28.7.13

(4th Sequel) Our Heartquake Story : I Belong to You

Ditulis oleh Aninditya di 7/28/2013 03:03:00 AM 5 komentar

I am a man for you 
Even if I meet another women, there's no use
Yes, It has to be you
Open your heart I Belong to You
I tell you like this You know well that it has to be you for me
~~ MBLAQ I Belong to You 

“Euuhmmmm....” aku mengerjapkan mataku, matahari pagi Bali telah masuk melalui jendela yang terbuka tirainya.

“Akhirnya kau bangun juga tuan putri.” ujar seorang wanita. Aku cepat-cepat menoleh dan memekik kegirangan. Jung Sora ada disini !! Dia memelukku hangat. Kemudian aku menyadari sesuatu. Bukankah tadi malam aku dan Daehyun....

Refleks aku melihat tubuhku. Syukurlah, Daehyun telah memakaikan piyama hotel di tubuhku yang sebelumnya naked. Tetapi, pria itu tidak ada di kamar ini.

“Dimana Daehyun ?”

“Dia meeting dengan kontraktor resort pagi ini. Dia juga sudah berpesan padaku untuk mengantar tuan putri ini fitting gaun pengantin sekarang juga.”

“Mworago ? Aku tidak bisa.”

“Wae ? Berkas-berkasmu ? Daehyun sudah meminta Jongup memeriksanya dan sekarang asistenmu sedang dalam perjalanan menemui kontraktor bersama Daehyun.” Aku hanya mengangguk. Lagi-lagi Daehyun melakukan semuanya sendiri.

“Cepatlah bersiap-siap. Kau tidak ingin ditemukan oleh orang tuamu maupun orang tua Daehyun 
di kamar ini bukan. Lihat dirimu. Tak mungkin orang berpikir tidak terjadi sesuatu padamu dan Daehyun semalam. Lagipula mengingat hotel ini yang memiliki lounge kamar saling terpisah satu dengan lainnya... ” Sora terlihat puas dengan pernyataannya. Mukaku hanya memerah mendengarnya. Wanita ini memang...

Tunggu apa lagi ?” ujarnya.

“Arrasseo !!” aku segera berganti pakaian. Sora mengatakan, barang-barangku sudah dipindah ke kamarnya, sehingga aku langsung menuju ruangannya. Setelah aku membersihkan diri dan memakai pakaianku, aku mendapati orangtuaku dan orangtua Daehyun sudah berada di ruang tamu kamar Sora.

“Eomma !!” Aku menghambur ke pelukannya, kemudian memeluk appa ku yang memelukku lebih erat. Ekor mataku menangkap sebuah gaun berwarna putih di sudut ruangan. Aku melepas pelukan mereka dan berjalan menuju gaun itu. Dua orang stylist dan Jieun unnie menyambutku.

“Ini...indah sekali.” Tanganku menelusuri gaun yang akan aku kenakan besok. Gaun putih berpayet kristal dan mutiara. Aku tahu gaun ini adalah rancangan Jieun unnie yang diminta khusus oleh Daehyun. Jieun unnie terlihat puas dan mengatakan dia cukup kewalahan memenuhi permintaan Daehyun yang sangat detail. Stylist segera membantuku memakai gaunku, sedangkan Sora membantu menata rambutku.

“Aku sungguh tidak percaya wanita itu aku.” ujarku lirih melihat sosokku sendiri di cermin.

“Ya.. itu adalah kamu sayang. Putri Eomma satu-satunya yang akan menikah besok.” Aku merasa mataku memanas, air mata telah membasahi pipiku. Besok aku akan menikah, besok...

“Kami bersyukur mendapat menantu sebaik dan secantik dirimu.” ujar ibu Daehyun dan ayahnya, Jung Jihoon. Aku membungkuk hormat pada mereka berdua, kemudian memeluk ibu Daehyun.

“Panggil aku eommanim, arra ?” aku mengangguk mengiyakan.

Jung Jihoon terkekeh, “Aku mengirimmu kemari untuk bekerja tapi kalian justru melangsungkan pernikahan di sini. Mulai saat ini panggil aku abbeoji, Eunsoo –ya.” Aku tersenyum dan mengangguk pada atasan yang akan menjadi ayah mertuaku.

