28.7.13

(4th Sequel) Our Heartquake Story : I Belong to You

Ditulis oleh Aninditya di 7/28/2013 03:03:00 AM

I am a man for you 
Even if I meet another women, there's no use
Yes, It has to be you
Open your heart I Belong to You
I tell you like this You know well that it has to be you for me
~~ MBLAQ I Belong to You 

“Euuhmmmm....” aku mengerjapkan mataku, matahari pagi Bali telah masuk melalui jendela yang terbuka tirainya.

“Akhirnya kau bangun juga tuan putri.” ujar seorang wanita. Aku cepat-cepat menoleh dan memekik kegirangan. Jung Sora ada disini !! Dia memelukku hangat. Kemudian aku menyadari sesuatu. Bukankah tadi malam aku dan Daehyun....

Refleks aku melihat tubuhku. Syukurlah, Daehyun telah memakaikan piyama hotel di tubuhku yang sebelumnya naked. Tetapi, pria itu tidak ada di kamar ini.

“Dimana Daehyun ?”

“Dia meeting dengan kontraktor resort pagi ini. Dia juga sudah berpesan padaku untuk mengantar tuan putri ini fitting gaun pengantin sekarang juga.”

“Mworago ? Aku tidak bisa.”

“Wae ? Berkas-berkasmu ? Daehyun sudah meminta Jongup memeriksanya dan sekarang asistenmu sedang dalam perjalanan menemui kontraktor bersama Daehyun.” Aku hanya mengangguk. Lagi-lagi Daehyun melakukan semuanya sendiri.

“Cepatlah bersiap-siap. Kau tidak ingin ditemukan oleh orang tuamu maupun orang tua Daehyun 
di kamar ini bukan. Lihat dirimu. Tak mungkin orang berpikir tidak terjadi sesuatu padamu dan Daehyun semalam. Lagipula mengingat hotel ini yang memiliki lounge kamar saling terpisah satu dengan lainnya... ” Sora terlihat puas dengan pernyataannya. Mukaku hanya memerah mendengarnya. Wanita ini memang...

Tunggu apa lagi ?” ujarnya.

“Arrasseo !!” aku segera berganti pakaian. Sora mengatakan, barang-barangku sudah dipindah ke kamarnya, sehingga aku langsung menuju ruangannya. Setelah aku membersihkan diri dan memakai pakaianku, aku mendapati orangtuaku dan orangtua Daehyun sudah berada di ruang tamu kamar Sora.

“Eomma !!” Aku menghambur ke pelukannya, kemudian memeluk appa ku yang memelukku lebih erat. Ekor mataku menangkap sebuah gaun berwarna putih di sudut ruangan. Aku melepas pelukan mereka dan berjalan menuju gaun itu. Dua orang stylist dan Jieun unnie menyambutku.

“Ini...indah sekali.” Tanganku menelusuri gaun yang akan aku kenakan besok. Gaun putih berpayet kristal dan mutiara. Aku tahu gaun ini adalah rancangan Jieun unnie yang diminta khusus oleh Daehyun. Jieun unnie terlihat puas dan mengatakan dia cukup kewalahan memenuhi permintaan Daehyun yang sangat detail. Stylist segera membantuku memakai gaunku, sedangkan Sora membantu menata rambutku.

“Aku sungguh tidak percaya wanita itu aku.” ujarku lirih melihat sosokku sendiri di cermin.

“Ya.. itu adalah kamu sayang. Putri Eomma satu-satunya yang akan menikah besok.” Aku merasa mataku memanas, air mata telah membasahi pipiku. Besok aku akan menikah, besok...

“Kami bersyukur mendapat menantu sebaik dan secantik dirimu.” ujar ibu Daehyun dan ayahnya, Jung Jihoon. Aku membungkuk hormat pada mereka berdua, kemudian memeluk ibu Daehyun.

“Panggil aku eommanim, arra ?” aku mengangguk mengiyakan.

Jung Jihoon terkekeh, “Aku mengirimmu kemari untuk bekerja tapi kalian justru melangsungkan pernikahan di sini. Mulai saat ini panggil aku abbeoji, Eunsoo –ya.” Aku tersenyum dan mengangguk pada atasan yang akan menjadi ayah mertuaku.

Sungguh, aku bahagia sekali saat ini. Makan siang kali ini terasa sangat menyenangkan karena orang tua kami langsung akrab. Kemudian ditambah keponakanku dan Daehyun yang baru saja tiba siang ini. Junhong terus bermain bersama Yoogeun dan aku terus mengawasi tingkah mereka berdua yang sangat menggemaskan. Hanya saja, Daehyun belum kembali dari meetingnya.

