3.4.13

I've Fallen for You -Part 1-

Ditulis oleh Aninditya di 4/03/2013 10:27:00 AM
yeorobun... ini ada 3 chapter FF pertamaaa banget yang udah pernah aku posting di facebook, enjoy it >__<

Author : Kim Eunsup
Cast :
-Park Harin
-Park Sanghyun (Thunder MBLAQ)
-Kim Kibum (Key SHINee)

Support Cast : 
-Kim Sora
-Jung Yonghwa CN Blue
-Im Yoona
-MBLAQ member

Rating : PG 15
Genre : Romance
Disclaimer : ini cuma FF ngebayangin Key sama Cheondung yaa :D

-Park Harin POV-

“Wah sudah tepat 3 tahun ternyata” batinku saat melihat boneka panda itu. Ya, boneka panda pemberian seseorang yang pernah mengisi hatiku 2,5 tahun terakhir ini. Seseorang yang telah membuangku begitu saja setelah kami hilang kontak selama 2 bulan. Aku tersenyum getir saat mengingatnya. Pandanganku teralih pada liontin berbentuk hati yang sengaja aku kalungkan di leher boneka itu.

Bagaimana kabar Kibum sekarang ya ? aku selalu berharap dia mendapatkan wanita yang lebih baik daripada aku.

Author POV  -flashback-

Sore itu Park Harin sedang menghadiri rapat untuk mempersiapkan acara seminar yang akan diadakan sebulan lagi. Mereka sedang serius membicarakannya ketika handphone Harin berbunyi, telepon dari Kibum. Karena tidak ingin mengganggu rapat, Harin kemudian mematikan handphone nya. Harin terus bertanya-tanya kenapa Kibum meneleponnya sekarang? Padahal Harin tidak pernah lupa mengingatkan Kibum bahwa dia selalu menghadiri rapat rutin di hari yang sama.
Walaupun mereka akhir-akhir ini jarang saling kontak karena kesibukan masing-masing, tetapi Harin tidak pernah lupa untuk memberitahu Kibum apa yang sedang dia lakukan lewat SMS. Harin juga menyadari bahwa intensitas Kibum membalas sms nya sangat jauh berkurang belakangan ini. Harin tau bahwa saat-saat ini mereka berdua sedang dihadapkan ada kesibukan yang menuntut mereka untuk jarang bertemu.
Sudah jam 9 malam sekarang dan rapat baru saja selesai. Harin segera pulang kerumahnya karena tidak mau ketiduran di jalan. Setelah mandi, Harin menghidupkan kembali handphonenya ketika SMS itu masuk.

-Park Harin POV-

“3 sms dari Sora, 1 sms dari Yonghwa, 1 sms dari Kibum dan 10 misscall mayoritas dari Sora. Hmm jarang sekali Sora meneleponku.” Aku langsung membalas sms sora yang isinya adalah dia kebingungan mencariku karena ingin mengajakku makan malam dengan Yonghwa.

“Yaaa, kau mau menjadikanku obat nyamuk dengan Yonghwa Sora-ah? Untung saja aku matikan handphoneku. Hehehe mianhae Sora-ah”. Kuketik SMS balasan sambil tersenyum membayangkan Sora salah tingkah didepan Yonghwa.

Deg. Apa-apaan ini ? Kibum-ah apa maksudmu mengirim sms ini? Batinku bertanya-tanya ketika aku membaca SMS  yang menyatakan dia ingin berpisah dariku. Aku meneleponnya dan selalu masuk ke mail box.

 Kibum-ah waeyo ? Sesak, dan tak terasa mataku panas. Aku menangis malam itu memikirkan bahwa Kibum sudah tidak menyayangiku lagi. Aku tertidur karena terlalu lelah menangis.

-Kibum POV-

Aku telah mengirimkan SMS itu. Mianhae Harin-ah. Jongmal mianhae. Aku bingung dengan perasaanku sendiri. Aku masih menyayangimu, tapi aku tidak bisa membohongi diriku sendiri bahwa aku jatuh cinta dengan wanita itu, Im Yoona. Dia lah yang selalu ada disampingku saat aku sedang sedih dan butuh seseorang untuk menumpahkan kekesalanku. Kamu terlalu sibuk dengan duniamu. Akupun juga begitu. Aku tahu aku salah dan aku tidak mau menyakitimu lagi. Aku memang egois. Mianhae Harin-ah.