Sungguh, aku bahagia sekali saat ini. Makan siang kali ini terasa sangat menyenangkan karena orang tua kami langsung akrab. Kemudian ditambah keponakanku dan Daehyun yang baru saja tiba siang ini. Junhong terus bermain bersama Yoogeun dan aku terus mengawasi tingkah mereka berdua yang sangat menggemaskan. Hanya saja, Daehyun belum kembali dari meetingnya.

“Ahjummaaa....” Junhong menarik bajuku. “Aku ingin pipis.”

“Nee, sebentar ya.” aku melihat istri Yongguk oppa sedang mengobrol dengan Jieun unnie, sedang Yongguk oppa sedang asyik mengobrol dengan Byunghee oppa. Terpaksa, aku yang mengantar Junhong ke toilet.

Aku terus menerus mengecek ponselku selama menemani Junhong...  Sejak makan siang dimulai Daehyun tidak menjawab panggilanku, message ku juga tak di balasnya. Aku mulai khawatir. Kemana kau Daehyun –ah...

“Ahjumma... Igo Daehyun ahjussi majja ?” Aku mengikuti arah yang Junhong tunjukkan. Benar dia Daehyun, bersama...

“Junhong –ah, ahjumma ada urusan sebentar, Junhong bisa kembali ke restoran sendiri ?” Dia mengangguk mengiyakan. Setelah memastikan Junhong berlari ke arah yang benar, aku melangkahkan kakiku menuju tempat dimana Daehyun terakhir kali terlihat. Membuntutinya tentu saja.

Cukup lama aku membuntuti mereka, hingga pada akhirnya wanita itu, Choi Mirae dan calon suamiku memasuki sebuah lounge. Aku berindap-indap di samping jendela

“Jujur saja, kau masih menyukaiku bukan Daehyun-ah ? Apa kau ingin merasakan tubuh wanita lain sebelum menjamah tubuh istrimu ? Oh, apakah kau sudah menghamilinya sehingga kau melangsungkan pernikahan secepat mungkin ?”

Aku bisa merasakan darahku berdesir mendengarnya. Tak terasa tanganku terkepal, ingin rasanya aku menonjok wajah wanita itu sekarang.

“Apa kau ingin merasakan lagi malam ketika kau menyentuhku Daehyun –ah .” Deg !! Mwo ?

“Jangan bercanda, meskipun aku mabuk saat itu, aku tidak sudi menyentuhmu.”

“You got my point, kau mabuk saat itu dan kau tidak sadar apa yang kita lakukan.”

“Kau menjijikkan....” Sudah cukup !! Aku meninggalkan tempat itu segera. Sialan kau Jung Daehyun !!

Bisa aku dengar nada tinggi Daehyun pada wanita itu dan pintu yang terbanting dengan keras. Sepertinya Daehyun menyadari keberadaanku karena suara heels ku. Tapi aku tak peduli. Aku terus melangkahkan kakiku menjauhi tempat itu. Daehyun mengejarku.

“Eunsoo –ya.” Aku tidak menoleh sama sekali, dia terus berjalan. Daehyun akhirnya berhenti di depanku, dan aku hanya memberikan tatapanku yang paling membunuh. Kutepis tangannya dari pundakku.

“Eunsoo –ya, dengarkan  aku.” Aku tak mau tahu. Aku sendiri tidak tahu dengan pasti apa yang aku rasakan. Marah, frustasi, kecewa... aku hanya ingin sendiri.

“Jagiya.. jebal.” Aku menatapnya marah.

“Mwo ? Apa pembelaanmu kali ini Jung Daehyun? fakta bahwa kau pernah mabuk kemudian tidur bersamanya, huh ?”

"Jinja aninde."

"Aninde mwo ? Bahwa itu semua benar bukan ?" 

“Aisshh.” Daehyun menggenggam pergelanganku.

