13.5.13

Our Heartquake Story : Rain Sound

Ditulis oleh Aninditya di 5/13/2013 05:42:00 AM

It didn’t seem like we had to do this
So my heart hurts so much (heart hurts)
(From the beginning, I held you in the left side of my heart and you thickly remain)
I throw away my feelings but I still miss you as I fall asleep
But on this a rainy night, I cannot fall asleep ~~ B.A.P Rain Sound

Sudah 3 bulan mereka berkencan tetapi hati Eunsoo terus merasa bersalah pada Youngjae. Eunsoo merasa senang jika berada di dekatnya tetapi sangat berbeda dengan perasaan ketika berada di sisi Daehyun. Eunsoo frustasi dengan perasaannya sendiri. Youngjae yang mencurahkan kasih sayang padanya dan hati kecilnya yang terus menolak menerimanya.

“Eunsoo –ya, kajja...” kata Youngjae sembari menyerahkan pasport Eunsoo padanya. Sekarang mereka sedang berada di bandara internasional Gimpo karena Youngjae diharuskan berangkat ke Osaka untuk mengaransemen lagu Japanese version dari boygroup B.A.P. Karena Eunsoo juga sedang mengambil cuti, maka dia mengajak Eunsoo sekalian berlibur.

“Nee.., geundae, bolehkah aku ke toilet sebentar ?”

“Aku tunggu disini.” Eunsoo segera beranjak. Sedikit berlari dia menuju toilet bandara karena 10 menit lagi mereka sudah harus masuk ke boarding pass. Karena terburu-buru dia tidak awas dengan orang didepannya.

Bruugh.. Eunsoo terjatuh, begitu juga dengan orang yang ditabraknya .

“Joesonghamnida agasshi.” ujar Eunsoo sembari membersihkan celana jeansnya.

“Gwenchanseumnida.” pria yang ditabraknya justru membantunya berdiri. “Geurom...” ujar pria itu, berbalik. Aksen itu...

“Chankamannyo...” Pria itu memakai kacamata hitam, tetapi sosok dan aksennya sangat dikenal Eunsoo. Dia sangat yakin pria itu adalah...

“Daehyun-ah...” Dia memanggil pria itu. Tetapi sayang karena bandara sangat ramai, Pria itu tak menoleh sedikitpun. Eunsoo lupa akan urusannya ingin ke toilet dan justru mengikuti orang itu.

“Eunsoo –ya, kau mau kemana ?” tiba-tiba Youngjae menarik tangannya.

“Aaa.. Ani.. tidak kemana-mana. Aku lupa jika kamu menungguku disini. Aku kira di bangku depan sana.” ujar Eunsoo berbohong. Youngjae menatap Eunsoo sesaat.

“Hmmm... baiklah jagiya, ayo berangkat.” Youngjae menggandeng tangan Eunsoo yang menuruti Youngjae seperti orang linglung. Pikirannya masih terpaku pada sosok pria yang ditabraknya tadi. Eunsoo yakin dia Daehyun.

Selama di pesawat, Eunsoo terus melamun. Youngjae menyadari ada sesuatu yang terjadi di bandara, tetapi Youngjae tidak ingin bertanya. Dia sangat menghormati privasi Eunsoo.

“Youngjae –ya, tiba-tiba aku merasa tak enak badan. Kepalaku pusing.” celetuk Eunsoo ketika mereka tiba di Bandara Internasional Kansai. Youngjae segera menempelkan tangannya di dahi Eunsoo. Benar, Eunsoo demam.

“Astaga Eunsoo –ya... Begitu sampai hotel akan aku panggilkan dokter ya ?”

“Eummm... tidak usah. Aku hanya ingin beristirahat sebentar. Bolehkah ? Aku janji besok pagi aku sudah sembuh. Mianhae sudah merusak liburan kita.” ujarnya.

“Aissshh.. kenapa kamu meminta maaf ? Tentu saja tidak apa-apa.” Youngjae gemas sekali dengan sikap Eunsoo. “Bermanjalah denganku walau hanya sebentar.. Okay ?” Youngjae merengkuh bahu Eunsoo ke dalam pelukannya.

 “Ne.” Eunsoo –ya, neo jinja nappeun yeoja. Eunsoo melihat sosok pria itu beberapa meter didepan mereka, keluar dari boarding pass dengan pesawat yang sama. Daehyun yang dingin dan tak terjangkau. Ingin sekali Eunsoo memanggilnya, tapi dia tak bisa. Ada lengan hangat yang sedang memeluknya saat ini. Dan ketika Daehyun melihatnya, dia hanya tersenyum padanya, senyum kosong. Daehyun mengangguk sedikit padanya dan segera berlalu. Memori Eunsoo kembali kepada potongan peristiwa dirinya dengan Daehyun. Daehyun yang tersenyum riang, canda tawanya, aegyo nya, pengakuan jujurnya, segalanya. Dan sekarang dia.... sangat berbeda. Eunsoo merasa dadanya sakit, lebih sakit daripada pusing di kepalanya. Tak terasa air matanya menetes. Oh My God !! You're really thickly remain in my mind, Jung Daehyun.

