Author : Kim Eunsup
Cast :
-Park Harin
-Park Sanghyun (Thunder MBLAQ)
-Kim Kibum (Key SHINee)
Support Cast :
-Kim Sora
-Jung Yonghwa CN Blue
-Im Yoona
-MBLAQ member
Rating : PG 15
Genre : Romance
Disclaimer : ini cuma FF ngebayangin Key sama Cheondung yaa :D
-Kibum POV-
Darahku mendidih ketika melihat namja itu memeluk Harin. Apa-apaan dia tersenyum kearahku seperti itu.
“Oppa, waeyo?” tanya Yoona ketika melihatku mengepalkan jari-jariku.
“Aniyo.” Ujarku asal. Yoona mengikuti arah pandanganku. Harin sudah pergi
“Ada masalah dengan namja yang duduk disana oppa ? oppa mengenalnya?” tanyanya.
“Ani,
aku tidak mengenalnya. Sudahlah, lupakan saja. Apa kau sudah selesai?”
aku kembali mengecek pekerjaan yang dikerjakan Yoona. Yoona adalah
yeojachingu ku sekarang, aku mencintainya. Aah.. apa benar aku
mencintainya? Aku sendiri tidak yakin dengan perasaanku. Jika aku
mencintai Yoona, aku tidak akan merasa semarah ini melihat Harin dipeluk
oleh namja itu. Pasti Harin tidak akan memaafkanku karena aku
mengkhianatinya. Jujur saja, dalam hatiku yang paling dalam, aku masih
berharap bahwa Harin kembali padaku.
Ya! Kibum-ah !! neo nappeun namja !
apa kau tidak melihat yeoja didepanmu ini, yang begitu sabar menemanimu
disaat kamu sendiri ? aku menggelengkan kepalaku, aku harus segera
melupakan Harin. Tapi apa aku bisa ? namanya begitu dalam tergores di
hatiku. (author ngedengerin MBLAQ Scribble sekarang :P )
“Oppa ? kau sedang melamun ya ? atau kamu tidak enak badan?” ujarnya sembari menempelkan punggung tangannya di keningku.
“aahh.. gwenchana Yoona-ah. Ja, aku lihat pekerjaanmu sudah selesai. Bagaimana jika kita pulang sekarang?”
“tapi oppa, diluar masih hujan.” Ujarnya ber-aegyo. Aku gemas melihatnya.
“baiklah,
kita tunggu hujan reda dulu. Apa ada yang ingin kamu tanyakan lagi?”
Sebenarnya aku dan Yoona ke kafe ini karena ingin makan siang bersama.
Tetapi Yoona malah memintaku mengajarinya materi ini. Dia hoobae ku di
kampus, dan kebetulan aku juga mengerti materi yang ia tanyakan. Aku
sedikit menyesal kenapa aku memilih tempat ini, karena aku malah melihat
pemandangan yang memuakkan tadi.
“Obseoyo oppa. Nan araseumnida.”
Jawabnya tersenyum. Dia tiba-tiba memegang tanganku. Aku tersentak dan
menumpahkan gelas air di atas meja. Buru-buru aku membersihkan tumpahan
tadi dengan tissue.
“oppa, neo gwenchana?” Yoona terlihat sedikit shock karena aku menepis tangannya tadi.
“oppa,
sebaiknya kita pulang sekarang. Aku rasa oppa sedang tidak enak badan.”
Ujar Yoona sambil memaksakan senyum ke arahku. Aku mengiyakannya dan
segera beranjak menuju mobilku. Aish, ada apa denganku ? mianhae
Yoona-ah.
-Sanghyun POV-
Aku tidak
bisa berhenti tersenyum sepanjang perjalanan pulang ke dorm dan kamarku.
Cantiknya yeoja itu. Aku beruntung dapat sekelompok dengannya.
“Ya
! Sanghyun-ah. Hati-hati kalau melangkah. Hampir saja kau menendang
cangkirku.” Seru Changsun hyung kepadaku. Aku mengabaikannya.
“Ya!