“Ahjummaaa....” Junhong menarik bajuku. “Aku ingin pipis.”

“Nee, sebentar ya.” aku melihat istri Yongguk oppa sedang mengobrol dengan Jieun unnie, sedang Yongguk oppa sedang asyik mengobrol dengan Byunghee oppa. Terpaksa, aku yang mengantar Junhong ke toilet.

Aku terus menerus mengecek ponselku selama menemani Junhong...  Sejak makan siang dimulai Daehyun tidak menjawab panggilanku, message ku juga tak di balasnya. Aku mulai khawatir. Kemana kau Daehyun –ah...

“Ahjumma... Igo Daehyun ahjussi majja ?” Aku mengikuti arah yang Junhong tunjukkan. Benar dia Daehyun, bersama...

“Junhong –ah, ahjumma ada urusan sebentar, Junhong bisa kembali ke restoran sendiri ?” Dia mengangguk mengiyakan. Setelah memastikan Junhong berlari ke arah yang benar, aku melangkahkan kakiku menuju tempat dimana Daehyun terakhir kali terlihat. Membuntutinya tentu saja.

Cukup lama aku membuntuti mereka, hingga pada akhirnya wanita itu, Choi Mirae dan calon suamiku memasuki sebuah lounge. Aku berindap-indap di samping jendela

“Jujur saja, kau masih menyukaiku bukan Daehyun-ah ? Apa kau ingin merasakan tubuh wanita lain sebelum menjamah tubuh istrimu ? Oh, apakah kau sudah menghamilinya sehingga kau melangsungkan pernikahan secepat mungkin ?”

Aku bisa merasakan darahku berdesir mendengarnya. Tak terasa tanganku terkepal, ingin rasanya aku menonjok wajah wanita itu sekarang.

“Apa kau ingin merasakan lagi malam ketika kau menyentuhku Daehyun –ah .” Deg !! Mwo ?

“Jangan bercanda, meskipun aku mabuk saat itu, aku tidak sudi menyentuhmu.”

“You got my point, kau mabuk saat itu dan kau tidak sadar apa yang kita lakukan.”

“Kau menjijikkan....” Sudah cukup !! Aku meninggalkan tempat itu segera. Sialan kau Jung Daehyun !!

Bisa aku dengar nada tinggi Daehyun pada wanita itu dan pintu yang terbanting dengan keras. Sepertinya Daehyun menyadari keberadaanku karena suara heels ku. Tapi aku tak peduli. Aku terus melangkahkan kakiku menjauhi tempat itu. Daehyun mengejarku.

“Eunsoo –ya.” Aku tidak menoleh sama sekali, dia terus berjalan. Daehyun akhirnya berhenti di depanku, dan aku hanya memberikan tatapanku yang paling membunuh. Kutepis tangannya dari pundakku.

“Eunsoo –ya, dengarkan  aku.” Aku tak mau tahu. Aku sendiri tidak tahu dengan pasti apa yang aku rasakan. Marah, frustasi, kecewa... aku hanya ingin sendiri.

“Jagiya.. jebal.” Aku menatapnya marah.

“Mwo ? Apa pembelaanmu kali ini Jung Daehyun? fakta bahwa kau pernah mabuk kemudian tidur bersamanya, huh ?”

"Jinja aninde."

"Aninde mwo ? Bahwa itu semua benar bukan ?" 

“Aisshh.” Daehyun menggenggam pergelanganku.

“Lepaskan aku Jung Daehyun !” Sekuat apapun aku meronta dia terus menarikku paksa ke arah kamar lounge nya. Area tanganku yang digenggamnya terasa panas. Daehyun memasukkan kartunya pada slot kunci pintu dengan mudah. Saat itulah aku berusaha menyentakkan tanganku tetapi tetap gagal.

“Diamlah.”

Dia menarikku masuk dan mendorongku hingga bersandar pada dinding, kemudian mengunci tubuhku. Jarak kami hanya beberapa senti.

“Appoo !!” aku berteriak, berusaha melepaskan diri darinya. Tapi Daehyun terus menahanku, menatap mataku dalam seperti binatang buas yang mendapat mangsanya. Satu tangannya menahan pergelangan tanganku di atas kepalaku.

“Dengarkan aku Eunsoo ya...”

“Sirheo !!”