“Lepaskan aku Jung Daehyun !” Sekuat apapun aku meronta dia terus menarikku paksa ke arah kamar lounge nya. Area tanganku yang digenggamnya terasa panas. Daehyun memasukkan kartunya pada slot kunci pintu dengan mudah. Saat itulah aku berusaha menyentakkan tanganku tetapi tetap gagal.

“Diamlah.”

Dia menarikku masuk dan mendorongku hingga bersandar pada dinding, kemudian mengunci tubuhku. Jarak kami hanya beberapa senti.

“Appoo !!” aku berteriak, berusaha melepaskan diri darinya. Tapi Daehyun terus menahanku, menatap mataku dalam seperti binatang buas yang mendapat mangsanya. Satu tangannya menahan pergelangan tanganku di atas kepalaku.

“Dengarkan aku Eunsoo ya...”

“Sirheo !!”

“Dengarkan aku !!!” Daehyun meninju tembok di sebelah kananku. Aku seketika terdiam. Daehyun terengah-engah menahan kesabaran dalam dirinya. Kemudian dia merengkuh tengkukku dan mencium bibirku kasar. Aku masih meronta berusaha lepas darinya, tapi tak bisa. Lutut Daehyun ditopangkan di sebelah badanku sehingga aku benar-benar terkunci. Dia terus menciumku, tetapi aku menolak membuka bibirku. Daehyun frustasi. Dia menarik rambutku, membuatku menengadah. Perlakuannya memberikan akses mudah baginya karena aku sedikit membuka mulutku untuk berteriak. Tetapi teriakanku langsung terbungkam karena ciuman kasarnya.

Oh.. betapa aku sangat menyukai hal ini...

Daehyun terus menciumku, mengeksplorasi rongga mulutku dan mengabsen gigiku. Oh God !!! Aku harus mengakui aku menikmati hal ini. Aku menyerah dengan tubuhku dan mulai menikmati ciuman panasnya. Daehyun sudah tidak mencengkeram tanganku lagi. Tangannya menelusup ke tengkuk dan belakang kepalaku, membantunya memperdalam ciuman kami sedang tangan yang satunya terus memelukku.

Dan tanganku, tergantung lemas di pundak Daehyun...

“Mianhamnida, jongmal.” ujarnya di sela-sela ciuman kami. “Aku tidak melakukan apapun dengan Mirae. Aku dijebak. Aku bisa memberikanmu bukti jika kau menginginkannya.” Ciumannya sekarang terasa lembut. Aku menarik diriku darinya, pertahananku runtuh dan mulai menangis. Ketakutan melandaku. Sekarang aku tahu apa yang aku rasakan.

“Daehyun –ah, jebal... kajima.” aku memohon padanya. Tiba-tiba tubuhku terasa lemas. Aku terduduk di lantai. Daehyun segera berjongkok dihadapanku, kebingungan.

“Kajima....” seperti anak kecil yang ditinggal ibunya, aku menggenggam lengan Daehyun, masih menangis. Entahlah, aku sungguh tak ingin kehilangan pria ini lagi.

“Wae irreohkae jagiya ?” Daehyun menggendongku ala bridal style, aku langsung membenamkan wajahku pada bahunya. Dia mendudukkanku di sofa.

“Aku tidak akan meninggalkanmu jagiya. Ingatkah bahwa aku pernah bilang bahwa aku bisa gila jika harus berpisah denganmu ?”

“Please, trust me...” Daehyun mengelus lembut punggungku, memberikan sensai tenang dalam diriku. Aku menarik tubuhku, menatap matanya yang teduh menenangkanku.

“Aku... takut.” ujarku lirih. Daehyun menempelkan dahinya pada dahiku, menggenggam tanganku erat.

“Aku disini sayang, aku tidak akan kemana-mana selama kau di sisiku. Kau akan resmi menjadi istriku besok pagi, dan selamanya, kita akan terikat sampai Tuhan memisahkan kita dengan mautnya.”

Ketika akhirnya aku mengangguk dan tersenyum, Daehyun mencium keningku. Dia menarikku dalam pelukannya, membiarkanku bersandar pada bahu bidangnya. Dia terus mnepuk pelan bahuku hingga aku tertidur.

