I get lost in a maze and stay in that spot
What can I say what can I say
It’s becoming blurred
I can’t see your face
I’m trapped in memories of you, no ~~ B.A.P Coma
“Saranghaeyo Eunsoo ya.” Daehyun menatap mata Eunsoo lurus,
hal yang semakin membuat Eunsoo merasa bersalah.
“Mianhamnida.. Jongmal mianhamnida. Aku ...” Eunsoo tidak
bisa melanjutkan kata-katanya. Dia menghindari tatapan Daehyun. Dia tidak tahu
harus berkata apa, di satu sisi dia merasa berhutang budi dengan Daehyun, di
sisi lain dia masih mencintai Youngjae, sangat mencintainya.
“Aku tahu kamu tidak memiliki perasaan yang sama denganku.”
Daehyun tersenyum. “Aku tidak ingin memaksamu. Pulang dan Istirahatlah... Aku
sudah tidak apa-apa.” entah mengapa, enggan sekali Eunsoo beranjak dari tempat itu. Daehyun
menatap sosok Eunsoo yang meninggalkannya, kosong.
Selama perjalanan pulang ke apartemennya, Eunsoo terus memikirkan
pernyataan Daehyun tadi. Eunsoo sendiri bahkan tidak tahu bagaimana perasaannya
pada Daehyun. Yang dia sadari adalah dia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi
pada Daehyun. Sedangkan bayangan Youngjae terus menerus mengusiknya, dia belum
bisa menyingkirkan Youngjae dari hatinya. Eunsoo baru akan memasuki gedung
apartemennya ketika seseorang memanggilnya. Eunsoo berbalik, dia....
Yoo Youngjae.
“Eunsoo –ya, annyeonghaseyo. Apa kabar ?” ujar Youngjae
cerah. Tiba-tiba Eunsoo memikirkan seluruh penampilannya hari ini. Ya, wajah
kelelahan, make up luntur dan blouse
yang terkena darah – yang segera ditutupi Eunsoo dengan tasnya. Eunsoo mencoba
tersenyum meskipun perasaannya campur aduk saat ini.
“Aku baik-baik saja Youngjae, apa kabar ? Lama tidak
berjumpa.” ujarnya sambil mengulurkan tangan.
“Kau terlihat kelelahan sekali, tetangga baru.” ujar
Youngjae sembari menyerahkan bingkisan kepada Eunsoo. “Aku pindah ke apartemen
ini mulai hari ini.” ujarnya sambil menunjuk tumpukan barang dari mobil
pindahan yang belum diturunkan sebagian.
“Aahh arrasseo, maaf menemuimu dengan penampilan seperti
ini.”
“Gwenchana, kau pasti sangat sibuk, sehingga baru pulang
sesiang ini.” Eunsoo tersenyum.
“Ya, begitulah.. Datanglah berkunjung ke apartemenku, ruang
D-10, setelah kau membereskan barang-barangmu.” yang dijawab anggukan kepala
mantap oleh Youngjae. Eunsoo pamit. Tentu saja dia sangat senang melihat sosok
yang dicintainya lagi, tetapi bayangan Daehyun yang tersenyum lemah.... Mollayo...
Antara sedih, senang dan entahlah..
perasaan Eunsoo saat ini sangat kacau.
***
Malamnya Youngjae meminta Eunsoo membantunya menata
perabotan di ruang apartemennya yang hanya terletak 1 lantai di atas apartemen
Eunsoo. Tentu saja Eunsoo dengan senang hati membantunya. Setelah selesai,
Youngjae membuatkan secangkir cappuccino hangat untuk Eunsoo –hal yang
membuatnya cukup terkejut karena Youngjae masih mengingat minuman favoritnya.
Ya, dia tidak berubah, tetap seperti Youngjae yang selalu berhasil membuat
Eunsoo tertawa dan nyaman. Youngjae yang selalu percaya diri, sopan dan cerdas.
Eunsoo mengedarkan pandangan ke
apartemen Youngjae. Dia terlalu asyik menata perabotan Youngjae sehingga tidak
menyadari satu hal, hanya ada sisi maskulin dalam perabotannya, hanya miliknya.
Eunsoo memberanikan diri bertanya.
“Youngjae-ya, bolehkah aku bertanya tentang sesuatu ?
Eummm... Bagaimana kabar Ahra-ya ?”
tanyanya perlahan. Mendengar nama itu disebut, Youngjae tersenyum. Entahlah,
Eunsoo melihat terdapat nuansa sedih dalam senyumannya itu.
“Dia kembali ke rumah orang tuanya di Ijakdo. Kami sudah
memutuskan untuk mengakhiri pertunangan kami.”
“Waeyo ?” Eunsoo menyesali pertanyaannya. Bukan urusanmu Eunsoo –ya. Tapi Youngjae
sudah terlanjur mendengarnya, dan tertawa melihat ekspresi menyesal Eunsoo.