Park Cheondung ssi ! kau berani-beraninya mengabaikan hyungmu ini. Nan
Lee Joon imnida, cowok tertampan di dunia.” Ujarnya sambil memukul
kepalaku. Aku terkekeh dibuatnya. Changsun hyung pasti akan menyebut
kami semua dengan nama panggung kami jika dia merasa diabaikan.
“mianhae Changsun hyung. Aku sedang tidak fokus tadi.” ujarku sambil menyerahkan kue yang aku beli untuk memberku, MBLAQ.
“darimana saja kamu ? Seungho hyung dan Byunghee hyung mencarimu karena ingin menanyakan tentang lagu yang kamu aransemen itu.”
“Aku
dari kafe dekat kampusku hyung. Ada pekerjaan kampus yang aku tidak
mengerti dan aku menanyakannya pada teman sekelompokku. Dimana
Cheolyong?”
“aah, dia tidur dikamarnya setelah membaca komik-komik
yang dia beli tadi siang. Geurom Sanghyunie, kenapa mukamu memerah? Ya !
kamu sakit? “ dia menyentuhkan keningnya di keningku. Aku spontan
mendorongnya menjauh.
“Hyung !! jangan mengagetiku seperti itu. Aish jinja, bagaimana kalo Lizzy noona melihatmu begini ?” Dia nyengir.
“Tak
apa, Lizzy pasti mengerti kalau kamu ini adalah namdongsaeng yang
paling aku sayangi.” Aku merinding dibuatnya dan segera aku dorong dia
keluar dari kamarku.
“Pastikan kamu mengirim lagu aransemen mu ke
email Seungho hyung sekarang. Dia sedang berada di record room dengan
Jihoon hyung.” teriaknya tepat ketika aku menutup pintu kamarku.
Setelah
mengirim lagu aransemenku ke Seungho hyung, aku berusaha mengerjakan
tugas kuliahku yang belum kelar. Aku mengingat apa yang telah Harin
jelaskan padaku di kafe tadi dan dengan mudah aku menyelesaikan
pekerjaan ini. Ternyata, tidak sesulit yang aku bayangkan. Aku tersenyum
sambil mengingat apa yang aku lakukan pada Harin di kafe tadi. Ah,
namja itu. Pasti dia mengenal Harin, tapi bukankah dia sudah memiliki
yeojachingu? Lagipula dia terlihat dekat dengan yeoja itu. Hmm..
mollayo, aku lebih memikirkan perasaanku pada Harin sekarang.
-Sora POV-
“Harin-ah, neo eodiga? Mianhae, tadi aku meninggalkanmu dengan Sanghyun” tanyaku begitu Harin menjawab teleponku.
“Dirumah.
Gwenchanayo. Sora-ah, apa kamu tadi melihat Kibum di kafe ? kita duduk
didekat pintu masuk dan aku tak tahu kalo Kibum ada dibelakangku.”
Rupanya Harin telah menyadarinya.
“Ne, aku tahu dia ada disitu.
Bukankah aku sudah memperingatkanmu? Makanya aku meninggalkan kalian
berdua disana. Aku ingin mempermainkan perasaan Kibum yang telah
membuangmu.” Ujarku terus terang. “Jadi, bagaimana hubunganmu dengan Sanghyun. Aku lihat kalian cocok satu sama lain.”
“Hahaha,
Sora-ah. Jangan mengada-ada. Kibum sudah memiliki Yoona. Yeoja itu juga
bersama dengannya tadi kan? Lagipula aku diputuskan Kibum karena dia
jatuh cinta dengan gadis itu. dia pasti tidak akan merasa cemburu
melihatku bersama Sanghyun tadi.” Aku tersenyum mendengar penjelasan
Harin. Dia memang tidak peka dengan sekitar.
“Oh iya, aku dan Sanghyun
hanya sebatas teman satu kelompok, Sora-ah.”
-Harin POV-
“Oh
iya, aku dan Sanghyun hanya sebatas teman satu kelompok, Sora-ah.” Aku
sangsi mengatakannya karena aku sebenarnya mulai menyukai Sanghyun dan
aku teringat kejadian tadi siang. Pipiku terasa panas. Untung saja, aku
berbicara dengan Sora di telepon sehingga dia tidak bisa melihat mukaku
yang memerah.
