauh dari gedung TS, selain itu dia juga menunggu partner latihannya di sini.

Min Ah saat itu memang memakai hoodie yang menutupi sebagian wajahnya, tujuannya untuk menghindari fans nya. Ya, Min Ah adalah seorang aktris. Meskipun masih 1 film yang dibintanginya, tapi film itu sukses di pasaran. Min Ah juga telah membintangi berbagai macam CF. 

Min Ah sedang tak ingin menggunakan private room. Lagipula toh malam ini, kafe sangat sepi. Dia membuka ponselnya, masih tak ada jawaban.

Secangkir espresso hangat telah tersedia tetapi partner latihannya belum juga datang menjemputnya. Min Ah mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kafe, sepi. Kemudian dia tersentak saat pintu private room terbuka. 

Min Ah segera merapatkan hoodie nya tetapi matanya awas menatap sosok yang keluar dr private room itu. Ya, siapa lagi jika bukan Yoo Youngjae, kekasihnya, yang mengejar Yoo Kang Mi. Min Ah mengepalkan tangannya. Oh.. jadi ini yang kau lakukan di belakangku Yoo Youngjae !! 

Pemandangan berikutnya sungguh membuat dirinya tercengang.

****

“Ada apa kau memanggilku Youngjae ya ?” ujar Kang Mi tanpa basa basi. 

Youngjae hanya mengepalkan tangannya. Ya, rasa itu masih ada. Youngjae masih menyimpan perasaan pada Kang Mi bahkan setelah bertahun-tahun berselang, dia masih belum bisa melupakan wanita itu.

“Noona... apa kau melihat ...” 

“Ya, aku menontonnya.” potong Kang Mi cepat.

“Noona... aku.. aku masih mencintaimu.” 

“Lalu ?” Kang Mi terlihat tak sabar.

“Aku ingin kita kembali seperti dulu noona.” 

“Youngjae ya, kita sudah memutuskan berpisah untuk mengejar mimpi kita masing-masing kan ? Dan sekarang ketika kamu sudah meraih mimpimu bukan berarti kita bisa bersama lagi. Kau harus memikirkan fans mu."

“Justru itu noona, aku merasa, aku berhak mendapatkan hal ini. Aku rasa fans ku pun akan setuju.” 

“Tidak semudah itu Yoo Youngjae, kau adalah seorang Idol.”

“Noona...”Youngjae menggenggam tangan Kang Mi. “Jebal, kembalilah padaku.” 

“Youngjae ssi, tolong pikirkan kembali perkataanmu dan perasaaanmu yang sebenarnya. Jongmal mianhamnida, aku tak bisa. Geurom.” Kang Mi beranjak dari tempak duduknya. Youngjae berusaha menahannya tapi Kang Mi tak menggubrisnya dan terus berjalan. Sesampainya di depan bar kafe, Youngjae menarik tangannya dan mencium Kang Mi tepat di bibir.

****
Damn you Yoo Youngjae !!! 

Hanya itu kata yang bisa dipikirkan Min Ah melihat pemandangan di depannya. Min Ah merunduk, tak sanggup bila melihat kejadian itu lebih lama lagi. Tapi kemudian dia mengangkat kepalanya lagi karena mendengar bunyi tamparan yang cukup keras.

“Micheosseo.” ujar Kang Mi penuh penekanan pada Youngjae dan dia segera pergi dari kafe itu, meninggalkan Youngjae yang tertunduk. Youngjae mengambil tempat duduk tak jauh dari bar dan menelepon seseorang. 

Min Ah tahu, Daehyun lah yang ia hubungi karena tak berapa lama, Daehyun memasuki kafe itu.

“Tsk, neo jinja paboya Yoo Youngjae.” ujarnya setelah ia memesan secangkir coklat panas pada pelayan kafe. 

