Like a fool like a coward
I couldn’t tell you I loved you
I know feel like I know about your love
The words “come back to me” ~~ B.A.P It's All Lies
Tidak
mungkin...
Untuk beberapa saat mereka saling bertatapan, sama-sama merasa
kaget. Daehyun cepat menguasai kecanggungan diantara mereka.
“Jongmal mianhamnida Eunsoo -ssi, lagi-lagi
membuat bajumu basah.” Daehyun membungkukkan badannya , mengambil handuk yang
tersampir di kursi Eunsoo dan segera beranjak pergi. Eunsoo cepat-cepat pulih
dari keterkejutannya.
“Daehyun-ah...” Daehyun tidak menoleh sedikitpun.
Kentara sekali dia ingin meghindari Eunsoo.
“Yaa !! JUNG DAEHYUN !!” merasa tidak digubris, Eunsoo
mengejar Daehyun, menarik tangannya. Daehyun menoleh, menatap Eunsoo tajam.
Aaa ettokhae
? Mwohaneungeonji ? Eunsoo tiba-tiba menjadi salah tingkah. Baru dia sadari
tinggi badannya hanya setinggi bahu Daehyun. Eunsoo perlahan-lahan melepas
genggamannya. Daehyun saat itu hanya bertelanjang dada... dan basah. Eunsoo
berusaha keras mengalihkan pikirannya ketika melihat badan Daehyun yang
terbentuk dengan baik itu.
“Wae geurae Lee Eunsoo ssi ?” ujar Daehyun dengan
penekanan pada namanya. Deg !! Sensasi
sakit apa ini ?
“Mian..” Suara Eunsoo tercekat dan terus menatap ujung sepatunya. Kata-kata yang dia ingin utarakan terasa susah sekali dikeluarkan. Wae Eunsoo ya ? Ini bukan dirimu.
“Mian..” Suara Eunsoo tercekat dan terus menatap ujung sepatunya. Kata-kata yang dia ingin utarakan terasa susah sekali dikeluarkan. Wae Eunsoo ya ? Ini bukan dirimu.
“Ahh.. temui aku 10 menit lagi di kafe hotel.
Kecuali jika kau ingin melihatku dalam keadaan seperti ini, Eunsoo ssi.” hati Eunsoo
mencelos. Daehyun segera menuju ruang ganti.
Kafe
hotel.....
“Wae geurae ?” tanya Daehyun cepat, begitu dia
duduk di kursi depan Eunsoo.
“Yaa !!! sudah berbulan-bulan kita tidak bertemu
dan responmu hanya seperti itu ? Huh !!”
“Ahh yee.. annyeonghaseyo Eunsoo ssi, lama tak
berjumpa. Apa kabar ? Sepertinya kau
baik-baik saja dan sedang berbahagia.” ujar Daehyun tersenyum sinis.
Eunsoo menahan kekesalan di dadanya. –ssi ? apa-apaan panggilan itu !! “Seharusnya
aku yang bertanya, wae geureoni ? kenapa kamu tidak memberiku kabar ? Aku...
aku...” Eunsoo tak bisa melanjutkan kata-katanya. Dia tahu dengan pasti kata
selanjutnya.
“Wae ? kenapa kau tidak melanjutkan kata-katamu ?”
Eunsoo terdiam, tangannya terkepal. Daehyun melanjutkan.
“Kau ingin mengatakan bahwa kau mengkhawatirkanku
? Atau malah ‘merindukanku’ ? Huh yang benar saja !!” Eunsoo tertegun, damn!! he’s right.
“Aku tahu bahwa kamu mencintai pria lain, Yoo
Youngjae. Pria yang saat ini menjadi kekasihmu. Aku juga tahu bahwa kau selalu
menyimpan bingkai foto kalian berdua di laci meja kantormu. Aku tahu....”
Daehyun menarik nafas sejenak, “bahwa kau tahu pasti, aku mencintaimu. Karena
itulah aku memilih untuk melepaskanmu.”
Eunsoo menatap mata Daehyun, hanya terlihat gurat
terluka dan kesedihan di sana.