Aku membalas SMS Harin dengan mengatakan bahwa keputusan ini adalah yang terbaik bagi kita berdua. Aku belum berani mengatakan bahwa aku telah jatuh cinta dengan orang lain. Waktu akan menjawab semuanya, aku harap begitu Harin mengetahui yang sebenarnya, dia telah mendapatkan pria yang lebih baik daripada aku.

-End flashback-
-Harin POV-

Sudah setengah tahun sejak kejadian itu dan hubunganku dengan Kibum masih dingin. Aku telah mengetahui hal yang sebenarnya mengapa dia mengakhiri hubungan kita dan saat itu hatiku sangat lega, walaupun aku tahu hatiku lebih hancur. Perasaanku padanya telah mati. Aku dikhianati olehnya dan aku tidak mau lagi berurusan dengannya. Saat ini yang ada dalam pikiranku adalah bagaimana aku membahagiakan ibuku dan bagaimana aku akan menjalani hidup selepas kuliah nanti. Ya walaupun masih 2 tahun lagi aku lulus. Toh, tidak percuma juga kan mempersiapkan jauh di awal.

“Ya ! Harin-ah ! jangan melamun siang-siang” ujar Sora sambil mengibaskan tangannya di depanku. Aku bahkan tidak menyadari bahwa dia telah masuk ke kamarku sejak 5 menit yang lalu.

“Ani, aku tidak melamun kok “

“Aku tidak percaya. Kamu mengamati boneka dari Kibum terus. Apa kamu teringat padanya?”

“Ani, aku hanya berpikir untuk membeli boneka baru” jawabku asal.

“Huh, ketahuan sekali kamu berbohong Harin-ah.” Ujarnya kesal sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidurku.

“Sora, bagaimana hubunganmu dengan Yonghwa? Tumben kamu tidak mengajaknya kemari.” Tanyaku untuk mengalihkan perhatiannya.

“Yonghwa oppa? Dia sedang mengurus berkas-berkas wisudanya. Karena bosan, aku meninggalkannya di kampus dan datang kemari.” Ujarnya sambil bersungut-sungut.

Aku terkekeh dibuatnya. Sahabatku ini baru 3 bulan dia menjalin hubungan dengan Yonghwa., Sunbaenim kami yang sangat dia kagumi. Sora sangat pemalu dan dia sangat baik menutupi perasaanya ketika berhadapan dengan Yonghwa. Aku tahu sejak awal Yonghwa juga menaruh hati padanya sehingga mau tidak mau aku membantunya memahami Sora hehehe. Yonghwa sangat baik, tipikal seorang gentleman sejati jadi aku tenang menaruh kepercayaan pada Yonghwa untuk menjaga Sora.

~Ije dashi one better day, one better day..~~ terlambat, Sora sudah menempelkan handphoneku di telinganya.

“Yoboseyo~~ Aninde, naneun Sora yeyo. Harin-ah ? chankamanyo.” Ujarnya sambil menyerahkan handphoneku.

“Nugu?”

“Mollayo” jawabnya sambil memainkan handphonenya. Aku melihat nama yang tertera di layar handphoneku. Sanghyun, teman sekelasku di major yang sama meneleponku. Jelas Sora tidak tahu, karena dia mengambil kelas yang berbeda.

“Yoboseyo Sanghyun ssi. Waeyo ?”

-Sanghyun POV-

“Yoboseyo Sanghyun ssi. Waeyo ?” Hhhh, akhirnya Harin yang menjawab panggilanku.

“Harin-ah, bisa kita bertemu sejam lagi di kafe dekat kampus. Aku ingin membicarakan tugas kelompok kita. Ada beberapa hal yang aku tidak mengerti dan aku butuh bantuanmu. Maaf sebelumnya karena sebenarnya ini tugas yang dibebankan padaku.” Aku sebenarnya enggan meminta dia datang karena hari ini mendung, tetapi cuma dia yang mengerti materi ini.