“Tentu saja, dia akan menolakmu. Yoo Kang Mi masih seorang trainee, dia pasti akan mementingkan kariernya dibandingkan denganmu.”

“Tapi aku ingin mencoba.” 

“Mencoba ? Dengan menyakiti hati orang lain ?” Daehyun mendengus kesal, “Park Min Ah. Apa yang akan kau lakukan padanya ? Sia-sia saja selama ini kau bersama dengannya.”

“Min Ah bersedia menyembunyikan hubungannya denganmu, padahal kau tahu dia adalah seorang aktris pendatang baru yang sangat diperhitungkan. Bagaimana jika netizen mengetahui hal ini ? Tentu saja karier nya akan hancur. Tapi dia berani mengambil resiko ini karena ia sangat mencintaimu Youngjae. Dia berkorban demi kau.” 

Tak ada respon dari Youngjae.

Min Ah mengambil ponselnya, menekan nomor yang sudah dia hafal di luar kepala. 

“Angkat teleponnya.” ujar Daehyun ketika melihat panggilan masuk di ponsel Youngjae. Dengan malas, Youngjae mengangkatnya.

“Ne, Min Ah ya?” 

“Neo eodiya oppa ?”ujar Min Ah lirih.

“Aku sedang berlatih di ruang latihan TS Ent. Maaf Min Ah ya, aku sudah ditunggu team ku.” dan sambungan pun terputus. 

Sudah cukup !! 

Daehyun menatap Youngjae sebal. “Jika kau sudah tak mencintainya lagi, maka...” 

“Park Min Ah ssi, maaf kau harus menunggu lama.” ujar seorang wanita yang masuk ke kafe itu. Youngjae dan Daehyun langsung menoleh ke sumber suara dan melihat wanita yang sedari tadi memakai hoodie di ujung kafe, menurunkan hoodienya.

“Ne, gwenchana.” Min Ah menoleh ke bar, menatap Youngjae. Pias. “Aku justru berterima kasih padamu.” teman Min Ah hanya menatapnya heran. 

“Kajja.” ujar Min Ah singkat dan tak menoleh sama sekali pada seorang pria yang tertangkap basah berbohong di bar itu.

Tak berapa lama sebuah message masuk ke ponsel Youngjae. 

Terimakasih Yoo Youngjae, atas waktu sia-sia yang aku berikan padamu selama tiga tahun ini. Berbahagialah. Kita putus. 

Youngjae hanya mengacak rambutnya frustasi, karena ia baru saja menyadari,  dia sudah melepaskan sebuah cinta yang tulus padanya hanya demi ego sesaatnya.

cre picture : Just Youngjae

28.7.13

(4th Sequel) Our Heartquake Story : I Belong to You

Ditulis oleh Aninditya di 7/28/2013 03:03:00 AM 5 komentar

I am a man for you 
Even if I meet another women, there's no use
Yes, It has to be you
Open your heart I Belong to You
I tell you like this You know well that it has to be you for me
~~ MBLAQ I Belong to You 

“Euuhmmmm....” aku mengerjapkan mataku, matahari pagi Bali telah masuk melalui jendela yang terbuka tirainya.

“Akhirnya kau bangun juga tuan putri.” ujar seorang wanita. Aku cepat-cepat menoleh dan memekik kegirangan. Jung Sora ada disini !! Dia memelukku hangat. Kemudian aku menyadari sesuatu. Bukankah tadi malam aku dan Daehyun....

Refleks aku melihat tubuhku. Syukurlah, Daehyun telah memakaikan piyama hotel di tubuhku yang sebelumnya naked. Tetapi, pria itu tidak ada di kamar ini.

“Dimana Daehyun ?”

“Dia meeting dengan kontraktor resort pagi ini. Dia juga sudah berpesan padaku untuk mengantar tuan putri ini fitting gaun pengantin sekarang juga.”

“Mworago ? Aku tidak bisa.”