Eunsoo –ya, apa sakit sekali ?” Youngjae benar-benar mengkhawatirkan Eunsoo yang mulai menangis.

“Ughhh.. gwenchan...” suara Eunsoo tercekat.

“Uljima...” Youngjae mengusap airmata Eunsoo. Eunsoo menggeleng.

“Mian.” Air mata Eunsoo terus mengalir. Youngjae langsung menuntun Eunsoo ke mobil yang telah disiapkan untuknya dan bergegas ke hotel tempatnya menginap. Eunsoo tertidur selama perjalanan. Sesampainya di hotel, Youngjae menggendongnya dan menidurkannya di ranjang. Raut wajah kelelahan dan kesedihan yang tergambar disana. Youngjae mengingat kebersamaan mereka selama 3 bulan. Hingga detik ini dia belum sepenuhnya memahami Eunsoo, dan Eunsoo pun seakan menutup sisi lain dirinya dari Youngjae.

“Wae geurae Eunsoo –ya ? Tak bisakah aku bisa masuk ke dalam kehidupanmu ?” Youngjae mengelus rambut hitam Eunsoo, mengecup keningnya. “Tahukah kamu, aku mencintaimu Eunsoo –ya ? Ijinkan aku membahagiakanmu.” ujarnya pelan, putus asa.

****

Eunsoo terbangun keesokan harinya, mendapati sebuah memo, semangkuk bubur abalon dan obat demam di meja samping tempat tidurnya.

Aku ada di studio rekaman hingga jam makan siang. Makan dan minumlah obatmu. Aku ingin kau cepat sembuh dan bersenang-senang bersamaku, Arra ? ^^

Eunsoo tersenyum, beranjak dari tempat tidurnya dan membersihkan diri. Kemudian dia menyantap sarapannya dan mengetik SMS ke Youngjae

Kenapa ada bubur abalon di Osaka ? Geundae, gomapta ^^Rasanya enak.

Tak lama, SMS balasan Youngjae masuk.

Sudah merasa baikan ? Hotel tempat kita menginap memiliki koki dari Korea, aku memintanya membuatkan bubur untukmu. Baik-baik di hotel jagiya. Oh iya, aku menaruh kunci mobilku di laci meja dekat ranjangmu,sekiranya  kamu ingin keluar ^^ Atau.. kamu ingin menunggu pangeranmu datang dan mengajakmu menikmati malam di Osaka ? hahahahaha :D

Sangat sehat :D Pangeran nugu ? hahahaha Me~~rooong :P

Youngjae tidak membalas. Eunsoo mengerti pasti dia sedang larut dalam mengaransemen lagu. Badan Eunsoo jauh lebih baik ketimbang semalam. Semalam... Eunsoo –yaaa.. ayolah !! lupakan Daehyun. Sekarang kau bersama pria yang kamu cintai bukan ? You're with Youngjae now. Not him. Eunsoo menepuk pipinya, menghela nafas berat. Dia memutuskan berjalan-jalan sebentar sekaligus menjemput Youngjae untuk makan siang. Youngjae telah menuliskan alamat studio, dan untungnya Eunsoo sedikit banyak menguasai bahasa Jepang.

“Arigatou gozaimasu” ujarnya setelah menerima sekantong kue dorayaki hangat. Osaka sangat ramai. Meskipun begitu Eunsoo puas berjalan-jalan di pedestrian Dotonburi melihat anak muda Jepang dengan dandanan yang unik. Jika dia tak ingat tujuannya keluar hotel, mungkin dia akan melahap semua jajanan khas Osaka yang tersedia di sana.  Bubur abalon tidak cukup mengisi perutnya.

“Youngjae –ya... aku didepan studiomu.” Eunsoo menghubungi ponsel Youngjae. Jam sudah menunjukkan lewat tengah hari, tetapi pekerjaan Youngjae belum juga selesai.

“Masuklah Eunsoo –ya, tunggulah didalam.”  ujar Youngjae sedikit keras, mencoba mengalahkan suara instrumen musik. Eunsoo menuruti Youngjae. Setelah dia melihat sosok Youngjae, Eunsoo melambaikan tangannya. Youngjae melihatnya dan menghampirinya.

“Aigooo... nae yeppeo jagiya. Nomu bogoshipta.” ujar Youngjae mencubit pipi Eunsoo. Eunsoo tertawa.

“Ahh ne, aku kenalkan produser musik untuk project ini Eunsoo ya...” Youngjae masuk ke ruang rekam dan memanggil seseorang. Eunsoo terkesiap ketika melihat pria yang dipanggil Youngjae.

“Kenalkan Eunsoo –ya, dia adalah Jung Byunghee, Komposer utama di TS Entertainment.” Pria itu mengulurkan tangannya. Mirip... seseorang.