“Hahahaha.. tidak apa-apa Eunsoo ya, aku akan
menceritakannya padamu asal kamu berjanji memberikanku lasagna buatanmu yang
terkenal kelezatannya itu. Arratji ?” Eunsoo mengangguk mantap.
“Sebenarnya aku tidak ingin membicarakannya lagi.. Dia
memilih pria lain daripada bersamaku. Aku memergoki mereka berciuman di
apartemennya ketika aku ingin memberinya kejutan. Ya, hubungan kami hanya bertahan
selama setengah tahun. Dia tidak bahagia bersamaku.” Youngjae tersenyum dan
menghela nafas.
Yeoja sialan !!
bisa-bisanya dia mencampakan pria sebaik Youngjae. Eunsoo mengumpat dalam
hati.
“Geundae, apakah kamu masih mencintainya?”
“Aku tidak tahu. Yang aku tahu aku ingin melupakannya, untuk
itulah aku pindah kesini. Terlalu banyak kenangan tentangnya di apartemenku
yang lama.” ujar Youngjae. “Bagaimana denganmu Eunsoo –ya, apakah ada pria lain
yang telah memenangkan hatimu ?”
“A... Aku... aku tidak memiliki kekasih.” jawabnya gugup,
dia menundukkan kepalanya.
“Hee.. geotjimal.”
“Aniya, aku tidak berbohong.”
“Hmm arraseo, geundae apakah ada seseorang yang kamu sukai
Eunsoo –ya ?”
Eunsoo menatap Youngjae lama, Aku menyayangimu Yoo Youngjae !!
“Entahlah.”
tukasnya. Yap !! Pengecut sekali kamu
Eunsoo –ya, rutuk Eunsoo dalam hati. Tiba-tiba ponselnya berdering,
Daehyun. Dia tidak ingin mengangkat panggilan itu, tetapi Youngjae sudah
mempersilahkannya.
“Waeyo ?” tukas Eunsoo.
“Eun.. Eunsoo –yaa.. aku, aku...” Suara Daehyun seperti
orang yang sedang kesakitan, disusul suara barang pecah dan sesuatu yang berat
jatuh.
“Daehyun-ah... DAEHYUN !!” Tak ada jawaban. Eunsoo panik,
sesuatu terjadi pada Daehyun. Dia segera menelepon rumah sakit tempat Daehyun
dirawat.
“Eunsoo, waeyo ?” tanya Youngjae kebingungan. Eunsoo tidak
menjawab.
“Suster, tolong cek ruang VVIP No. 3 tempat pasien bernama
Jung Daehyun dirawat. Ada sesuatu yang terjadi padanya... Dia baru saja
menelepon saya tetapi terputus...” hening sejenak..”Tolong suster.. Saya Lee Eunsoo, koleganya. Gamsahamnida.”
“Youngjae –ya, mianhae, aku harus ke rumah sakit pusat
Seoul sekarang.” ujar Eunsoo cepat.
“Aku akan mengantarmu.” Youngjae menawarkan diri. Dia
khawatir terjadi sesuatu pada Eunsoo jika dia menyetir dalam keadaan kalut
seperti ini. Eunsoo mengiyakan. Sesampainya di rumah sakit, Youngjae dan Eunsoo
langsung menuju ruang tempat Daehyun dirawat. Perawat dan dokter telah selesai
menanganinya. Setelah menyebutkan namanya, Eunsoo dipersilahkan masuk,
sedangkan Youngjae menunggu di luar. Daehyun masih belum sadarkan diri.
“Sebenarnya apa yang terjadi padanya suster ?” tanya
Eunsoo.
“Ketika kami menemukannya, dia sudah terbaring di lantai.
Sepertinya dia melepas paksa jarum infusnya dan ingin keluar. Tetapi, karena
tubuhnya masih lemah dan dia memaksa untuk berdiri tiba-tiba, dia mendapat
serangan sakit kepala hebat dan tak sadarkan diri. Mengingat kecelakaan yang
dia alami dan dia kehilangan banyak darah, hal ini wajar terjadi pada pasien.
Hanya saja, kami minta tolong Anda untuk memintanya beristirahat total Eunsoo
ssi.”
Eunsoo mengangguk dan berterimakasih pada perawat itu.
Eunsoo memperhatikan wajah Daehyun, terlihat tenang dalam ketidak sadarannya.
“Apa yang kamu lakukan Daehyun –ah ?” ujar Eunsoo lirih. Eunsoo
melihat ponsel Daehyun di atas meja dan dia tergelitik untuk mengeceknya. Dia menemukan
bahwa GPS ponsel masih menyala dengan posisi tujuan ke apartemennya. Dia
menarik kesimpulan, sebenarnya Daehyun mengerti betul kondisi tubuhnya, tetapi
hal gila apa yang mendorong Daehyun untuk ingin menemuinya, selarut ini. Eunsoo
tak habis pikir dengan sifat keras kepala Daehyun.
“Eunsoo –ya..” Youngjae masuk ke dalam ruangan Daehyun.
“Bagaimana keadaannya ?”
“Dia sudah tidak apa-apa. Youngjae –ya, hari sudah larut.
