27.5.13

Our Heartquake Story : It's All Lies

Ditulis oleh Aninditya di 5/27/2013 01:13:00 PM
Honestly, I am not a good person -- I am really a jerk
Like a fool like a coward
I couldn’t tell you I loved you
I know feel like I know about your love
The words “come back to me” ~~ B.A.P It's All Lies


Tidak mungkin... 
Untuk beberapa saat mereka saling bertatapan, sama-sama merasa kaget. Daehyun cepat menguasai kecanggungan diantara mereka.

“Jongmal mianhamnida Eunsoo -ssi, lagi-lagi membuat bajumu basah.” Daehyun membungkukkan badannya , mengambil handuk yang tersampir di kursi Eunsoo dan segera beranjak pergi. Eunsoo cepat-cepat pulih dari keterkejutannya.

“Daehyun-ah...” Daehyun tidak menoleh sedikitpun. Kentara sekali dia ingin meghindari Eunsoo.

“Yaa !! JUNG DAEHYUN !!” merasa tidak digubris, Eunsoo mengejar Daehyun, menarik tangannya. Daehyun menoleh, menatap Eunsoo tajam.

Aaa ettokhae ? Mwohaneungeonji ? Eunsoo tiba-tiba menjadi salah tingkah. Baru dia sadari tinggi badannya hanya setinggi bahu Daehyun. Eunsoo perlahan-lahan melepas genggamannya. Daehyun saat itu hanya bertelanjang dada... dan basah. Eunsoo berusaha keras mengalihkan pikirannya ketika melihat badan Daehyun yang terbentuk dengan baik itu.

“Wae geurae Lee Eunsoo ssi ?” ujar Daehyun dengan penekanan pada namanya. Deg !! Sensasi sakit apa ini ?

“Mian..” Suara Eunsoo tercekat dan terus menatap ujung sepatunya. Kata-kata yang dia ingin utarakan terasa susah sekali dikeluarkan. Wae Eunsoo ya ? Ini bukan dirimu.

“Ahh.. temui aku 10 menit lagi di kafe hotel. Kecuali jika kau ingin melihatku dalam keadaan seperti ini, Eunsoo ssi.” hati Eunsoo mencelos. Daehyun segera menuju ruang ganti.

 Kafe hotel.....
“Wae geurae ?” tanya Daehyun cepat, begitu dia duduk di kursi depan Eunsoo.

“Yaa !!! sudah berbulan-bulan kita tidak bertemu dan responmu hanya seperti itu ? Huh !!”

“Ahh yee.. annyeonghaseyo Eunsoo ssi, lama tak berjumpa. Apa kabar ?  Sepertinya kau baik-baik saja dan sedang berbahagia.” ujar Daehyun tersenyum sinis.

Eunsoo menahan kekesalan di dadanya. –ssi ? apa-apaan panggilan itu !! “Seharusnya aku yang bertanya, wae geureoni ? kenapa kamu tidak memberiku kabar ? Aku... aku...” Eunsoo tak bisa melanjutkan kata-katanya. Dia tahu dengan pasti kata selanjutnya.

“Wae ? kenapa kau tidak melanjutkan kata-katamu ?” Eunsoo terdiam, tangannya terkepal. Daehyun melanjutkan.

“Kau ingin mengatakan bahwa kau mengkhawatirkanku ? Atau malah ‘merindukanku’ ? Huh yang benar saja !!” Eunsoo tertegun, damn!! he’s right.

“Aku tahu bahwa kamu mencintai pria lain, Yoo Youngjae. Pria yang saat ini menjadi kekasihmu. Aku juga tahu bahwa kau selalu menyimpan bingkai foto kalian berdua di laci meja kantormu. Aku tahu....” Daehyun menarik nafas sejenak, “bahwa kau tahu pasti, aku mencintaimu. Karena itulah aku memilih untuk melepaskanmu.”

Eunsoo menatap mata Daehyun, hanya terlihat gurat terluka dan kesedihan di sana.

