“Jongmal gamsahamnida.” Ujarku sambil membungkukkan badanku
berulang kali. Berhasil !! aku diterima menjadi salah satu make-up artist di
perusahaan J.Tune Camp dimana teman masa kecilku Sanghyun (nama asli Cheondung)
bekerja. Aku tak menyangka akan diterima disini, padahal aku sudah mengajukan
proposalku ke berbagai perusahaan. Aku menggantikan salah satu make up artist
yang mengundurkan diri karena akan menikah. Aku tersenyum mengingat kemungkinan
aku akan bertemu dengan teman masa kecilku, ah tidak cinta pertamaku. Mukaku
memerah mengingatnya. Aku sudah menyembunyikan perasaanku ini selama 10 tahun
dan tetap berlaku sebagai sahabatnya.
“Lee Harin ssi, ikuti aku. Dua make-up artist kami sedang
sakit dan kami kekurangan orang hari ini.” ujar salah satu staff perusahaan.
“Ne.” Kyaaa.. pekerjaan pertamaku !! aku terus-terusan
tersenyum selama perjalanan menuju tempat pemotretan. Dan begitu masuk ke
gedung itu aku dihadapkan suasana ramai dimana semua staff saling berteriak
satu sama lain dan aku melihat member MBLAQ sedang bencanda di ujung ruangan.
Sesekali mereka menggoda para staff dan mereka tertawa karenanya. Mereka jenaka
sekali dan pandai merubah suasana penuh tekanan menjadi santai. Tetapi, dimana
Sanghyun. Aku tak melihat sosoknya dari tadi.
“Annyeonghaseyo, Lee Harin imnida.” Aku memperkenalkan
diriku kepada para staff khususnya para make-up artist. Mereka tersenyum padaku
dan memperkenalkan diri mereka juga. Sepertinya menyenangkan. Aku masih belum
menemukan Sanghyun. Aku menghela nafas dan menunduk.
“Hey nona cantik, kau pasti make-up artist baru.
Perkenalkan, Jung Byunghee imnida.” G.O ssi menyodorkan tangannya di depanku.
Aku menerima uluran tangannya. “Lee Harin imnida.”
“Joonie-ah, dia memiliki marga yang sama denganmu.”
Teriaknya pada Lee Joon ssi yang sedang di tata rambutnya.
“Jinjayo? Nan Lee Joon imnida.” Dia menghampiriku sambil
menyodorkan tangannya. Sebelum aku sempat menerima uluran tanganku, dia sudah
ditarik kembali ke kursi oleh hair stylist-nya. Dia mengeluarkan ponselnya dan
memberi isyarat ingin meminta nomor ponselku kemudian mendapat pukulan sisir
oleh hair stylist-nya. Aku tertawa melihat mimik yang dibuatnya.
“Nah, begitu lebih cantik kan? Kulihat kau cemberut tadi.”
G.O ssi tersenyum dan aku segera mengatur peralatan make-up untuk menutupi
wajah merahku. “Gamsahamnida.” Ujarku pelan.
“Apa? Aku tidak dengar.”
“Gamsahamnida.” Aku membesarkan volume suaraku.
“Apa ?” ujarnya lagi.
“Ya ! Jangan menggodanya.” Ujar Seungho ssi sambil memukul
G.O dengan majalah yang dipegangnya. G.O langsung memanyunkan bibirnya.
“Maafkan kami Harin ssi.“ ujar Seungho. “Mungkin jika
Cheondung bisa datang hari ini, kamu tidak perlu merias wajahnya dan tidak
digodanya.”
“Tidak apa-apa Seungho ssi. Justru aku yang berterima kasih
karena bisa ada disini dan tertawa” Aku tersenyum padanya dan kemudian
terpekur. Jadi Sanghyun tidak datang.
“Hyung, bolehkah aku menelepon Cheondung hyung.” Tanya Mir.
“Nanti saja, dia pasti masih tidur karena pengaruh obat. Aku
diberitahu oleh manajer hyung bahwa Dara noona datang ke dorm. Dia pasti sudah
memastikan bahwa Cheondung meminum obatnya dan menyuruhnya beristirahat. Kata
dokter, Cheondung terkena radang tenggorokkan dan harus istirahat total hari
ini.” Aah, ternyata begitu. Semoga dia cepat sembuh. Aku harus lebih bersabar
lagi jika ingin menemuinya. Dapat kulihat raut wajah member lain menjadi muram.