“geunde Sora, kamu dimana? Sedang bersama Yonghwa kah?”
“Ne, aku sedang bersamanya sekarang. Oppa, kita akan kemana?” kudengar dia bertanya pada Yonghwa.
“Ke dorm temanku. Ada pesanan kostum yang harus aku ambil disana.” Jawab Yonghwa. “kamu dengar sendiri kan Harin?”
“berikan handphone-mu pada Yonghwa. Aku ingin berbicara padanya.” Pintaku.
“Yeoboseyo Harin ssi.”
“Yonghwa
sunbaenim. Jaga Sora untukku ya. Kalau terjadi apa-apa dengannya aku
tidak akan memaafkanmu.” Yonghwa terkekeh
“Kamu seperti appa nya saja
Harin. Oke. Aku akan menjaganya dengan segenap hatiku. Auuwww.” Sora
pasti sedang mencubit lengan Yonghwa. Aku tersenyum, “Baiklah,
Annyeong.”
Aku merebahkan tubuhku, menatap punggung tangan kananku
yang dikecup oleh Sanghyun. Handphone-ku berdering, nomor tak dikenal.
Aku melihat jam dindingku, jam 10 malam. Siapa yang menelepon semalam
ini?
“Yeoboseyo”
“Siapa namja yang bersamamu tadi?” suara namja yang cukup aku kenal.
“Neoneun nuguseyo?” tanyaku.
“Kibum.”
“aah,
Kibum ssi. Bukan urusanmu kan aku bersama seorang namja di kafe. Apa
kamu tidak melihat apa yang sedang kami kerjakan disana. Ohh.. mianhae,
aku lupa kamu bersama Yoona tadi. Mungkin penglihatanmu hanya melihat
dia seorang.” Jawabku sinis dan segera aku tutup pembicaraan kami.
Handphone-ku berbunyi lagi.
“Ya ! Kibum ssi. Jangan mengangguku lagi. Tidak tahukah kamu bahwa aku cukup membencimu?” ujarku keras.
“Hey
Harin-ah. Ini Sanghyun.” Suara itu. Aku segera melihat nama yang
tertera di handphone-ku. Benar Sanghyun yang meneleponku. Aish..
“Jongmal mianhae Sanghyun-ah, aku berkata keras kepadamu.”
“Gwenchanayo, sepertinya kamu sedang ada masalah dengan seseorang bernama Kibum itu. Maaf mengganggu. Aku tutup teleponnya ya?”
“Andwae
Sanghyun-ah. Ini semua salahku. Sudahlah lupakan saja. Ada apa kamu
meneleponku ?” tiba-tba aku merasa pusing. Cukup lama aku tak mendengar
jawabannya. “Sanghyun-ah, waeyo? Apa kau kesulitan lagi. Ada yang perlu
aku bantu?”
“Ani Harin-ah, tugas itu sudah selesai. Aku ingin kamu
melihatnya besok sebelum aku perform di stasiun TV. Bisa kau datang
kesana? Atau perlu aku menjemputmu?” Aku lupa jika Sanghyun merupakan
salah satu member grup MBLAQ.
“Ya ! jika kamu menjemputku
bagaimana dengan member yang lain. Kamu tahu kan Seungho ssi sangat
disiplin terhadap kalian. Aku akan datang kesana, tetapi tolong temui
aku di mobilku. Aku tidak memiliki pass card untuk masuk ke backstage.
Oke?”
“Oke. Gomawo Harin-ah.” Aku mengakhiri pembicaraan kami dan pergi tidur.
-Sanghyun POV-
Aku
termenung. Kibum, siapa dia ? apa hubungannya dengan Harin? apakah
namja yang menatapku sinis tadi siang itu bernama Kibum? Aku
mengacak-ngacak rambutku kebingungan. Seungho hyung menatapku lekat.
“Sepertinya
uri baby Cheondungie sedang kebingungan.” Ujarnya menyindirku dihadapan
Byunghee hyung.