“Dan sekarang, kau menahanku ? Kenapa tidak kau biarkan saja aku ? Apa maumu Eunsoo ssi ? kau ingin menggoreskan luka lagi di hatiku ? Memamerkan kemesraanmu dengan Youngjae di depanku ?” Tangan Daehyun terkepal, menahan pedih di hatinya sendiri. Juga menahan perasaan ingin memiliki wanita itu lagi. She's not yours Daehyun !! Jongmal mianhamnida Eunsoo-ya.

“Aku tidak bermaksud....”

“Geumanhaja... “ Daehyun tidak memberikan kesempatan Eunsoo untuk berbicara, “Aku akan kembali ke Seoul besok siang. Aku harap kamu menikmati liburanmu dan lebih menghormati kekasihmu dengan tidak bertemu denganku lagi. Selamat tinggal Eunsoo –ya.” Daehyun beranjak pergi dari tempat itu. Meninggalkan Eunsoo yang mati-matian menahan laju air matanya.

****
“Eunsoo –ya... nae wasseo..” ujar Youngjae ketika tiba di kamar hotel malam harinya.

“Eo.. bagaimana pekerjaanmu ? lancar ?” ujar Eunsoo membantu Youngjae membuka mantelnya. Salju turun malam ini di Osaka.

“Yep.. member B.A.P sangat kooperatif. Mereka memang suka bermain-main tetapi bisa sangat serius ketika masuk ruang rekaman.” Eunsoo tersenyum.

“Bam mokkosseo ?” tanya Youngjae. Eunsoo menggeleng sembari melihat meja makan yang penuh dengan menu makan malam bagi mereka berdua.

“Neon naega gidarilke. Jal mokja.” Eunsoo menggandeng tangan Youngjae menuju meja makan. Tapi Youngjae malah menarik tubuh Eunsoo mendekat. Menciumnya tepat di bibir. Eunsoo terkejut.

“Aku merindukanmu.” ujar Youngjae menatap mata Eunsoo dalam. Memang ini bukan pertama kalinya mereka berciuman. Tapi Eunsoo terkejut dengan sikap tiba-tiba Youngjae, dia tak pernah melakukan hal ini. Youngjae mencoba mencium bibir Eunsoo sekali lagi, tetapi Eunsoo menolehkan kepalanya.

“Youngjae-ya, nomu baegoppa. Jal mokja.” ujar Eunsoo meninggalkan Youngjae yang tertegun.
Suasana makan malam terasa sangat canggung awalnya, tapi Youngjae sangat pintar mencairkan suasana dan membuat suasana makan malam yang canggung menjadi penuh tawa. Untuk sejenak, Eunsoo lupa akan pertemuannya dengan Daehyun.

Eunsoo menatap pemandangan kota Osaka yang tertutup salju ketika Youngjae memeluknya dari belakang, menaruh dagunya di bahu Eunsoo.

“Jagiya, nomu bogoshippo.”  Youngjae mencium bahu Eunsoo.

“Nado.” ujar Eunsoo singkat. Youngjae membalikkan tubuh Eunsoo, memeluknya, menatap matanya dalam.

“Neo arra.... saranghae.” Youngjae mengecup pelan kening Eunsoo, kelopak matanya yang terpejam, pipinya, puncak hidungnya dan perlahan-lahan bibirnya. Lembut sekali, selayaknya boneka porselen. Tetapi Eunsoo tidak membalas ciuman Youngjae, tidak juga melepas pelukannya. Youngjae perlahan-lahan mencium leher jenjang Eunsoo, tanda bahwa Youngjae menginginkan Eunsoo lebih. Eunsoo menggigit bibir bawahnya.

Hanya Daehyun, Jung Daehyun lah yang sekarang ada dipikirannya. Sosok Daehyun dengan raut wajah terluka tadi siang. Hatinya terasa sakit sekali.

“Hajima.” Eunsoo melepaskan diri dari pelukan Youngjae. Youngjae menatapnya bingung.

“Wae ?”

“Uri... uri geuman kkeutnaeja. Heojyeo.” (let’s end this now. let’s break up)

“Mworago ? Wae ?” antara percaya dan tidak Youngjae mencengkeram bahu Eunsoo yang hanya terdiam.