Apakah mereka sedih tidak ada Sanghyun? Wah, kau begitu disayangi oleh
membermu ya. Aku senang mengetahuinya. Tapi ternyata…
“Yaaah, kenapa Dara noona harus datang ke dorm disaat kita
tidak ada sih.” Ujar Mir cemberut. Perkataan Mir disetujui oleh member lain
bahkan Seungho ssi juga mengangguk. Aku tidak bisa menahan diri.
“Bukankah member kalian sedang sakit ? Kenapa kalian justru
sedih karena tidak dapat bertemu Dara unnie?” celetukku sambil terus merias G.O
ssi.
“Hahaha, tentu saja kami sedih karena Cheondung sakit,
tetapi kami lebih menyesal karena tidak bisa melihat Dara noona di dorm kami.
Kamu tahu bagaimana Cheondung memperlakukan kakaknya terhadap kami ? Dia tidak
akan membawa kakaknya ke dorm kami karena menurutnya kami ini monster yang akan
melahap kakaknya.” Ujar Joon sambil terkekeh.
“Andai saja, aku tadi tetap tinggal di dorm menemani
Cheondung hyung.” yang langsung mendapat tatapan tajam dari Seungho. Lucu
sekali mereka ini. Semoga aku dapat lebih berinteraksi dengan mereka. Aku
sungguh terhibur.
****
Aku terbangun mendengar kegaduhan di ruang keluarga. Pasti
mereka sudah datang, pikirku. Aku beranjak dari tempat tidurku dan merebahkan
diri di sofa ruang keluarga. Mereka langsung menghampiriku.
“Aigoo, lucu sekali anak ini.” ujar Joon hyung mengacak-acak
rambutku. Dapat kulihat masih ada sisa make-up di wajahnya.
“Kau sudah sembuh rupanya.” Ujar Seungho hyung sambil
menempelkan tangannya di keningku.
“Ne, hyung. Sudah lebih baik dari tadi pagi.” Aku beranjak
ke ruang makan untuk menghangatkan beef steak dari Dara noona.
“Aku mau hyung.” Mir ber-aegyo dihadapanku.
“Tidak boleh, aku lapar dan hanya ini yang ada di dorm.”
“Apakah Dara noona yang membawakan ini padamu ?” aku
mengangguk.
“Bolehkah aku mencicipinya ?” aku menggeleng, ini beef steak
buatan kakakku dan aku sangat menyukainya.
“Ayoolah. Nanti akan aku kenalkan kau pada make-up artist
baru kita. Namanya cantik sekali sama seperti orangnya, Lee Harin.” Aku
menghentikan aktivitasku dan menatap Mir.
“Nugu ?”
“Lee Harin. Dia dari Busan.” Mir mengiris steak dan
memakannya.
“Hmmm.. mashitta… Hyung, waeyo ? apa kau kenal dengan Lee
Harin? ” tanyanya karena aku membiarkannya makan steak ku.
“Namanya mirip dengan teman masa kecilku. Tapi bisa saja dia
orang yang berbeda.” Lee Harin, dia memang teman masa kecilku. Jujur, aku
menyukainya, tetapi aku tidak ingin merusak hubungan persahabatan kami. Dia
pasti juga menganggapku sebatas sahabat, buktinya dia tidak keberatan ketika
aku berkencan dengan seorang yeoja. Yeoja yang justru mengkhianatiku.
Aku mendengar interkom berbunyi dan teriakan Seungho hyung
yang memintaku membukakan pintu. Tapi justru Mir yang beranjak, yah biarkan
saja.
“Waahh Lee Harin ssi.” Ujar Mir kencang dan mempersilahkan
dia masuk. Benar! dia Lee Harin, teman semasa kecilku. Ah bukan, dia yeoja yang
hingga kini sangat aku rindukan. Hidungnya memerah karena udara dingin di luar
dan dia semakin cantik.
“Kau pasti belum bertemu dengan Cheondung hyung. Dia sedang
sakit jadi tidak dapat mengikuti pemotretan hari ini. Hyung, dia make-up artist
baru untuk kita.” Dia tersenyum menatapku yang sedang memegang garpu dan pisau
steak serta memakai piyama. Dalam hati dia pasti menertawaiku.
“Apa kabar Sanghyun-ah.” Dia mendekatiku dan mengacak
rambutku.
“Hey ! Walaupun kita lama tak bertemu, tapi aku sudah bukan
Sanghyun yang kurus dan pendek itu dan sekarang ini kau sedang berada dalam
sarang lelaki. Kau sadar tidak?” ujarku sambil menepis tangannya lembut dan
mencubit hidungnya. Kami pun tertawa bersama layaknya seorang sahabat lama. Mir
hanya melongo menatap kami.