Aku menatapnya, “Hyung....yeoja itu bagaimana? Kamu kan
sudah expert masalah ini.”
Seungho hyung tersenyum, “ kamu menyukai seseorang?”
“Mollayo.”
“Pastikan dulu perasaanmu padanya. Baru tanyakan hal itu pada kami.” Ujar Byunghee hyung sambil memakan ramennya. Ting tong ~~
Seungho
hyung segera beranjak untuk membukakan pintu.
“Changsun-ah. Yonghwa
mencarimu.” Yonghwa? sepertinya aku pernah mendengar nama itu. Aku
mengikuti Changsun hyung yang keluar dari kamarnya dengan membawa
bungkusan besar. Changsun hyung menyerahkan bungkusan itu ke namja yang
aku pastikan bernama Yonghwa itu. Ternyata dia membawa seorang yeoja
bersamanya.
“Aaah.. kamu teman Harin kan ? Sora ssi” celetukku ketika melihat yeoja itu.
“Hee...
Sanghyun ssi. Senang bertemu denganmu lagi. Ternyata kamu salah satu
member MBLAQ ya ? Maaf, karena aku lebih mengenalmu dengan nama
Cheondung.” Ujarnya malu-malu.
“hahaha, aku berbeda ya jika tidak mengenakan make-up diwajahku?”
“ani
Sanghyun ssi, kamu tidak ada bedanya ketika kamu tidak menggunakan
make-up. Aku saja yang terlalu fokus terhadap CN Blue hehehe” aku
tersenyum melihat kemesraan Yonghwa hyung dan Sora.
“Naneun ?” celetuk Changsun hyung. “Aku tampan juga kan?”
“Semua
member MBLAQ tampan Joonie ssi. Kamu , Seungho ssi, G.O ssi, Cheondung
ssi dan Mir juga tampan. Aku menyukai lagu-lagu kalian.” Dia tidak
menyadari Yonghwa hyung menatapnya cemburu.
“dan aku berharap kamu
bisa bersama dengan Harin-ah.” Ujarnya ketika mereka berdua pamit
pulang. Aku tertegun mendengar perkataannya. Changsun hyung langsung
membombardir ku dengan berbagai pertanyaan di ruang keluarga.
“Cheondungie.. Cheondungie.. Sanghyun-ah... Yaa !!! Park Sanghyun, jawab pertanyaanku. Siapa Harin itu ?”
“Hanya temanku.”
“Kau
tidak pandai berbohong hyung.” ujar Cheolyong. “telingamu akan memerah
jika kamu berbohong.” Sejak kapan dia ada di ruang keluarga? Aku
kemudian menutupi rambutku dengan beanies. Sial, bahkan telingaku
mengkhianatiku. Haah... aku memang tidak bisa berbohong pada mereka.
“Dia temanku, partnerku dalam proyek tugas besar yang sedang aku kerjakan sekarang.”
“Dan kamu menyukainya?” tanya Seungho hyung.
“Mollayo
hyung. Aku tidak tahu perasaan sayangku ini hanya rasa sayangku sebagai
oppa ke yeodongsaengnya atau sebagai namja ke yeoja.” Aku jujur
mengatakan apa yang aku rasakan sekarang.
“Cheondungie kita sudah dewasa rupanya.” Byunghee hyung menepuk pundakku. “kamu ingat perkataanku tadi kan?”
“ne hyung, aku harus memastikan sendiri perasaanku padanya.”
“Semangat Sanghyunie.” Ujar Changsun hyung ber-aegyo dihadapanku. Aku menyodok abs-nya dengan gulungan pla-card dari fans kami.
“Ya !! CHEONDUNG-AH !” aku berlari masuk ke kamarku. Jongmal gamsahamnida. Aku beruntung memiliki kalian semua.
-Harin POV-
Migrain
ku kambuh. Tidak seperti biasanya, migrain kali ini benar-benar
membuatku kehilangan fokusku. Aku segera menelepon Sanghyun meminta dia
menjemputku. Tak kusangka, dia menyanggupinya. Didalam mobil pribadinya,
aku tidak bisa menutupi bahwa aku merasa kesakitan.