Keesokan paginya ....

“Eunsoo sayang, anakku.” Eomma tak henti-hentinya memberikan pelukan padaku. Matanya tergenang tetapi senyum terus tersungging di wajahnya. Appa, Yongguk oppa -yang menggendong Junhong- dan istrinya juga berada di ruang pengantin wanita.

“Aku masih tidak rela melepas adik cantikku ini untuk si bangsat Daehyun. Kau tidak menikah cepat-cepat karena.. eummm...” Yongguk terang-terangan menatap perutku. Aku menyadari maksudnya.

“Ya !! Oppa !! Igo aninde !” hardikku sambil memukul bahunya pelan. Dia hanya terkekeh.

“Junhong –ah, ahjumma yeppo ?” aku bertanya pada keponakanku yang masih berumur 4 tahun. Anak kecil itu langsung memberikan jempolnya padaku sedang tangan satunya masih memgang permen loli. Aku mengusap rambutnya gemas.

“Eunsoo –ya, Appa ingin cucu lagi, bolehkah ?” ujar Appa sambil tertawa terbahak-bahak.

“Appa !!!” aku hanya tersipu malu, sambil mengalungkan tanganku pada lengannya. Didepanku sekarang hanyalah sebuat pintu yang langsung menghadap ke arah pantai, pintu yang memisahkanku pada calon suamiku, Jung Daehyun. Aku gugup.  Mengetahui hal itu, appa menggenggam erat tanganku, menenangkan.

Pintu terbuka dan disanalah dia, dengan tuxedo putih dan dasi hitam, tersenyum menawan menyambutku di bawah kanopi putih dengan latar belakang langit Bali yang biru dan pasir putih yang indah.

~~~~ Daehyun .....
Aku tersenyum senang saat melihat calon istriku muncul di balik pintu itu dengan ayahnya. Dia cantik. Oh, aku tidak berlebihan dalam mengatakan hal ini bukan. Dia SELALU cantik dan sangat cantik ketika mengenakan gaun pengantin rancanganku. Aku tersenyum ketika mengingat aku tidak membuat satupun kissmark pada leher jenjangnya saat malam itu.

Aku menyambut tangan Eunsoo yang diserahkan langsung oleh ayahnya. Kubimbing dia menghadapku di bawah kanopi dan kugenggam tangannya mantap. Dia tersenyum.

I am, Jung Daehyun, I love you unconditionally and without hesitation. I vow to love you, encourage you, trust you, and respect you. As a family, we will create a home filled with learning, laughter, and compassion. I promise to work with you to foster and cherish a relationship of equality knowing that together we will build a life far better than either of us could imagine alone. Today, I choose you to be my wife. I accept you as you are, and I offer myself in return. I will care for you, stand beside you, and share with you all of life’s adversities and all of its joys from this day forward, and all the days of my life.” 

Aku mengucapkan janjiku dengan mantap, kepada wanita yang sangat aku cintai di hadapanku.
~~~~

I am, Lee Eunsoo. I take you as you are , loving who you are now and who you are yet to become. I promise to listen to you and learn from you, to support you and accept your support. I will celebrate your triumphs and mourn your losses as though they were my own. I will love you and have faith in your love for me, through all our years and all that life may bring us.”

Keluarga dan tamu yang hadir bersorak setelah aku menyelesaikan kalimatku. Aku sungguh terharu bahagia, dan tak terasa air mataku mengalir. Jung Daehyun, yang saat ini telah resmi menjadi suamiku, mendekat dan mencium bibirku lembut. Rasanya kakiku sangat lemas karena terlalu bahagia. Daehyun mengerti dan segera memeluk pinggangku erat. Prosesi pernikahan berlangsung cepat dan aku tak henti-hentinya tersenyum.

“Eunsoo –ya...” Daehyun meletakkan dagunya di atas bahuku yang terbuka. Dia memelukku dari belakang.

“Gomawo.. Jinja gomawo.” Kurasakan bibirnya mengecup bahuku singkat. Aku menyentuh wajahnya dengan tanganku dan kucium singkat bibirnya. Lagi, dia justru membenamkan wajahnya ke bahuku.