“Dan sekarang, kau menahanku ? Kenapa tidak kau
biarkan saja aku ? Apa maumu Eunsoo ssi ? kau ingin menggoreskan luka lagi di
hatiku ? Memamerkan kemesraanmu dengan Youngjae di depanku ?” Tangan Daehyun
terkepal, menahan pedih di hatinya sendiri. Juga menahan perasaan ingin memiliki wanita itu lagi. She's not yours Daehyun !! Jongmal
mianhamnida Eunsoo-ya.
“Aku tidak bermaksud....”
“Geumanhaja... “ Daehyun tidak memberikan
kesempatan Eunsoo untuk berbicara, “Aku akan kembali ke Seoul besok siang. Aku
harap kamu menikmati liburanmu dan lebih menghormati kekasihmu dengan tidak bertemu
denganku lagi. Selamat tinggal Eunsoo –ya.” Daehyun beranjak pergi dari tempat
itu. Meninggalkan Eunsoo yang mati-matian menahan laju air matanya.
****
“Eunsoo –ya... nae wasseo..” ujar Youngjae ketika
tiba di kamar hotel malam harinya.
“Eo.. bagaimana pekerjaanmu ? lancar ?” ujar
Eunsoo membantu Youngjae membuka mantelnya. Salju turun malam ini di Osaka.
“Yep.. member B.A.P sangat kooperatif. Mereka
memang suka bermain-main tetapi bisa sangat serius ketika masuk ruang rekaman.”
Eunsoo tersenyum.
“Bam mokkosseo ?” tanya Youngjae. Eunsoo
menggeleng sembari melihat meja makan yang penuh dengan menu makan malam bagi
mereka berdua.
“Neon naega gidarilke. Jal mokja.” Eunsoo
menggandeng tangan Youngjae menuju meja makan. Tapi Youngjae malah menarik
tubuh Eunsoo mendekat. Menciumnya tepat di bibir. Eunsoo terkejut.
“Aku merindukanmu.” ujar Youngjae menatap mata
Eunsoo dalam. Memang ini bukan pertama kalinya mereka berciuman. Tapi Eunsoo
terkejut dengan sikap tiba-tiba Youngjae, dia tak pernah melakukan hal ini.
Youngjae mencoba mencium bibir Eunsoo sekali lagi, tetapi Eunsoo menolehkan
kepalanya.
“Youngjae-ya, nomu baegoppa. Jal mokja.” ujar
Eunsoo meninggalkan Youngjae yang tertegun.
Suasana makan malam terasa sangat canggung
awalnya, tapi Youngjae sangat pintar mencairkan suasana dan membuat suasana
makan malam yang canggung menjadi penuh tawa. Untuk sejenak, Eunsoo lupa akan
pertemuannya dengan Daehyun.
Eunsoo menatap pemandangan kota Osaka yang
tertutup salju ketika Youngjae memeluknya dari belakang, menaruh dagunya di
bahu Eunsoo.
“Jagiya, nomu bogoshippo.” Youngjae mencium bahu Eunsoo.
“Nado.” ujar Eunsoo singkat. Youngjae membalikkan
tubuh Eunsoo, memeluknya, menatap matanya dalam.
“Neo arra.... saranghae.” Youngjae mengecup pelan
kening Eunsoo, kelopak matanya yang terpejam, pipinya, puncak hidungnya dan
perlahan-lahan bibirnya. Lembut sekali, selayaknya boneka porselen. Tetapi
Eunsoo tidak membalas ciuman Youngjae, tidak juga melepas pelukannya. Youngjae
perlahan-lahan mencium leher jenjang Eunsoo, tanda bahwa Youngjae menginginkan
Eunsoo lebih. Eunsoo menggigit bibir bawahnya.
Hanya Daehyun, Jung Daehyun lah yang sekarang ada
dipikirannya. Sosok Daehyun dengan raut wajah terluka tadi siang. Hatinya
terasa sakit sekali.
“Hajima.” Eunsoo melepaskan diri dari pelukan Youngjae.
Youngjae menatapnya bingung.