Pulanglah.. aku akan menjaganya hingga dia sadar.” ujar Eunsoo “Lagipula, kau
pasti masih kelelahan karena baru pindahan hari ini.”
“Neo gwenchana ?” Youngjae masih ingin menemaninya,
bertanya siapa pria yang sedang terbaring dengan kepala penuh perban itu.
Eunsoo mengangguk,”Ne... Istirahatlah.”
“Geuraetji, tapi kau harus berjanji akan menghubungiku
besok pagi, Aku akan menjemputmu.” ujar Youngjae sembari menyampirkan sweater
kardigannya di bahu Eunsoo.
****
“Ugghhhh...” Daehyun mengerjap. Sinar matahari menerpa wajahnya. Ketika
dia ingin menyentuh kepalanya yang terluka, sesuatu menahan tangannya. Dia
menoleh dan melihat sosok Eunsoo yang tertidur di pinggir ranjang, dengan
tangan Eunsoo menggenggam tangannya. Daehyun perlahan-lahan menggerakkan satu
tangannya yang bebas dan membebaskan wajah Eunsoo yang tertutup rambut
hitamnya. Terlihat kelelahan, tanpa make-up
tetapi tetap cantik. Daehyun merasakan jantungnya berdebar keras..... Wanita ini
sukses sekali dalam membuat hatinya berdebar.
“Eumm.. kau sudah sadar ? Apa kepalamu masih sakit ? Ada
sesuatu yang kau butuhkan ?” tanyanya. tiba-tiba Daehyun merasa tak enak hati
melihat Eunsoo yang kelelahan.
“Tidak, terimakasih... eumm Eunsoo –ya, maaf merepotkanmu.
”
“Tidak apa-apa. Aku tidak merasa direpotkan.” Perawat masuk
dan mengantar sarapan untuk Daehyun, Eunsoo segera membantu Daehyun untuk duduk
dan mulai menyuapinya. Seperti anak kecil yang kelaparan, Daehyun makan dengan
lahap. Eunsoo merasa seperti noona yang menyuapi adiknya. Dia tersenyum puas.
“Daehyun –ah, ada apa semalam kau meneleponku ?” tanya
Eunsoo setelah Daehyun menyelesaikan sarapannya.
“Aku ingin bertemu denganmu. Aku ingin tahu kenapa kamu
memperlakukanku layaknya orang asing Eunsoo –ya. Naega nomu sirheo.” ujar
Daehyun tertunduk.
“Bukan begitu. Aku... aku hanya tidak ingin kamu terluka
ketika mengetahui siapa diriku yang sebenarnya Daehyun...”
“Tapi, apakah engkau membenciku ?”
Eunsoo menimpali, “Aniya.. kenapa kau sampai berpikiran begitu
? Ssstt, sekarang yang terpenting beristirahatlah total Daehyun –ah. Jika kau
memaksakan diri mengunjungiku seperti tadi malam, aku akan benar-benar
membencimu.”
Daehyun memaksakan diri tersenyum, ”Asal kau tahu Eunsoo
–ya, jika ternyata kamu orang jahat sekalipun, aku tidak peduli. Karena aku
yakin pada diriku yang telah memilihmu.”
Eunsoo menahan air matanya keluar. Aku telah berlaku kejam padamu Daehyun-ah. Aku tidak pantas
mendapatkanmu.
“Bolehkah aku tidur ?” efek obat yang Daehyun minum sepertinya mulai
bekerja. Eunsoo membantunya untuk berbaring dan menyelimutinya. Setelah dirasa
Daehyun tertidur, Eunsoo mengambil ponselnya.
“Youngjae –ya.. bisa kamu jemput aku sekarang ? Maaf
merepotkanmu lagi.... Arraseo, gomawo.”
Eunsoo memperhatikan sosok Daehyun yang tertidur
memunggunginya. Dia berkata sangat pelan, “Geumanhae Daehyun –ah... Aku
mencintai Youngjae. Mianhae... Jongmal mianhae...”
Eunsoo bangkit dan perlahan meninggalkan ruangan tempat
Daehyun tertidur. Hal yang tidak diketahui Eunsoo, Daehyun masih terjaga dan
mendengar dengan jelas pernyataan Eunsoo.
“Sial.” Daehyun menekan wajahnya, menahan butiran air mata
yang mulai muncul di pelupuk mata.
To be continued ~~
picture credit : Brisk ; Vocal & Visual
To be continued ~~
picture credit : Brisk ; Vocal & Visual
2 komentar:
aku kok jadi sebel ya, sama si eunsoo ini.. bisa-bisanya dia, oppa-oppaku dipermainkan begitu saja.. hemm..
anyway, ceritanya kereeenn..
hahahaha
kalo menurutku gini Eunsoo itu masih sayang banget sama Youngjae, dia kan berusaha menghindari Daehyun :)
cuma dia ga bisa serta merta mengacuhkan Daehyun krn dia merasa utang budi sama dia...
cieeee
tunggu yang selanjutnya yak :D
Posting Komentar