“Jung Daehyun, suamiku, Saranghae.” kugenggam tangannya erat, memastikan ini adalah nyata. Mimpi indahku yang telah menjadi kenyataan.

“Nado saranghamnida, my love.” ujarnya pelan sembari mengecup bibirku lembut.


END ~~
I really thank you with all of you who read and love this fanfiction :)

12.7.13

Remaining Love : I Shouldn't Say

Ditulis oleh Aninditya di 7/12/2013 01:13:00 AM 2 komentar

Tittle :: Remaining Love
Length :: Chapter, Songfict
Genre :: Romance, AU, Family
Rating :: M 
 
Main Cast ::
Lee Minjoo (OC/Readers)
Yoo Youngjae B.A.P

Support Cast ::
Lee Changsun (Lee Joon MBLAQ)
Jung Daehyun B.A.P
Lee Eunsoo (OC)

I’ll send you away, you can leave me
I know that I will regret
Because you were the only one hurting for such a long time
Now be happy without me
Hurry and go, A girl like you doesn’t belong by my side

It’s over....

Youngjae menahan pedih saat hatinya mengatakan hal itu. Dia terduduk di depan meja kerjanya di studio Osaka ini. Kosong, hanya ada dia. Dia baru saja memesankan tiket pesawat untuk Eunsoo dan meminta pelayan hotel mengantarkan keesokan paginya.

Berkali-kali dia bertanya kepada dirinya sendiri, mengapa dia begitu mudahnya melepaskan Eunsoo ? Berkali-kali pula dia ingin kembali ke hotel saat ini dan memohon pada wanita itu untuk memberikan kesempatan bagi Youngjae. Tapi kemudian Youngjae tersadar, meskipun Eunsoo menerima dirinya kembali, Eunsoo tidak akan bahagia. Hati Eunsoo sekarang sepenuhnya milik Daehyun.

Dia tidak menyalahkan Eunsoo. Tidak. Ini murni justru kesalahannya sendiri. Salah dia lah, kenapa sejak awal dia tidak membalas perasaan Eunsoo saat kuliah dulu. Dan sekarang, saat Eunsoo mulai dekat dengan Daehyun, dia hadir dalam hidup wanita itu dan justru mengacaukan segalanya. Sudah terlambat sekarang, Youngjae-ya.

****

Ugghhh... Youngjae terbangun keesokan paginya di studio. Masih didepan meja kerjanya. Aroma kopi perlahan-lahan merasuki hidungnya. Dia menyadari didepannya sekarang ada segelas kopi hangat. Dia juga merasakan ada selimut melorot dari bahunya.

“Kau sudah bangun Yongjae ssi ?” ujar suara manis dari belakang, Youngjae menoleh. Lee Minjoo menatapnya sambil memainkan gelas kopinya sendiri. Sebuah novel terbuka di tangan satunya. Youngjae mengangguk.

“Sejak kapan kau disini ?” tanya Youngjae.

“Sejak semalam. Aku ingin mencoba mengaransemen lagu milikku, tetapi justru mendapati dirimu yang tertidur.” Minjoo tersenyum. “Minumlah.”
 
Youngjae mengangguk, mengucapkan terimakasih singkat. Dia menghirup minumannya. Bukan kopi ternyata, tetapi coklat hangat. Youngjae teringat sesuatu, bukankah Minjoo ini...

“Geundae, Minjoo ssi, kau tadi mengatakan kau ingin mengaransemen lagumu ?” wajah Minjoo tiba-tiba memerah. Dia terlihat menimbang-nimbang sesuatu.

“Eummm...  Youngjae ssi... aku mohon jangan bilang hal ini kepada oppa, yaa ? Lucu memang seorang model sepertiku tertarik dengan musik seperti ini. Jebal, jangan katakan kepada Changsun oppa, arra ?” wajah Minjoo terlihat khawatir. Youngjae bangkit, mengusap kepala Minjoo. Dia adalah adik dari sunbaenimnya di kampus, Lee Changsun, oleh karena itu Minjoo cukup dekat dengannya.