 “Uugh, baiklah. Tetapi aku bersama temanku Sora, Gwenchana?” dia terdengar enggan memenuhi permintaanku, aku berpikir sejenak.

“Gwenchana.”

Harin segera bersiap-siap dan mengajak Sora untuk pergi bersamanya. Sora langsung setuju karena toh dia juga bosan di kamar Harin yang sebenarnya luas ini. Sesampainya di kafe yang dimaksud, Harin dan Sora memilih meja di dekat jendela sembari menunggu Sanghyun.

-Sora POV-

Sial ! aku melihat Kibum dan yeoja itu di meja tak jauh dari meja kami. Aku pun segera memperingatkan Harin. Untung saja Sanghyun sudah datang. Harin memperkenalkanku pada namja itu.

“Sora-ah. Sanghyun imnida. Tidak apa-apa kan bila aku meminjam Harin sebentar” ujar Sanghyun tersenyum. Hmm namja ini, sangat tampan bahkan lebih tampan dari Yonghwa oppa. Badannya walaupun kurus tetapi cukup berotot dan bisa aku lihat dia merawat tubuhnya dengan baik. Sangat cocok bila disandingkan dengan Harin.

“Gwenchanayo Sanghyun ssi. Lagipula sebentar lagi aku juga pergi kok.” Kulihat wajah penasaran Harin. Tak lama, SMS dari Yonghwa oppa mengabarkan bahwa dia sudah didepan kafe.

“ja, aku pergi dulu Harin-ah, Sanghyun ssi. Annyeong” ujarku sambil lalu.

“Jalkayo Sora-ah” teriak Harin.

“Nde~” yap, aku sengaja meminta Yonghwa menjemputku cepat begitu aku melihat Kibum.
Aku ingin sedikit mempermainkan perasaan Kibum. Aku tahu Kibum masih sayang pada Harin dan yeoja itu hanya sebagai pelarian cinta sesaat Kibum. Aku tahu bahwa akhir-akhir ini Kibum ingin kembali pada Harin tetapi dijawab dingin oleh Harin. Berhasil, Kibum menoleh ketika mendengar teriakan Harin. Kekeke rasakan Kibum ssi.

-Harin POV-

Aku tidak menyangka Sora akan meninggalkanku berdua dengan Sanghyun. Ugh, eottokhaeyo ? Sanghyun-ah, dia.. terlihat tampan dengan kaos oblong dan celana jins nya. Bukankah dia selalu terlihat tampan ya? Tarik nafas Harin, ini cuma membicarakan masalah tugas. Batinku dan tak sadar aku memainkan jari-jariku karena grogi. Aku sedikit menyukai Sanghyun akhir-akhir ini.

“ja, Harin ssi. Aku tidak mengerti bagian ini. Bisa kau jelaskan?”

“oh, yang ini. Begini.. kita tahu kan bahwa fisiologi tubuh manusia itu memiliki batasan-batasan tertentu dalam melakukan pekerjaan. Yang kamu harus lakukan seharusnya bla bla bla bla bla...

-Sanghyun POV-

Aku mendengarkan dengan seksama penjelasan Harin dan sesekali tersenyum. Yeoja ini, aku selalu suka dengan caranya berbicara. Dia sangat ahli di bidang ini dan penjelasannya sangat mudah dimengerti, mungkin karena dia mengikuti berbagai macam organisasi sehingga kemampuan berbicaranya sangat baik. Hey ! Namja yang duduk di belakang meja kami daritadi menatapku dingin. Dia terlihat marah melihatku dan Harin berdiskusi. Apakah dia mengenal Harin? Yah, mollayo. Apapun yang dia lakukan aku tidak peduli karena yeoja didepanku ini sangat menyita perhatianku lebih dari apapun.

“Sanghyun ssi.. neo arraseumnika?” tanya Harin sembil menyeruput jus apelnya.

“Eh.. eh.. nan arrasoyo Harin” jawabku gagap karena melamun.

“Jinjayo?” sepertinya dia tidak percaya dengan jawabanku.