“Wae ?”
“Uri... uri geuman kkeutnaeja. Heojyeo.” (let’s end this now. let’s break up)
“Mworago ? Wae ?” antara percaya dan tidak Youngjae
mencengkeram bahu Eunsoo yang hanya terdiam.
“Morreugesso. Aku.... ingin kita berpisah.”
“Geundae..
Saranghaeyo Eunsoo-ya, tak bisakah kamu tetap berada di sampingku ?” Youngjae
memohon.
Eunsoo menepis tangan Youngjae pada bahunya.
“Mianhae.”
Sebuah nama terlintas di pikiran Youngjae, “Kamu
mencintai pria bernama Jung Daehyun itu bukan ?”
Jantungnya berdetak sakit sekali ketika Youngjae
menyebutkan nama itu. Tetapi, itulah yang sebenarnya terjadi, Eunsoo tidak bisa
tulus mencintainya. Dia menyadari bahwa perasaannya terhadap Youngjae sekarang hanyalah
rasa sayang kepada sahabat, kepada kakak lelaki, bukan kepada seorang namja.
Air mata Eunsoo mengalir, mengingat kenyataan dia telah menyakiti Youngjae. Ya, kamu jahat sekali Eunsoo –ya. Pabo
yeoja. Berapa orang lagi yang harus sakit karenamu ?
“Mianhae... jongmal mianhamnida.”
Youngjae manatap Eunsoo nanar. “Karena itulah kamu
tidak pernah memanggilku ‘oppa’ ? Karena itulah kamu tidak pernah benar-benar
membuka hatimu padaku ?” Youngjae mengambil nafas, menekan puncak hidungnya,
menahan kesedihannya. Semuanya jelas sekarang.
“Apakah kamu menerimaku karena merasa kasihan
kepadaku ?” cecar Youngjae.
“Bukan begitu Youngjae –ya. Aku dulu mencintaimu,
sangat mencintaimu....”
“Dan tidak bisakah kau kembali mencintaiku seperti
dulu ?”
“Aku....”
Youngjae mendengus pelan, menarik pergelangan
Eunsoo dan memeluknya erat.
“Jebal....” Eunsoo merasakan bahu Youngjae
bergetar. “Kajima...Kajima Eunsoo –ya. Jebal kajima.” mendengar suara Youngjae
yang parau, Eunsoo menangis. Bukan karena dia ingin kembali pada Daehyun, toh
pria itu sudah tidak ingin bertemu dengannya. Tapi lebih karena dia tidak ingin
menyakiti hati Youngjae lebih dalam jika ia terus bersamanya. Youngjae adalah
pria yang sangat baik, tampan dan pandai. Eunsoo merasa tak pantas berdiri di
sampingnya.
“I can’t... Mianhamnida.” ujarnya pelan. Ya, biarlah pada akhirnya aku yang
menderita. Youngjae melepaskan pelukannya dan menggenggam bahu Eunsoo. Dia
tertunduk.
“Baiklah, jika itu memang yang kamu inginkan.
Tidurlah.” Youngjae menghapus air mata Eunsoo, mencium keningnya cukup lama,
dan Eunsoo merasakan bahwa bibir itu bergetar.
“Aku akan memesan satu tiket pesawat untukmu besok
siang.” Bahkan setelah Eunsoo memutuskannya, Youngjae masih memikirkan dirinya. Setelah mengatakan hal itu, Youngjae
mengambil mantelnya dan keluar entah kemana. Youngjae tidak kembali malam itu.
Eunsoo hanya menemukan tiket pesawat ke Seoul keesokan harinya yang diantar
oleh seorang pegawai hotel, dengan satu carik post-it.....
Leave me, don’t
love me, instead find someone who will love you
After you leave,
it might be hard and tiring for me, hurry, and live on forgetting me
You will be
happy, you are the prettiest of them all, I loved you so I know
Terimakasih
Eunsoo –ya
Air mata Eunsoo mengalir....
To be continued ~~~
Picture credit : Vocal & Visual
To be continued ~~~
Picture credit : Vocal & Visual