“Dengarkan aku !!!” Daehyun meninju tembok di sebelah kananku. Aku seketika terdiam. Daehyun terengah-engah menahan kesabaran dalam dirinya. Kemudian dia merengkuh tengkukku dan mencium bibirku kasar. Aku masih meronta berusaha lepas darinya, tapi tak bisa. Lutut Daehyun ditopangkan di sebelah badanku sehingga aku benar-benar terkunci. Dia terus menciumku, tetapi aku menolak membuka bibirku. Daehyun frustasi. Dia menarik rambutku, membuatku menengadah. Perlakuannya memberikan akses mudah baginya karena aku sedikit membuka mulutku untuk berteriak. Tetapi teriakanku langsung terbungkam karena ciuman kasarnya.

Oh.. betapa aku sangat menyukai hal ini...

Daehyun terus menciumku, mengeksplorasi rongga mulutku dan mengabsen gigiku. Oh God !!! Aku harus mengakui aku menikmati hal ini. Aku menyerah dengan tubuhku dan mulai menikmati ciuman panasnya. Daehyun sudah tidak mencengkeram tanganku lagi. Tangannya menelusup ke tengkuk dan belakang kepalaku, membantunya memperdalam ciuman kami sedang tangan yang satunya terus memelukku.

Dan tanganku, tergantung lemas di pundak Daehyun...

“Mianhamnida, jongmal.” ujarnya di sela-sela ciuman kami. “Aku tidak melakukan apapun dengan Mirae. Aku dijebak. Aku bisa memberikanmu bukti jika kau menginginkannya.” Ciumannya sekarang terasa lembut. Aku menarik diriku darinya, pertahananku runtuh dan mulai menangis. Ketakutan melandaku. Sekarang aku tahu apa yang aku rasakan.

“Daehyun –ah, jebal... kajima.” aku memohon padanya. Tiba-tiba tubuhku terasa lemas. Aku terduduk di lantai. Daehyun segera berjongkok dihadapanku, kebingungan.

“Kajima....” seperti anak kecil yang ditinggal ibunya, aku menggenggam lengan Daehyun, masih menangis. Entahlah, aku sungguh tak ingin kehilangan pria ini lagi.

“Wae irreohkae jagiya ?” Daehyun menggendongku ala bridal style, aku langsung membenamkan wajahku pada bahunya. Dia mendudukkanku di sofa.

“Aku tidak akan meninggalkanmu jagiya. Ingatkah bahwa aku pernah bilang bahwa aku bisa gila jika harus berpisah denganmu ?”

“Please, trust me...” Daehyun mengelus lembut punggungku, memberikan sensai tenang dalam diriku. Aku menarik tubuhku, menatap matanya yang teduh menenangkanku.

“Aku... takut.” ujarku lirih. Daehyun menempelkan dahinya pada dahiku, menggenggam tanganku erat.

“Aku disini sayang, aku tidak akan kemana-mana selama kau di sisiku. Kau akan resmi menjadi istriku besok pagi, dan selamanya, kita akan terikat sampai Tuhan memisahkan kita dengan mautnya.”

Ketika akhirnya aku mengangguk dan tersenyum, Daehyun mencium keningku. Dia menarikku dalam pelukannya, membiarkanku bersandar pada bahu bidangnya. Dia terus mnepuk pelan bahuku hingga aku tertidur.

Keesokan paginya ....

“Eunsoo sayang, anakku.” Eomma tak henti-hentinya memberikan pelukan padaku. Matanya tergenang tetapi senyum terus tersungging di wajahnya. Appa, Yongguk oppa -yang menggendong Junhong- dan istrinya juga berada di ruang pengantin wanita.

“Aku masih tidak rela melepas adik cantikku ini untuk si bangsat Daehyun. Kau tidak menikah cepat-cepat karena.. eummm...” Yongguk terang-terangan menatap perutku. Aku menyadari maksudnya.

“Ya !! Oppa !! Igo aninde !” hardikku sambil memukul bahunya pelan. Dia hanya terkekeh.

“Junhong –ah, ahjumma yeppo ?” aku bertanya pada keponakanku yang masih berumur 4 tahun. Anak kecil itu langsung memberikan jempolnya padaku sedang tangan satunya masih memgang permen loli. Aku mengusap rambutnya gemas.

“Eunsoo –ya, Appa ingin cucu lagi, bolehkah ?” ujar Appa sambil tertawa terbahak-bahak.

“Appa !!!” aku hanya tersipu malu, sambil mengalungkan tanganku pada lengannya. Didepanku sekarang hanyalah sebuat pintu yang langsung menghadap ke arah pantai, pintu yang memisahkanku pada calon suamiku, Jung Daehyun. Aku gugup.  Mengetahui hal itu, appa menggenggam erat tanganku, menenangkan.