“Maafkan aku malam-malam datang kemari. Aku tahu letak dorm
kalian dari para staff unnie yang pernah kemari. Aku hanya ingin mengantar
handphone G.O ssi yang ketinggalan di ruang rias dan juga sekalian
menjengukmu.” Dia menaruh sekeranjang buah-buahan di hadapanku.
“Semoga cepat sembuh Sanghyun-ah.” Aku menganggukkan
kepalaku.
“Gomawo Harin.”
“Sampaikan salamku pada Joon, G.O dan Seungho ssi. Aku tak
bisa berlama-lama disini karena harus mengejar kereta terakhir di stasiun.
Kalau begitu aku pulang dulu.”
“Dan kau semakin tampan saja Sanghyun-ah.” Aku tersenyum
mendengarnya.
“Jangan menggodaku Harin-ah. Atau kau ingin aku cium, huh?”
tak kuduga, aku melihat wajahnya memerah.
“Mir-ya tolong antarkan dia sampai stasiun. Maaf Harin, aku
tak bisa mengantarmu saat ini.” Mir mengiyakan tetapi dia terus memberondong
pertanyaan pada Harin, siapa yang lebih tampan diantara kami. Harin menggodanya
dengan mengatakan bahwa Mir lah yang paling tampan. Hahaha, aku senang
melihatnya kembali dan kali ini, aku akan menjadikannya milikku.
****
Jadwal pemotretan lagi dan kali ini aku diberi tanggung
jawab untuk merias wajah Sanghyun. Kulihat dia sudah sembuh total dan duduk di
depan cermin rias.
“Annyeong Cheondung ssi. Mohon kerjasamanya.” Dia tersenyum
dan aku mulai membersihkan wajah tampannya. Tak henti-hentinya aku mengagumi
kemulusan wajah Sanghyun.
“Oke, bisa kau tutup matamu Cheondung ssi.” Dia mengikuti
apa kataku, aku sungguh tergoda untuk mengecup hidung mancungnya. Ya !! fokus
Harin. Kau disini untuk bekerja. Aku merutukki diriku sendiri.
“Sejujurnya aku lebih suka dipanggil Sanghyun daripada
dipanggil dengan nama panggungku olehmu.”
“Baiklah Sanghyun-ah. Tetapi jangan salahkan aku jika
Manajer oppa memarahiku karena lancang memanggilmu.”
“Ya ! buat apa dia memarahimu? Kau ini temanku.” Aku
mencelos mendengarnya.
“Kau boleh memanggil nama asliku. Bahkan kau boleh
memanggilku ‘chagi’ jika mau.” Ujarnya sambil tersenyum. Untung dia sedang menutup
matanya, jadi tidak dapat melihat wajahku yang memerah.
“Hahaha, jangan bercanda Sanghyun-ah. Mana ada orang yang
memanggil sahabatnya dengan sebutan ‘chagi’ ?”
“Ada. Aku salah satunya.” Dia membuka matanya dan menatapku
tajam.
“Sebenarnya, aku menyukaimu sejak lama. Bahkan sebelum aku
berkencan dengan Minjoo, aku sudah menyukaimu. Hanya saja, aku tidak ingin
merusak persahabatan kita. Dan saat ini, aku tidak bisa menahannya lagi. Aku
menyukaimu dan menyayangimu sebagai yeoja Harin-ah. Mau kah kau menjadi
kekasihku.”
Aku tidak mempercayai apa yang ia katakan padaku. Tunggu
sebentar. Kami sudah lama tidak bertemu dan seminggu setelah pertemuan pertama
kami, dia memintaku menjadi kekasihnya. Dia pasti bercanda. Aku memandang
sekelilingku, hanya ada kami berdua di ruangan ini karena member lainnya sedang
fitting kostum di ruang sebelah.
“Deod.. neo jeongmal paboya Sanghyun-ah. Mana mungkin kau
menjadi kekasihku ? Kau pasti bercanda. Apa kau tidak ingat bahwa kau ini
seorang idol ? Bagaimana jika fans mu tahu jika kamu memiliki kekasih ?” aku
melihat raut wajahnya berubah kecewa dan dia memalingkan wajahnya. Aku tak tega
melihatnya.
“Apa kau serius mengatakan hal itu ?” dia kembali menatapku
tajam dan dalam. Tiba-tiba dia merengkuh kerah sweaterku dan mendaratkan
ciumannya di bibirku.