“Jinja. Nan arraseoyo Harin-ah” dengan gemas aku mengetuk kepalanya dengan pulpen.

“Ish, Mwoya?” dia membalas mengetuk kepalaku dengan buku. Aku tertawa melihatnya bersungut-sungut. Aku menyayanginya. Hmm mungkin karena dia mirip adik perempuanku. Entahlah mungkin perasaanku ini hanya perasaan seorang oppa kepada yeodongsaengnya. Lagi-lagi namja dibelakang meja kami menatapku sinis. Hey bro ! urusilah yeoja didepanmu itu. Harin tidak menyadarinya karena dia duduk membelakangi namja itu. Aku tersenyum tipis kepada namja itu.

-Harin POV-

Sanghyun tertawa. Aigooo nomu minam namja. Aku tak sadar bahwa wajahku memerah melihatnya. Hmm tapi kenapa dia dari tadi melihat ke arah belakangku. Aku mengikuti arah pandangannya. Deg. Kibum dengan yeoja itu. Aku tersenyum sekilas ke arahnya dan segera membuang pandanganku ke Sanghyun.

“kamu mengenal orang itu?” Sanghyun melihat keanehan pada perubahan raut wajahku.

“aniyo. Aku tidak kenal” jawabku berbohong. Kenapa dia ada disini bersama yeoja itu? cih ternyata benar bahwa dia dan Im Yoona sudah menjalin hubungan.

“jongmalyo?” aku melihat raut wajah Sanghyun yang meragukan jawabanku. Ku anggukkan kepalaku yakin. Sanghyun masih meragukan jawabanku tetapi dia tidak bertanya lagi.

“Harin-ah, kamu kosong hari ini?”

“Hmm, iya aku kosong. Ada apa ?”

“aku ingin mengajakmu makan malam sebagai balasan atas penjelasanmu hari ini.” Ujarnya sambil tersenyum. (author ngebayangin senyumnya Thunder mulu. Aigoo, kyeopta)

“Ya ! Sanghyun ssi. Kerjakan dulu tugas ini, lusa kan harus dikumpulkan ke seonsaengnim.” Astaga, apakah aku bermimpi?  aku tak menyangka dia mengajakku makan malam.

“aaahh.. araseo. Jadi kamu tidak mau ?”

“Bukannya tidak mau. Tapi ini juga kewajibanku memastikan tugas kelompok kita kelar Sanghyun-ah. Arra ?”

“Ne.. ne. Lain kali kamu harus mau ya.”

“Hmm.. mollayo. Ada yang mau kamu tanyakan lagi ? jika tidak aku pulang dulu. Eomma tadi berpesan untuk segera pulang karena tadi mendung.”

“Untuk saat ini cukup Harin-ah. Kau mau pulang sekarang? tapi diluar masih hujan. Gwenchana?”

“Gwenchana Sanghyun-ah. Aku membawa mobilku. Oke, aku pulang dulu. Annyeong.” Tiba-tiba Sangyhun menarik tanganku dan memelukku.

“Jalkayo” bisiknya di telingaku. Aku spontan menarik tubuhku dan tak disangka dia mencium punggung tanganku.

“A.. A.. Annyeong Sanghyun ssi” aku membungkuk padanya dan segera berlalu. Ige mwoya ? kenapa Sanghyun memelukku seperti itu. Aish, jinja micheosso... Aku tak tahu bagaimana perasaan Sanghyun padaku. Dia sulit ditebak.

-Sanghyun POV-

Apa yang aku lakukan barusan ? aku tidak mempercayai tubuhku bergerak sendiri untuk memeluk dan mencium punggung tangan Harin. Aku melihat wajah Harin memerah karena perlakuanku. Apa yang harus aku lakukan ketika bertemu dengannya lagi? Sekarang namja itu melihatku dengan tatapan seperti mau membunuhku. Aku merasa aku menang dari namja itu entah karena apa dan aku tersenyum ke arahnya. Tidak ada lagi yang bisa aku lakukan disini, maka akupun beranjak pulang.

To be continue~~

0 komentar:

Posting Komentar

 

Annyeong to my crazy corner ! Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review