“Wae ? Berkas-berkasmu ? Daehyun sudah meminta Jongup memeriksanya dan sekarang asistenmu sedang dalam perjalanan menemui kontraktor bersama Daehyun.” Aku hanya mengangguk. Lagi-lagi Daehyun melakukan semuanya sendiri.

“Cepatlah bersiap-siap. Kau tidak ingin ditemukan oleh orang tuamu maupun orang tua Daehyun 
di kamar ini bukan. Lihat dirimu. Tak mungkin orang berpikir tidak terjadi sesuatu padamu dan Daehyun semalam. Lagipula mengingat hotel ini yang memiliki lounge kamar saling terpisah satu dengan lainnya... ” Sora terlihat puas dengan pernyataannya. Mukaku hanya memerah mendengarnya. Wanita ini memang...

Tunggu apa lagi ?” ujarnya.

“Arrasseo !!” aku segera berganti pakaian. Sora mengatakan, barang-barangku sudah dipindah ke kamarnya, sehingga aku langsung menuju ruangannya. Setelah aku membersihkan diri dan memakai pakaianku, aku mendapati orangtuaku dan orangtua Daehyun sudah berada di ruang tamu kamar Sora.

“Eomma !!” Aku menghambur ke pelukannya, kemudian memeluk appa ku yang memelukku lebih erat. Ekor mataku menangkap sebuah gaun berwarna putih di sudut ruangan. Aku melepas pelukan mereka dan berjalan menuju gaun itu. Dua orang stylist dan Jieun unnie menyambutku.

“Ini...indah sekali.” Tanganku menelusuri gaun yang akan aku kenakan besok. Gaun putih berpayet kristal dan mutiara. Aku tahu gaun ini adalah rancangan Jieun unnie yang diminta khusus oleh Daehyun. Jieun unnie terlihat puas dan mengatakan dia cukup kewalahan memenuhi permintaan Daehyun yang sangat detail. Stylist segera membantuku memakai gaunku, sedangkan Sora membantu menata rambutku.

“Aku sungguh tidak percaya wanita itu aku.” ujarku lirih melihat sosokku sendiri di cermin.

“Ya.. itu adalah kamu sayang. Putri Eomma satu-satunya yang akan menikah besok.” Aku merasa mataku memanas, air mata telah membasahi pipiku. Besok aku akan menikah, besok...

“Kami bersyukur mendapat menantu sebaik dan secantik dirimu.” ujar ibu Daehyun dan ayahnya, Jung Jihoon. Aku membungkuk hormat pada mereka berdua, kemudian memeluk ibu Daehyun.

“Panggil aku eommanim, arra ?” aku mengangguk mengiyakan.

Jung Jihoon terkekeh, “Aku mengirimmu kemari untuk bekerja tapi kalian justru melangsungkan pernikahan di sini. Mulai saat ini panggil aku abbeoji, Eunsoo –ya.” Aku tersenyum dan mengangguk pada atasan yang akan menjadi ayah mertuaku.

Sungguh, aku bahagia sekali saat ini. Makan siang kali ini terasa sangat menyenangkan karena orang tua kami langsung akrab. Kemudian ditambah keponakanku dan Daehyun yang baru saja tiba siang ini. Junhong terus bermain bersama Yoogeun dan aku terus mengawasi tingkah mereka berdua yang sangat menggemaskan. Hanya saja, Daehyun belum kembali dari meetingnya.

“Ahjummaaa....” Junhong menarik bajuku. “Aku ingin pipis.”

“Nee, sebentar ya.” aku melihat istri Yongguk oppa sedang mengobrol dengan Jieun unnie, sedang Yongguk oppa sedang asyik mengobrol dengan Byunghee oppa. Terpaksa, aku yang mengantar Junhong ke toilet.

Aku terus menerus mengecek ponselku selama menemani Junhong...  Sejak makan siang dimulai Daehyun tidak menjawab panggilanku, message ku juga tak di balasnya. Aku mulai khawatir. Kemana kau Daehyun –ah...