“Arrasseo...” Minjoo tersenyum lega. “Jadi kau diam-diam menyusup masuk ke studio milik kakakmu ini untuk melakukan itu ? Kenapa kau tidak mengatakan terus terang kepada Changsun hyung ?”

“Oppa pasti akan menertawakanku. Lagipula, aku di Osaka selain untuk berlibur dan menemaninya juga ada jadwal fashion show sebentar lagi. Kau tahu sendiri oppa sangat cerewet mengenai jadwalku. Untungnya sekarang Changsun oppa sedang berada di Tokyo.” ujar Minjoo bersungut-sungut. Youngjae hanya tertawa.

“Yongjae ssi, kenapa kau ada di studio ?” Minjoo balik bertanya.

“Hanya ingin disini malam ini.” ujar Youngjae singkat. Minjoo dapat merasakan ada kebohongan dan kesedihan dalam nada suaranya. Beberapa hari yang lalu dia melihat Youngjae dijemput oleh kekasihnya di studio. Aneh jika saat ini dia ingin menghabiskan malam di studio. Apakah mereka...

Minjoo cepat-cepat menghapus pikiran itu dari otaknya. Yaa !! hajima Minjoo –yaa. Mereka sangat serasi. Kau tahu dimana posisimu kan ?
Hati Minjoo tiba-tiba merasa sakit. Dia memang diam-diam... menyukai Yoo Youngjae. Minjoo memperhatikan Youngjae yang mulai menyalakan komputer studio. Ada yang aneh ...

“Youngjae ssi... “

“Eumm ?”

“Kenalkan aku pada kekasihmu.” Youngjae tiba-tiba terpaku, tak lama, dia mulai membuka program musik yang dia gubah. Tanpa menoleh pada Minjoo.

“Sayangnya, saat ini dia sedang bersiap-siap kembali ke Seoul.” ujar Youngjae datar.

“Eummmm... apa terjadi sesuatu ?” Youngjae berbalik menatapnya, sorot matanya datar, tetapi  wajahnya tersenyum terpaksa.

“Changsun hyung baru saja mengabariku dia sedang dalam perjalanan ke Osaka, apa kau tidak keberatan jika dia menemukanmu disini ?”

“Mwo ??” Minjoo cepat-cepat mengecek ponselnya. Benar, 5 misscall dari Changsun dan 3 sms mengatakan bahwa dia.... sudah di rumah. Aiisshh !!!

“Ugh, nae galkke Youngjae ssi.” ujar Minjoo cepat sambil menyambar kunci mobil dan mantelnya. Youngjae mengangguk dan hanya menatap wanita itu. Bayangan Eunsoo kembali menyusup di pikirannya.

*****

“Changsun oppa menyebalkan !!!”

Minjoo mengumpat sepanjang perjalanan ke bandara Internasional Kansai. Changsun mengirimnya kembali ke Seoul karena Minjoo menghilang saat dia sedang di Tokyo. Manajer Minjoo pun tidak bisa berkutik dan terpaksa membatalkan fashion show Minjoo akhir minggu ini. Untungnya rekan Minjoo bisa menggantikannya, sehingga mereka tidak diharuskan membayar ganti rugi.

Changsun memang sangat protektif padanya, dia memang menderita sister-complex. Huh !! padahal dia sudah memiliki istri. Sedangkan aku ?? berkencan saja tidak boleh. Oppa menyebalkan !!!

Minjoo sedang menunggu pada lobi bandara ketika matanya menatap sosok wanita yang dikenalnya, Lee Eunsoo. Yah... tidak ada salahnya berkenalan bukan ?

Annyeong, Lee Eunsoo majja ?” wanita yang disapanya menoleh. Eunsoo mengenakan kacamata hitam saat itu.

“Majjayo, geundae nugusseumnida ?” Minjoo duduk di sebelah Eunsoo.

“Naneun Lee Minjoo imnida.” ujarnya sambil mengulurkan tangannya yang disambut hangat oleh Eunsoo, dia tersenyum. “Aku adik dari Lee Changsun, pemilik studio tempat Yoo Youngjae bekerja di Osaka.”