“Mana ada orang yang mencium sahabatnya tepat di bibirnya.”
Dia tersenyum evil tetapi tetap menatap dalam mataku.
“Aku serius.”
“Tapi, Sanghyun-ah…”
“Tidak ada ‘tapi-tapi’an. Kau kekasihku sekarang.” Aku
dipeluknya dan untuk beberapa saat, aku terdiam dan membalas pelukannya. Aku
mengangguk padanya.
****
“Kau gila hyung.” Ujar Mir begitu aku menceritakan bahwa
seminggu yang lalu aku dan Harin telah resmi menjadi sepasang kekasih.
“Manajemen kita memang tidak melarang kita untuk berkencan,
tetapi seharusnya kau tahu bahwa saat-saat ini kita sedang dalam promosi album
kita Sanghyun-ah.” Joon hyung berkata padaku pelan, hal yang jarang sekali dia
lakukan.
“Jongmal mianhae hyung, Mir-yah. Aku tak bisa menahan
perasaanku untuk memilikinya. Sudah 10 tahun aku memendamnya dan aku tak mau
membuatnya kecewa atau pergi dariku.” Aku memohon persetujuan mereka.
“Terserah kau sajalah. Tetapi jangan sampai manajer hyung
tahu apalagi fans kita. Jaga dia baik-baik Cheondung-ah. Walaupun kami tidak
sepenuhnya setuju, tapi kami akan membantumu.” Perkataan Seungho hyung
menenangkanku. Ya, aku harus menjaga Harin-ah dari apapun yang mengancamnya.
“Gamsahamnida hyung.” Aku beranjak dari tempat tidurku dan
membuka laptopku. Aku ingin menyapa para fans kami di fancafe ketika aku
menyadari bahwa timeline ku berisi penuh dengan fotoku dan Harin, yang terlihat
sedang bermesraan. Aku tahu ini semua adalah benar. Walaupun aku sudah memakai
syal, topi dan kacamata hitam untuk menutupi wajahku tetapi tetap saja mereka
menyadariku. Ah sial ! aku meraih ponselku dan mencoba menghubungi Harin.
Nihil. Dia tidak mengangkat teleponku. Aku berusaha meneleponnya lagi dan
mendengar suara terisak di seberang.
“Chagi, neo eodiga ? neo gwenchana ?” aku bertanya cemas.
Tak ada jawaban. “Harin-ah?”
“Jib-e isseoyo. Gwenchana oppa.” Aku tahu dia bohong,
suaranya terdengar tercekat dan bergetar.
“Aku segera kesana.” ujarku memutus pembicaraan dan segera
menyambar kunci mobil pribadiku. Aku bertemu dengan G.O hyung, Seungho hyung dan
manajer kami di ruang tamu.
“Bisa kau jelaskan berita ini? “ manajer hyung berkata
sambil melempar tabloid ke hadapanku. Aku menepisnya dan segera keluar dorm.
“Ya ! mau kemana kau Cheondung ! Jawab pertanyaanku ! Jangan
meninggalkan dorm di luar banyak wartawan.” Aku hanya memberi isyarat pada G.O
dan Seungho hyung agar menahannya. Mereka mengangguk, mengerti apa yang akan
aku lakukan.
Aku berhasil lepas dari kejaran wartawan karena aku memarkir
mobilku di belakang gedung apartemen dorm kami. Biasanya parkir ini hanya untuk
para pegawai apartemen, tapi kami berlima bisa memarkir mobil kami disini.
Sesampainya di rumah Harin aku melihat banyak sekali mobil wartawan diparkir
depan rumahnya. Aku memarkir mobilku di lapangan belakang rumahnya dan memanjat
pagar. Untung saja, aku masih ingat bahwa rumah Harin memiliki akses langsung
ke lapangan ini. Dia menghambur ke pelukanku dan menangis.
“Gwenchana ?” dia menggeleng. Aku melihat ada luka lebam di
pelipisnya dan luka sayatan di tangan kirinya yang masih terlihat baru. Aku
mengecup puncak kepalanya.
“Kita pergi dari sini, chagiya” Dia masih terdiam. Dia masih
shock atas perlakuan wartawan dan fans kami. aku mengajaknya ke pinggir sungai
Han. Pandangannya menerawang ke riak air sungai.
“Aku mencemaskanmu sayang, maafkan aku telah membuatmu
begini.” Aku mengecup keningnya dan mengobati luka di tangan kirinya. Dia
memandang wajahku, menatapku nanar dan mengelus pipiku.
