25.11.12

May I ? (Part 5 - Changsun POV)

Ditulis oleh Aninditya di 11/25/2012 12:10:00 PM
jongmal jeosonghamnida yeorobun.. kemarin laptop author sempet rusak, selain itu author juga sibuk sama urusan kuliah sama Kerja Praktek dan jujur kena writer-block juga.. hehehe *ngeles aja :P* Terus, untuk part 5 dan seterusnya fanfiction ini murni dari hasil pemikiran author sendiri. Tanpa embel-embel a little based on true story, karena true story nya berubah jauuuuh banget. Untuk karakternya juga sekarang murni berdasar karakter asli artis yg author pake. Stop !! Author terlalu ngebacot ga jelas. Hope you'll enjoy it :D

Aku melihat sosokmu yang semakin lama semakin menjauh dariku. Perasaan kehilangan itu lagi. Aku tahu aku yang salah. 5 tahun lalu dan hingga detik ini aku terus menyesalinya. Aku yang lebih memperdulikan egoku untuk menjagamu tetap disisiku sebagai sahabat dan terus menyakitimu dengan bersama wanita lain. Aku yang terbutakan oleh cinta sesaatku dan tidak memperdulikan dirimu.

"Bisakah kita bertemu malam ini ?" Suara Sanghyun terdengar mantap di ujung sana. Aku melihat jam tanganku, pukul 23.00 KST. Sanghyun  tidak akan memaksaku bertemu dengannya jika bukan sesuatu yang teramat penting. Aku langsung menyanggupinya.

"Changsun, tolong tegas lah dengan apa yang kamu lakukan. Demi kebaikanmu dan juga kebaikan Harin." Sanghyun langsung berkata tanpa berbasa-basi. Aku mengerutkan keningku.

"Apa maksudmu Sanghyun-ah."

"Bagaimana perasaanmu ke Harin ? Siapa orang yang paling kamu butuhkan untuk berada di sampingmu saat ini ?"

"Aku masih tidak mengerti apa yang kau katakan. Ada apa dengan Harin ? Dan sekarang ini aku menyayangi Daeha. Dia lah yang aku butuhkan sekarang." Jujur, aku ragu mengatakannya.

"Geunyang, pikirkan saja apa yang aku pesankan padamu. Jangan memainkan perasaan orang Changsun. Keurom." Raut wajah Sanghyun mengeras dan sekilas dapat kulihat kilat kemarahan di matanya. Aku masih tidak mengerti apa yang dia katakan.


***


Keesokan harinya dan hari-hari berikutnya, aku dan Harin tetap bercanda seperti tidak ada yang terjadi di malam itu. Walaupun aku masih mengingat dengan pasti perkataan Sanghyun. Aku mengutarakan perasaanku kepada Daeha dan dia menerimaku. Lengkap sudah bukan ? Sahabat yang terus mendukungku dan wanita yang aku sayangi berada disisiku. Aku sempat melupakan keberadaan Harin karena, yaaahh Daeha lebih menyita perhatianku sekarang.

"Oppa, kamu tidak mengantar Harin ?" kata Daeha sembari bergelayut manja di lenganku.

"Mengantar kemana ?"

"Bandara Incheon. Dia akan melanjutkan kuliah di Inggris bersama kakaknya Sanghyun sunbaenim. Jangan katakan kau tidak tahu Harin telah menerima beasiswa dan akan berangkat hari ini juga."

"Mworago Daeha-ya ? Nan jongmal mollayo. Aissh jinja." aku mengecek jam tanganku. 
"Kamu tahu jam berapa pesawatnya lepas landas."

"Satu jam lagi oppa."

"Aaarrgghh jinja micheotda." aku hampir memarahi Daeha karena tidak mengatakan hal ini lebih awal. Tapi aku sadar, aku lah yang salah. Masih ada waktu sebelum pesawat tujuan London itu lepas landas. Aku segera melajukan mobilku sembari mencoba menghubungi Harin dengan putus asa, juga ponsel Sanghyun. Nihil. Tidak ada satupun ponsel mereka yang aktif. Jebal, jangan tinggal landas dulu.

Setibanya di Incheon, seperti kesetanan aku mencari mereka di ruang tunggu penumpang dan menemukan Harin, sedang tertunduk menatap layar ponselnya. Aku menariknya menjauh.

"Neo miccheosso. Apa kamu tahu bagaimana bingungnya aku ketika aku tahu bahwa kamu akan ke Inggris. Huh ? Kenapa kamu tidak memberitahuku sebelumnya !!" Refleks aku memukul tembok di samping Harin dan mengatur nafasku. Raut muka Harin kaget dan pias melihatku membentaknya seperti ini.

"Ya !! Buat apa aku memberitahumu ? Toh, kamu juga tidak akan peduli aku akan pergi atau tidak. Asal kau tahu, aku sudah memberitahumu bahwa aku mengikuti seleksi beasiswa ke Inggris. Dan kebetulan aku masih ingat apa jawabanmu Changsun. Kau hanya mengabaikan perkataanku dan justru menanyakan kado apa yang cocok untuk ulang tahun Daeha." ujar Harin dingin.

"Jongmal joesonghamnida." Aku benar-benar menyesal telah mengabaikannya.

"Aku tidak menyalahkanmu, aku maklum dengan keadaanmu yang ingin membuat kekasihmu bahagia. Dan aku ingin bertengkar denganmu di hari kepergianku. Semoga hubunganmu dengan Daeha lancar dan semoga kamu sukses sahabatku." Harin tersenyum. Benar-benar dia memiliki seribu topeng.

"Sampai ketemu 3 tahun lagi Changsun-ah." Kami berpelukan, bahkan aku memeluknya lebih erat. Aku masih tidak percaya sahabat baikku akan meninggalkanku selama 3 tahun lamanya.

"Apakah selama 3 tahun itu kau akan kembali ke Korea barang sekali dua kali ?" Harin hanya tersenyum.

"Orang tua kami akan menyusul sebulan lagi Changsun. Kami sekeluarga akan pindah ke Inggris." Jawaban yang justru semakin membuatku merasa bersalah telah mengabaikan Harin.

"Annyeonghi kaseyo Changsun-ah, Daeha-ya." Entah kapan aku bisa melupakan senyum Harin yang begitu manis hari ini dan sosoknya yang semakin menjauh dariku.

To be continue~~

2 komentar:

Anonim mengatakan...

itu yang ditulis pake tinta merah semacam curcolkah?haha
-meah-

Aninditya mengatakan...

ngerti aja kamu maw hahahhaha :D
curcol jaman KP dulu u,u

Posting Komentar

 

Annyeong to my crazy corner ! Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review