“Eo.. geurasseo.” Minjoo menyadari, ekspresi wajah Eunsoo sedikit berubah saat dia menyebut nama Youngjae tadi.

“Boleh aku menemanimu selama penerbangan ke Seoul ?” ujar Minjoo.

“Tentu saja, mengapa aku harus menolakmu ?” ujarnya hangat.

“Aaa gomapta. Senang berkenalan denganmu.”

Lee Eunsoo sangat menyenangkan. Eunsoo bahkan meminta penumpang lain untuk bertukar kursi agar dia bisa duduk di sebelah Minjoo di pesawat. Dalam sekejap saja mereka layaknya sahabat yang sudah lama tak bertemu. Fashion, makanan, musik, apapun ternyata mereka memiliki selera yang sama. Youngjae ssi, you’re really lucky.

“Aku meminta Youngjae pagi ini untuk mengenalkan kekasihnya dan ternyata justru aku berkenalan sendiri denganmu. Youngjae sungguh beruntung memiliki kekasih secantik dirimu.” Minjoo tulus memuji Eunsoo.

“Aahh geuraesso...” Eunsoo tersenyum simpul. “Aku yang terlalu beruntung mendapatkannya. Kami sudah tidak bersama lagi.”

Minjoo menatap Eunsoo tak percaya. “Heee geotjimal.” tepat saat itu, Eunsoo melepas kacamatanya. Matanya bengkak. Dia tertunduk.

“Yah begitulah adanya.” Minjoo tiba-tiba teringat dengan ekspresi wajah Youngjae tadi pagi.

“Mianhada.”

“Wae ?”

“Eunsoo –ya mianhada.”

“Ya !! kau menakutiku.. wae ?”

“Aku... aku menyukai Yoo Youngjae.” kali ini Eunsoo menatapnya. “Bolehkah... aku lebih menyukainya.” Ini gila Minjoo-ya, kau gila  !!

“Kau... apakah ini tujuan awalmu saat berkenalan denganku ?” Eunsoo bertanya curiga.

“Ani, jinja aninde. Aku sungguh murni ingin berkenalan denganmu. Aku tidak memiliki maksud untuk mengambil Youngjae dari sisimu jika kalian masih bersama. Aku bahkan bersyukur jika kalian tetap bersama.”

Eunsoo menatap mata Minjoo, dia tidak berbohong. Perlahan-lahan dia tersenyum.

“Aku sungguh berharap, Youngjae menyukaimu juga Minjoo –ya. Aku sudah tidak punya hak lagi atas dirinya.”

Minjoo memeluk Eunsoo, “Gomawo.”

Lee Eunsoo menceritakan mengapa dia putus dengan Youngjae. Dia terus mengatakan ini salahnya karena menyukai pria lain. Tetapi Minjoo tidak merasa demikian. Eunsoo justru sangat berani, dia telah menyelamatkan Youngjae dari kemungkinan sakit hati yang lebih dalam. Dan juga, toh Eunsoo tidak berselingkuh bukan ?

“Geundae Minjoo –ya, FIGHTING !! “ ujarnya saat mereka harus berpisah di Seoul.

“Neo ddo, Fighting !!” ujar Minjoo. Semoga kau tidak terus berpikir bahwa ini salahmu Eunsoo-ya.

To be continued ~~~
credit : as tagged
lyric : MBLAQ I Shouldn't Say
 
Annyeong Annyeong Annyeong !!!! Kembali lagi dengan author cantik nan kece *hoeekk*
Pertama-tama, marilah saya meminta maaf kembali kepada My absolute forever heroes MBLAQ oppadeul karena kembali salah satu A+mu ini meleng dan berimajinasi tentang pria lain TT (salah siapa kalo ngebayangin kalian yang ada malah ngakak ga bisa berenti ?? xD
Kedua, sebenernya ide cerita nya ga jauh dari fanfiction author yang Our Heartquake Story itu, ada hubungannya deh. Dan bagi yang belum baca, silahkan ke home buat liat list nya yaa :D *promosi sekalian*
ENJOY (^-^)b
 

Annyeong to my crazy corner ! Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review