“Ahjumma... Igo Daehyun ahjussi majja ?” Aku mengikuti arah yang Junhong tunjukkan. Benar dia Daehyun, bersama...

“Junhong –ah, ahjumma ada urusan sebentar, Junhong bisa kembali ke restoran sendiri ?” Dia mengangguk mengiyakan. Setelah memastikan Junhong berlari ke arah yang benar, aku melangkahkan kakiku menuju tempat dimana Daehyun terakhir kali terlihat. Membuntutinya tentu saja.

Cukup lama aku membuntuti mereka, hingga pada akhirnya wanita itu, Choi Mirae dan calon suamiku memasuki sebuah lounge. Aku berindap-indap di samping jendela

“Jujur saja, kau masih menyukaiku bukan Daehyun-ah ? Apa kau ingin merasakan tubuh wanita lain sebelum menjamah tubuh istrimu ? Oh, apakah kau sudah menghamilinya sehingga kau melangsungkan pernikahan secepat mungkin ?”

Aku bisa merasakan darahku berdesir mendengarnya. Tak terasa tanganku terkepal, ingin rasanya aku menonjok wajah wanita itu sekarang.

“Apa kau ingin merasakan lagi malam ketika kau menyentuhku Daehyun –ah .” Deg !! Mwo ?

“Jangan bercanda, meskipun aku mabuk saat itu, aku tidak sudi menyentuhmu.”

“You got my point, kau mabuk saat itu dan kau tidak sadar apa yang kita lakukan.”

“Kau menjijikkan....” Sudah cukup !! Aku meninggalkan tempat itu segera. Sialan kau Jung Daehyun !!

Bisa aku dengar nada tinggi Daehyun pada wanita itu dan pintu yang terbanting dengan keras. Sepertinya Daehyun menyadari keberadaanku karena suara heels ku. Tapi aku tak peduli. Aku terus melangkahkan kakiku menjauhi tempat itu. Daehyun mengejarku.

“Eunsoo –ya.” Aku tidak menoleh sama sekali, dia terus berjalan. Daehyun akhirnya berhenti di depanku, dan aku hanya memberikan tatapanku yang paling membunuh. Kutepis tangannya dari pundakku.

“Eunsoo –ya, dengarkan  aku.” Aku tak mau tahu. Aku sendiri tidak tahu dengan pasti apa yang aku rasakan. Marah, frustasi, kecewa... aku hanya ingin sendiri.

“Jagiya.. jebal.” Aku menatapnya marah.

“Mwo ? Apa pembelaanmu kali ini Jung Daehyun? fakta bahwa kau pernah mabuk kemudian tidur bersamanya, huh ?”

"Jinja aninde."

"Aninde mwo ? Bahwa itu semua benar bukan ?" 

“Aisshh.” Daehyun menggenggam pergelanganku.

“Lepaskan aku Jung Daehyun !” Sekuat apapun aku meronta dia terus menarikku paksa ke arah kamar lounge nya. Area tanganku yang digenggamnya terasa panas. Daehyun memasukkan kartunya pada slot kunci pintu dengan mudah. Saat itulah aku berusaha menyentakkan tanganku tetapi tetap gagal.

“Diamlah.”

Dia menarikku masuk dan mendorongku hingga bersandar pada dinding, kemudian mengunci tubuhku. Jarak kami hanya beberapa senti.

“Appoo !!” aku berteriak, berusaha melepaskan diri darinya. Tapi Daehyun terus menahanku, menatap mataku dalam seperti binatang buas yang mendapat mangsanya. Satu tangannya menahan pergelangan tanganku di atas kepalaku.

“Dengarkan aku Eunsoo ya...”

“Sirheo !!”