“Aaa.. naneun Lee Eunsoo imnida.”

“Jung Byunghee imnida. Youngjae –ya, dia sangat cantik.” ujar Byunghee pada Youngjae.

“Tentu saja. As always from my girlfriend.” ujar Youngjae mengalungkan lengannya di bahu Eunsoo. Byunghee hanya tertawa.

“Apakah kalian nyaman tinggal di hotel yang aku siapkan ?” tanyanya. Tetapi sebelum mereka berdua sempat menjawab pertanyaan Byunghee, staff studio memanggilnya.

 “Ahh ne, chankamannyo. Ada yang mencariku diluar. Geurom.” Byunghee berlalu. Eunsoo melihat bayangan Byunghee yang mengobrol dengan seseorang diluar sana. Pasti kerabatnya karena Byunghee tertawa renyah dan meninju pelan lengan tamunya. Hanya sebentar, dan dia masuk kembali ke ruang studio.

“Mianhaeyo, adik laki-laki saya.” ujarnya. “Jadi, bagaimana ?”

“Aahhh hotel ? Kami nyaman di sana. Aku tak menyangka menemukan banyak menu masakan Korea dari restoran hotel. Gomawo hyung.” ujar Youngjae.

“Tak usah dipikirkan.. Lagipula hotel itu milik adikku.” Adik ?

“Igo.. bolehkah aku tahu siapa nama adik anda Byunghee ssi ?”

“Daehyun. Jung Daehyun.” Jantung Eunsoo berdegup kencang ketika nama itu disebutkan.  Byunghee seperti mengingat sesuatu, tergambar dari raut wajahnya.

“Eunsoo.. Lee Eunsoo. Bukankah kita pernah bertemu sebelumnya ? Di rumah sakit saat....”

“Saat saya sedang menjenguk teman saya. Iya saya ingat...” Potong Eunsoo cepat, kemudian tersenyum penuh arti. Raut wajah Byunghee menunjukkan ketidaksetujuannya, tetapi dia memilih diam. Dia ingat wanita ini adalah interior designer di perusahaan ayahnya, orang yang diselamatkan adiknya ketika kecelakaan proyek dulu. Juga orang pertama yang ingin ditemui Daehyun begitu dia tersadar. It's too obvious that Daehyun has that kind of feeling to this woman. Tetapi ternyata dia adalah kekasih dari partner komposernya ?  Dunia begitu sempit.

“Jja... Youngjae –ya, pekerjaan hari ini sudah cukup. Lagipula kamu sudah dijemput oleh kekasihmu yang cantik ini. Besok pagi kita lanjutkan kembali.” ujar Byunghee.

“Jinja hyung ? Aaaa manhi gomapgo.” Youngjae terlihat senang sekali. Dia segera mengambil mantelnya dan menggiring Eunsoo.

“Uri galkke.. annyeong hyung.”

****

Hari ini adalah hari keempat mereka berada di Jepang. Harin termangu di kamarnya sendiri. Sejak dini hari Youngjae telah meninggalkan hotel karena mempersiapkan proses vocal record  boyband B.A.P. Bisa dipastikan seharian Youngjae akan berada disana. Memikirkannya saja sudah membuat Eunsoo merasa bosan. Untuk mengusir kebosanannya dia memutuskan berjalan-jalan di lingkungan hotel sambil mengambil beberapa gambar.

Diam-diam dia mengagumi kehebatan Daehyun. Dia cukup mengerti bagaimana kisah hidup keluarga Jung dari obrolan pegawai di kantornya. Hotel ini cukup luas dan memiliki desain arsitektur yang bagus. Hotel yang awalnya hanya ada di Busan ini diwariskan kakek Daehyun ke tangannya. Dari awal memang dia dipersiapkan mengelola bisnis ini. Sedangkan kakak dan ayahnya lebih memilih berkarir di bidang lain. Hal yang tidak sia-sia karena di umurnya yang masih muda, dia telah mengembangkan cabang hotelnya hingga ke Seoul dan  Osaka.  Menjadikannya salah satu pebisnis muda Korea yang patut diperhitungkan.

Eunsoo bersandar pada bangku yang tersedia di pinggir kolam renang. Area kolam renang yang rimbun oleh pepohonan membuat Eunsoo mengantuk. Ketika dia ingin memejamkan matanya, seseorang terjun ke dalam kolam renang dari papan loncat. Cipratan airnya mengenai baju Eunsoo.

“Yaisshhh...” Eunsoo mengumpat. Kaosnya basah. Dia segera mengecek kamera Canon SX500 IS milik Youngjae –yang untungnya terkena sedikit cipratan air. Cukup kesal, dia melihat orang yang terjun tadi keluar dari kolam –tepat didepannya.

Great !! Can anybody stop this fucking flutter heart ?
 


To be continued ~~
Pictures credit : Busan Boy ; Vocal & Visual 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Annyeong to my crazy corner ! Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review