“Morreugesso. Aku.... ingin kita berpisah.”

 “Geundae.. Saranghaeyo Eunsoo-ya, tak bisakah kamu tetap berada di sampingku ?” Youngjae memohon.

Eunsoo menepis tangan Youngjae pada bahunya. “Mianhae.”

Sebuah nama terlintas di pikiran Youngjae, “Kamu mencintai pria bernama Jung Daehyun itu bukan ?”

Jantungnya berdetak sakit sekali ketika Youngjae menyebutkan nama itu. Tetapi, itulah yang sebenarnya terjadi, Eunsoo tidak bisa tulus mencintainya. Dia menyadari bahwa perasaannya terhadap Youngjae sekarang hanyalah rasa sayang kepada sahabat, kepada kakak lelaki, bukan kepada seorang namja. Air mata Eunsoo mengalir, mengingat kenyataan dia telah menyakiti Youngjae. Ya, kamu jahat sekali Eunsoo –ya. Pabo yeoja. Berapa orang lagi yang harus sakit karenamu ?

“Mianhae... jongmal mianhamnida.”

Youngjae manatap Eunsoo nanar. “Karena itulah kamu tidak pernah memanggilku ‘oppa’ ? Karena itulah kamu tidak pernah benar-benar membuka hatimu padaku ?” Youngjae mengambil nafas, menekan puncak hidungnya, menahan kesedihannya. Semuanya jelas sekarang.

“Apakah kamu menerimaku karena merasa kasihan kepadaku ?” cecar Youngjae.

“Bukan begitu Youngjae –ya. Aku dulu mencintaimu, sangat mencintaimu....”

“Dan tidak bisakah kau kembali mencintaiku seperti dulu ?”

“Aku....”

Youngjae mendengus pelan, menarik pergelangan Eunsoo dan memeluknya erat.

“Jebal....” Eunsoo merasakan bahu Youngjae bergetar. “Kajima...Kajima Eunsoo –ya. Jebal kajima.” mendengar suara Youngjae yang parau, Eunsoo menangis. Bukan karena dia ingin kembali pada Daehyun, toh pria itu sudah tidak ingin bertemu dengannya. Tapi lebih karena dia tidak ingin menyakiti hati Youngjae lebih dalam jika ia terus bersamanya. Youngjae adalah pria yang sangat baik, tampan dan pandai. Eunsoo merasa tak pantas berdiri di sampingnya.

“I can’t... Mianhamnida.” ujarnya pelan. Ya, biarlah pada akhirnya aku yang menderita. Youngjae melepaskan pelukannya dan menggenggam bahu Eunsoo. Dia tertunduk.

“Baiklah, jika itu memang yang kamu inginkan. Tidurlah.” Youngjae menghapus air mata Eunsoo, mencium keningnya cukup lama, dan Eunsoo merasakan bahwa bibir itu bergetar.

“Aku akan memesan satu tiket pesawat untukmu besok siang.” Bahkan setelah Eunsoo memutuskannya, Youngjae masih memikirkan dirinya.  Setelah mengatakan hal itu, Youngjae mengambil mantelnya dan keluar entah kemana. Youngjae tidak kembali malam itu. Eunsoo hanya menemukan tiket pesawat ke Seoul keesokan harinya yang diantar oleh seorang pegawai hotel, dengan satu carik post-it.....

Leave me, don’t love me, instead find someone who will love you 
After you leave, it might be hard and tiring for me, hurry, and live on forgetting me
You will be happy, you are the prettiest of them all, I loved you so I know
Terimakasih Eunsoo –ya

Air mata Eunsoo mengalir....


To be continued ~~~
Picture credit : Vocal & Visual

2 komentar:

Afi mengatakan...

langsung cari2 foto Daehyun yaanng~ *ehmehm
hahaha.. gak nemu tapi..

Aninditya mengatakan...

aku nemu banyak fi.. ga topless sih, tapi cukup jelas buat ngelihat gimana badan+abs nya emang ada xD

Posting Komentar

 

Annyeong to my crazy corner ! Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review