“Dengarkan aku !!!” Daehyun meninju tembok di sebelah kananku. Aku seketika terdiam. Daehyun terengah-engah menahan kesabaran dalam dirinya. Kemudian dia merengkuh tengkukku dan mencium bibirku kasar. Aku masih meronta berusaha lepas darinya, tapi tak bisa. Lutut Daehyun ditopangkan di sebelah badanku sehingga aku benar-benar terkunci. Dia terus menciumku, tetapi aku menolak membuka bibirku. Daehyun frustasi. Dia menarik rambutku, membuatku menengadah. Perlakuannya memberikan akses mudah baginya karena aku sedikit membuka mulutku untuk berteriak. Tetapi teriakanku langsung terbungkam karena ciuman kasarnya.

Oh.. betapa aku sangat menyukai hal ini...

Daehyun terus menciumku, mengeksplorasi rongga mulutku dan mengabsen gigiku. Oh God !!! Aku harus mengakui aku menikmati hal ini. Aku menyerah dengan tubuhku dan mulai menikmati ciuman panasnya. Daehyun sudah tidak mencengkeram tanganku lagi. Tangannya menelusup ke tengkuk dan belakang kepalaku, membantunya memperdalam ciuman kami sedang tangan yang satunya terus memelukku.

Dan tanganku, tergantung lemas di pundak Daehyun...

“Mianhamnida, jongmal.” ujarnya di sela-sela ciuman kami. “Aku tidak melakukan apapun dengan Mirae. Aku dijebak. Aku bisa memberikanmu bukti jika kau menginginkannya.” Ciumannya sekarang terasa lembut. Aku menarik diriku darinya, pertahananku runtuh dan mulai menangis. Ketakutan melandaku. Sekarang aku tahu apa yang aku rasakan.

“Daehyun –ah, jebal... kajima.” aku memohon padanya. Tiba-tiba tubuhku terasa lemas. Aku terduduk di lantai. Daehyun segera berjongkok dihadapanku, kebingungan.

“Kajima....” seperti anak kecil yang ditinggal ibunya, aku menggenggam lengan Daehyun, masih menangis. Entahlah, aku sungguh tak ingin kehilangan pria ini lagi.

“Wae irreohkae jagiya ?” Daehyun menggendongku ala bridal style, aku langsung membenamkan wajahku pada bahunya. Dia mendudukkanku di sofa.

“Aku tidak akan meninggalkanmu jagiya. Ingatkah bahwa aku pernah bilang bahwa aku bisa gila jika harus berpisah denganmu ?”

“Please, trust me...” Daehyun mengelus lembut punggungku, memberikan sensai tenang dalam diriku. Aku menarik tubuhku, menatap matanya yang teduh menenangkanku.

“Aku... takut.” ujarku lirih. Daehyun menempelkan dahinya pada dahiku, menggenggam tanganku erat.

“Aku disini sayang, aku tidak akan kemana-mana selama kau di sisiku. Kau akan resmi menjadi istriku besok pagi, dan selamanya, kita akan terikat sampai Tuhan memisahkan kita dengan mautnya.”

Ketika akhirnya aku mengangguk dan tersenyum, Daehyun mencium keningku. Dia menarikku dalam pelukannya, membiarkanku bersandar pada bahu bidangnya. Dia terus mnepuk pelan bahuku hingga aku tertidur.

Keesokan paginya ....

“Eunsoo sayang, anakku.” Eomma tak henti-hentinya memberikan pelukan padaku. Matanya tergenang tetapi senyum terus tersungging di wajahnya. Appa, Yongguk oppa -yang menggendong Junhong- dan istrinya juga berada di ruang pengantin wanita.

“Aku masih tidak rela melepas adik cantikku ini untuk si bangsat Daehyun. Kau tidak menikah cepat-cepat karena.. eummm...” Yongguk terang-terangan menatap perutku. Aku menyadari maksudnya.

“Ya !! Oppa !! Igo aninde !” hardikku sambil memukul bahunya pelan. Dia hanya terkekeh.

