31.3.13

May I ? (Part 6 - Harin & Changsun POV)

Ditulis oleh Aninditya di 3/31/2013 02:06:00 PM

Harin POV

 Aku masih kesal dengan sikap Changsun dan membiarkan kakiku membawaku entah kemana. Dan disinilah aku sekarang, taman kantor yang sepi,cukup luas tapi terawat sangat baik. Aku merebahkan diriku di bangku bawah pohon akasia. Memikirkan seluruh kejadian yang sudah berlalu selama 5 tahun kebelakang. Aku malanjutkan studiku selama 3 tahun di Inggris dan tak kusangka, Changsun sudah melepaskan Daeha. Aku tak ingin bertanya apa sebabnya, karena.. yah mengingat dia sudah tidak bersama Daeha sudah membuat hatiku senang.

“Nomu himdeuro.” aku bergumam pelan dan memejamkan mataku menikmati angin sejuk di taman ini. Mataku panas. Sampai kapan aku mencintainya ? aku harus mencari cinta yang baru. Percuma jika aku terus mengharapkan Changsun yang masih menganggapku sebagai sahabatnya.
“Harin ah, annyeong.” Sapa seseorang disebelahku. Aku membuka mataku dan segera membungkuk sedikit,  Cheolyong ssi.  Pria tampan yang banyak dibicarakan rekan kerjaku, dan dia satu departemen denganku.
“Bolehkah aku menemanimu ?” tanyanya tersenyum. Aku mengangguk. Sebenarnya aku tidak ingin memikirkannya, tapi siapapun yang melihat tingkah lakunya kepadaku berpikiran hal yang sama. Dia sedang mendekatiku. Sayangnya, Changsun tidak mengetahui hal ini.
“Cuaca yang cerah ya ?” ujarnya membuka pembicaraan.
“Yah, tidak seperti kerjaan kita yang semakin hari semakin banyak. Seakan cuaca mengejek kita untuk segera mengambil cuti.” ujarku tersenyum.
“Aahh, aku teringat sesuatu.”Cheolyong mengeluarkan sesuatu dari dompetnya, tiket drama musikal. “Aku ingin mengajakmu menontonnya akhir minggu ini.” Aku menerima tiketnya, drama musikal yang aku sukai. Haruskah aku menerima ajakannya ?
“Gamsahamnida Cheolyong ssi. Aku usahakan datang.” Tak ada salahnya bukan, toh aku ingin menenangkan hatiku dulu. Hal yang sebenarnya hati kecilku tidak setuju. Cheoyong tersenyum lebar.
“Geurom, aku masuk dulu.” Aku pamit dan beranjak masuk kedalam kantor. Aku melihat tiket ditanganku.
“Kamu darimana saja Harin-ah ?” tanya seseorang dibelakangku, Changsun.
“Bukan urusanmu.” aku berlalu meninggalkannya.
“Chankamannyo.” Changsun menarik pergelangan tanganku. “Marhaebwa. Apa yang kau lakukan bersama Cheolyong tadi ?” Ternyata, Changsun memperhatikanku. Aku cepat-cepat memasukkan tiket drama musikal itu ke kantong rok ku.
“Hanya mengobrol sebentar.” aku menyentak tanganku sehingga pegangannya terlepas dan segera meninggalkannya. Aku tak peduli, meski harus menyakiti hatiku, aku ingin melupakannya.
Changsun POV
Sial. Aku mencengkeram rambutku frustasi. Jam istirahat telah usai dan sepanjang sisa hari aku tak bisa memfokuskan pikiranku pada pekerjaan.  Entah sejak kapan perasaan ini muncul, aku mencintainya. Sebagai seorang yeoja, bukan seorang sahabat. Ya, aku telah menemukan seseorang yang aku inginkan, yang tepat bersanding di sisiku. Dan sekarang, aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi Harin-ah. aku tidak ingin menjadi pengecut lagi.
Aku segera menghampiri ruangan Harin setelah jam kerja selesai. Nihil. Rekan kerjanya mengatakan dia pulang lebih awal karena merasa tidak enak badan. Aku segera menghubungi ponsel Harin yang dijawab oleh mesin penjawab. Aku segera melajukan mobilnya ke apartemen Harin, khawatir karena Harin hanya tinggal sendirian di kota ini, sedangkan keluarganya masih di London. Ingat janjimu pada Sanghyun, Changsun. Sesampainya di depan apartemen Harin...
Damn !! Apa-apaan itu. Tak sadar aku mencengkeram kemudi mobilku, kurasakan darahku berdesir dan nafasku memburu. Cheolyong sedang membantu Harin keluar dari mobil dan mengantarnya masuk. Aku terus menunggunya di parkiran mobil hingga Cheolyong pulang. Setelah aku melihat mobilnya pergi, aku langsung menuju ruang apartemen Harin dan memintanya mempersilahkanku masuk.
“Changsun-ah, apa-apaan kamu ? Neo micheosseo ?!! ” aku tak peduli, dan aku membiarkan badanku yang menjawab. Aku menariknya kedalam pelukanku. Dia terkesiap.
Harin POV
Aku sedang tak enak badan,  Changsun memaksa untuk masuk kedalam apartemenku dan sekarang dia memelukku. Apa-apaan ini ? Aku memberontak untuk melepaskan diri dari  pelukannya. Hal yang sia-sia dilakukan, karena aku masih merasa lemah dan  pelukannya sangat erat.
“Jebal, dengarkan aku sekarang Harin-ah.” dia melepaskan pelukannya, menggenggam pundakku, dan tertunduk. Tangannya bergetar.
“Maafkan aku selama 5 tahun belakangan ini. Aku tahu aku salah. Aku...”
“Cukup. Aku tidak ingin mendengar kata-katamu lagi.”
“Aku mencintaimu.” Mworago ? Aku menatapnya tak percaya, tajam. Mataku panas dan kepalaku sangat pusing.
“Geotjimal.”
“Nan geotjimal aniya.” Kutatap mata gelap Changsun, tidak ada kebohongan disana. Aku menghela nafas.
“Setelah apa  yang kamu lakukan padaku selama 5 tahun ini. Dan setelah aku mulai berusaha menyingkirkanmu dari hatiku ? Apa kamu tahu apa yang aku rasakan padamu selama ini. Neo arraseumnika animnika ?” ujarku dingin.
“Aku... Aku tak tahu.”
“Great, Lupakan persahabatan kita, aku duluan yang menghancurkannya. Sekarang keluar dari apartemenku, Changsun ssi.” Raut wajah Changsun mengeras mendengarku memanggilnya secara formal. Pandanganku mulai kabur.
“Harin-ah.. Jebal...”
“Keluar.” Dengan langkah gontai Changsun meninggalkan apartemenku.
“Beristirahatlah.” ujarnya sebelum menutup pintu apartemenku. Ya, selesai sudah. Pandanganku gelap, dan aku tak ingat apapun lagi.
To be continued~~

2 komentar:

Anonim mengatakan...

in my opinion, chapter 6 ini loncatnya tlalu jauh sama yg chapter 5. mnurutku sih tlalu tiba2 aja gitu si chansung cemburu..ngonolah dit, bingung nulise pie.haha
tapi mudeng kok maksude, berikutnya kebelakang ampe chapter 7 maasuk sih critane.hehe

ps:at least disini happy ending yak:p

Aninditya mengatakan...

chapter 6 ini sih emang tak bikin balik lagi ke saat ini sih .. hehehhe berarti terlalu loncat yaaa.. hmmmm oke oke '-')b

Posting Komentar

 

Annyeong to my crazy corner ! Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review