“Tidak apa Sanghyun-ah. Ini resiko menjadi kekasih seorang
idol bukan ?” dia tersenyum. Ah tidak, dia memaksakan diri untuk tersenyum. Aku
memeluknya erat.
“Mianghaeyo. Jongmal mainhaeyo Harin. Aku gagal menjagamu.”
Dia mengeratkan tangannya di punggungku dan aku merasakan punggungnya bergetar.
Seketika, aku sadar, hal apa yang sebaiknya aku lakukan. Aku melepas
pelukannya.
“Chagiya, tunggu sebentar.” Aku menelepon Seungho hyung
untuk meminta persetujuannya, menyalakan laptopku dan menuliskan sesuatu di
fancafe.
A+ yeorobun. Aku adalah MBLAQ Cheondung. Pasti kalian sedang
hangat-hangatnya membicarakanku kan? Pasti kalian bertanya-tanya apakah aku
memiliki seorang kekasih bukan ? kekeke ~~
Disini aku ingin menjelaskan bahwa yeoja di foto tersebut
adalah Lee Harin, teman semasa kecilku. Aku sangat akrab padanya dan setelah 11
tahun kami berpisah, kami bertemu kembali. Dia make-up artist kami yang baru.
Dan tentu saja aku sangat menyayanginya sebagai seorang sahabat baik. Walaupun
aku berharap dia akan menerimaku sebagai namja yang akan menjaganya -^^-
Aah,.. A+ yeorobun, aku memang tidak bisa berbohong pada
kalian. Aku menyukainya sebagai yeoja dan berharap bisa bersamanya suatu hari.
(Tenang saja, kalian tetaplah yang pertama di hatiku A+ ku yang cantik).
Sayangnya, dia sudah menolak pernyataan cintaku kemarin. Huhuhuhu T__T
Walaupun sedih, tapi aku mohon A+ ku yang cantik, jangan
melukai dan mengganggunya ya. Dia seseorang yang sangat berharga bagiku.
Tahukah kalian bahwa dialah orang yang selalu menyemangatiku untuk meraih
cita-citaku dan bertemu dengan kalian semua ?
Sekali lagi maafkan aku A+ ku karena hal ini pasti melukai
perasaan kalian T__T. Aku tekankan, aku tidak berkencan dengannya (walaupun aku
berharap begitu). Kami hanya bersahabat. ^^
Aku harap kalian mengerti . Annyeong A+ ku yang cantik.
Saranghaeyo ♥
Aku menutup laptopku dan menatap yeoja disampingku,
menggenggam tangannya.
“Mungkin saat ini aku terlihat seperti pecundang yang tidak
mengakui kekasihnya di hadapan publik. Tapi ketahuilah bahwa hal ini solusi
terbaik yang bisa aku lakukan untuk menjagamu dan menjaga member-memberku di
dorm. Maafkan aku karena belum bisa menjagamu seutuhnya karena kesibukanku.
Maukah kau menungguku sampai waktu itu tiba? Sampai tiba saatnya aku memintamu
untuk menemaniku selamanya ?”
****
Aku tertegun mendengar pernyataannya. Jujur, aku masih shock
atas perlakuan fans mereka yang melempariku dengan sepatu dan menyayat
tanganku. Ketakutanku akan perlakuan mereka padaku masih ada, tapi ketakutanku
akan kehilangan Sanghyun lebih besar. Aku mengangguk yakin. Toh, asalkan aku
tetap berada di dekat Sanghyun, hal itu sudah lebih dari cukup. Aku tak mau
lagi berpisah darinya.
“Terima kasih Harin-ah. Maafkan aku.” Matanya berkaca-kaca.
Aku tahu, berat baginya jika kami terus melanjutkan hubungan ini secara
terang-terangan. Dia masih punya mimpi yang harus dikejarnya tanpa adanya
gangguan dari keberadaanku.
“Jadi, kita berlaku layaknya seorang sahabat biasa ?”
tanyaku.
“Sssttt, hanya jika kita berada di tempat umum dan didepan
penggemarku.” Aku tertawa mendengarnya.
“Apa kau siap menjalani hubungan diam-diam seperti ini ?”
“Asalkan kau ada di dekatku dan bekerja sebagai make-up
artist pribadiku. Tak masalah. Saranghae.” Ujarnya tersenyum dan mengecup
bibirku.
“Nado saranghae.”
ini fanfiction ku yang kedua yang sudah pernah aku posting di web. Yang pertama ada 3 part :)
feel free for comment :)