“Junhong –ah, ahjumma yeppo ?” aku bertanya pada keponakanku yang masih berumur 4 tahun. Anak kecil itu langsung memberikan jempolnya padaku sedang tangan satunya masih memgang permen loli. Aku mengusap rambutnya gemas.

“Eunsoo –ya, Appa ingin cucu lagi, bolehkah ?” ujar Appa sambil tertawa terbahak-bahak.

“Appa !!!” aku hanya tersipu malu, sambil mengalungkan tanganku pada lengannya. Didepanku sekarang hanyalah sebuat pintu yang langsung menghadap ke arah pantai, pintu yang memisahkanku pada calon suamiku, Jung Daehyun. Aku gugup.  Mengetahui hal itu, appa menggenggam erat tanganku, menenangkan.

Pintu terbuka dan disanalah dia, dengan tuxedo putih dan dasi hitam, tersenyum menawan menyambutku di bawah kanopi putih dengan latar belakang langit Bali yang biru dan pasir putih yang indah.

~~~~ Daehyun .....
Aku tersenyum senang saat melihat calon istriku muncul di balik pintu itu dengan ayahnya. Dia cantik. Oh, aku tidak berlebihan dalam mengatakan hal ini bukan. Dia SELALU cantik dan sangat cantik ketika mengenakan gaun pengantin rancanganku. Aku tersenyum ketika mengingat aku tidak membuat satupun kissmark pada leher jenjangnya saat malam itu.

Aku menyambut tangan Eunsoo yang diserahkan langsung oleh ayahnya. Kubimbing dia menghadapku di bawah kanopi dan kugenggam tangannya mantap. Dia tersenyum.

I am, Jung Daehyun, I love you unconditionally and without hesitation. I vow to love you, encourage you, trust you, and respect you. As a family, we will create a home filled with learning, laughter, and compassion. I promise to work with you to foster and cherish a relationship of equality knowing that together we will build a life far better than either of us could imagine alone. Today, I choose you to be my wife. I accept you as you are, and I offer myself in return. I will care for you, stand beside you, and share with you all of life’s adversities and all of its joys from this day forward, and all the days of my life.” 

Aku mengucapkan janjiku dengan mantap, kepada wanita yang sangat aku cintai di hadapanku.
~~~~

I am, Lee Eunsoo. I take you as you are , loving who you are now and who you are yet to become. I promise to listen to you and learn from you, to support you and accept your support. I will celebrate your triumphs and mourn your losses as though they were my own. I will love you and have faith in your love for me, through all our years and all that life may bring us.”

Keluarga dan tamu yang hadir bersorak setelah aku menyelesaikan kalimatku. Aku sungguh terharu bahagia, dan tak terasa air mataku mengalir. Jung Daehyun, yang saat ini telah resmi menjadi suamiku, mendekat dan mencium bibirku lembut. Rasanya kakiku sangat lemas karena terlalu bahagia. Daehyun mengerti dan segera memeluk pinggangku erat. Prosesi pernikahan berlangsung cepat dan aku tak henti-hentinya tersenyum.

“Eunsoo –ya...” Daehyun meletakkan dagunya di atas bahuku yang terbuka. Dia memelukku dari belakang.

“Gomawo.. Jinja gomawo.” Kurasakan bibirnya mengecup bahuku singkat. Aku menyentuh wajahnya dengan tanganku dan kucium singkat bibirnya. Lagi, dia justru membenamkan wajahnya ke bahuku.

“Jung Daehyun, suamiku, Saranghae.” kugenggam tangannya erat, memastikan ini adalah nyata. Mimpi indahku yang telah menjadi kenyataan.

“Nado saranghamnida, my love.” ujarnya pelan sembari mengecup bibirku lembut.


END ~~
I really thank you with all of you who read and love this fanfiction :)
 

Annyeong to my crazy corner ! Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review