Pintu terbuka dan disanalah dia, dengan tuxedo putih dan dasi hitam, tersenyum menawan menyambutku di bawah kanopi putih dengan latar belakang langit Bali yang biru dan pasir putih yang indah.

~~~~ Daehyun .....
Aku tersenyum senang saat melihat calon istriku muncul di balik pintu itu dengan ayahnya. Dia cantik. Oh, aku tidak berlebihan dalam mengatakan hal ini bukan. Dia SELALU cantik dan sangat cantik ketika mengenakan gaun pengantin rancanganku. Aku tersenyum ketika mengingat aku tidak membuat satupun kissmark pada leher jenjangnya saat malam itu.

Aku menyambut tangan Eunsoo yang diserahkan langsung oleh ayahnya. Kubimbing dia menghadapku di bawah kanopi dan kugenggam tangannya mantap. Dia tersenyum.

I am, Jung Daehyun, I love you unconditionally and without hesitation. I vow to love you, encourage you, trust you, and respect you. As a family, we will create a home filled with learning, laughter, and compassion. I promise to work with you to foster and cherish a relationship of equality knowing that together we will build a life far better than either of us could imagine alone. Today, I choose you to be my wife. I accept you as you are, and I offer myself in return. I will care for you, stand beside you, and share with you all of life’s adversities and all of its joys from this day forward, and all the days of my life.” 

Aku mengucapkan janjiku dengan mantap, kepada wanita yang sangat aku cintai di hadapanku.
~~~~

I am, Lee Eunsoo. I take you as you are , loving who you are now and who you are yet to become. I promise to listen to you and learn from you, to support you and accept your support. I will celebrate your triumphs and mourn your losses as though they were my own. I will love you and have faith in your love for me, through all our years and all that life may bring us.”

Keluarga dan tamu yang hadir bersorak setelah aku menyelesaikan kalimatku. Aku sungguh terharu bahagia, dan tak terasa air mataku mengalir. Jung Daehyun, yang saat ini telah resmi menjadi suamiku, mendekat dan mencium bibirku lembut. Rasanya kakiku sangat lemas karena terlalu bahagia. Daehyun mengerti dan segera memeluk pinggangku erat. Prosesi pernikahan berlangsung cepat dan aku tak henti-hentinya tersenyum.

“Eunsoo –ya...” Daehyun meletakkan dagunya di atas bahuku yang terbuka. Dia memelukku dari belakang.

“Gomawo.. Jinja gomawo.” Kurasakan bibirnya mengecup bahuku singkat. Aku menyentuh wajahnya dengan tanganku dan kucium singkat bibirnya. Lagi, dia justru membenamkan wajahnya ke bahuku.

“Jung Daehyun, suamiku, Saranghae.” kugenggam tangannya erat, memastikan ini adalah nyata. Mimpi indahku yang telah menjadi kenyataan.

“Nado saranghamnida, my love.” ujarnya pelan sembari mengecup bibirku lembut.


END ~~
I really thank you with all of you who read and love this fanfiction :)

5 komentar:

Anonim mengatakan...

Malam pertamanya ga diceritain?
<////333
AHAHAHAHAHA, udah gila saya. KEREEEEEEEEEEEN akhirnya happy ending juga :') hiks /nangis bahagia/

Aninditya mengatakan...

Hahaha.. mau saeng ?? Bisa siih tapi ga sekarang.. lol
Makasih ya udah bacaa :))
Sekarang kan aku mau fokus ke youngmin story :3

Anonim mengatakan...

aaaaaaa i love jung daehyun *eh salah* i love this story ><
huaaa~ ini beneran keren thor, aduh~ 6 jempol buat author deh (y) #nyolongjempolsiapa-_-

mian nih thor kalo reader somplak ini ngerusuh di blog author ><

Aninditya mengatakan...

wuaaaaahhh I love you too my reader
tapi abis bias-bias saya ya.. hahaha :*

gwenchanayoo.. author malah seneng ada yg ngerusuh disni hehehehe xD

ibuns mengatakan...

So sweet of Daehyun ! (y) Like this :3
Bagus dita ;) Ngalir ceritanya ~
Nice as imagining this part " “Eunsoo –ya...” Daehyun meletakkan dagunya di atas bahuku yang terbuka. Dia memelukku dari belakang.

“Gomawo.. Jinja gomawo.” Kurasakan bibirnya mengecup bahuku singkat. Aku menyentuh wajahnya dengan tanganku dan kucium singkat bibirnya. Lagi, dia justru membenamkan wajahnya ke bahuku."

Posting Komentar

 

Annyeong to my crazy corner ! Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review