“Gwenchana
Harin-ah ? Sebaiknya kita ke dokter sekarang.” Raut wajahnya terlihat
cemas. Aku menggeleng
“Aku tidak apa-apa Sanghyun-ah. Lagipula 2 jam
lagi kamu akan perform dan sekarang kamu harus berlatih pre recording
kan?” aku mencoba tersenyum padanya. “Aku akan menunggumu di mobil
sambil mengecek proyek yang akan kita kumpulkan besok. Setelah kamu
selesai, segeralah kemari.”
“Mianhae Harin-ah. Aku malah membuatmu kerepotan dengan hal ini.”
“Ya
! ini kan tugas kita berdua. Jika aku tidak mengecek hari ini, lalu
kapan lagi? Sudahlah, aku sudah merasa lebih baik kok” aku berbohong.
Sesampainya di stasiun TV tempatnya perform, dia segera kedalam dan aku
segera membuka laptopnya untuk mengecek perkerjaan kami. Bukan semakin
reda, nyeri di kepalaku justru bertambah hebat. Aku memaksakan diri
mengecek pekerjaan kami. Rupanya, Sanghyun menyelesaikannya dengan
sangat baik. Aku puas dengan hasil kerjaannya. Dia pandai mengatur waktu
juga. Aku mematikan laptop dan meminum obatku. Aku benci dengan
migrainku.
-Sanghyun POV-
Aku tidak tenang. Harin-ah, neo gwenchana ? aku menunggu giliran kami tampil di ruang ganti khusus buat MBLAQ. Aish jinja..
“Hyung,
aku ijin ke mobilku dulu. Ada sesuatu yang harus aku ambil.” Ujarku
beralasan, untungnya telingaku tertutup oleh rambutku yang ditata
sedemikian rupa.
“Ya ! Cheondung-ah, 15 menit lagi kita tampil.” seru Seungho hyung.
“Chankamanyo Hyung. Cuma 5 menit.” Aku berlari sambil menyambar mantel ku. Aku mengabaikan teriakan Changsun hyung dibelakangku.
Sesampainya
di mobil aku melihat yeoja itu dengan bungkus obat berada di jok mobil
pengemudi. Matanya terpejam dan aku merasakan nafasnya teratur. Dia
tertidur. Aku segera meyelimutinya dengan mantel yang aku bawa. Aku
bersyukur bahwa hari itu udara tidak terlalu dingin, sehingga aku tidak
perlu menghidupkan pemanas mobilku. Aku tersenyum melihatnya teridur
lelap. Yeoja ini begitu keras kepala karena tidak ingin menunggu di
ruang ganti grup kami. Aku mengecup keningnya singkat. Ya, aku menyadari
perasaanku sekarang. Perasaanku adalah perasaan seorang namja kepada
yeoja, bukan kakak terhadap adiknya.
“Manajer hyung, bolehkah aku
segera pulang sekarang?” tanyaku pada manajer kami. “aku harus mengantar
tugasku kerumah temanku malam ini. Dia yeoja, dan bukankah tidak baik
bertamu malam-malam kerumah seorang yeoja?” Manajerku mengizinkanku. Aku
kemudian mengganti kostumku dengan baju ganti yang sudah aku siapkan.
Setelah berpamitan pada member lain, aku menuju mobilku.
-Author POV-
Sanghyun
tidak berani membangunkan Harin yang tertidur lelap di kursi penumpang.
Dia menatap bungkus obat di jok pengemudi. Sanghyun tahu obat itu cukup
keras. Kakaknya Durami pernah menunjukkan obat itu padanya ketika
Sangmi, kakak pertamanya, sakit. Sudah jam 8 malam, dan alih-alih
mengantar Harin kerumahnya, dia membawa Harin ke restoran keluarga
terdekat. Sanghyun lapar dan Harin harus makan malam walaupun dia harus
membangunkannya.
“Harin-ah. Ireonaseyo.” Sanghyun berusaha membangunkan Harin. Tidak ada reaksi dari Harin.
“Harin-ah. Ireona.”
-Harin POV-
Aku
terbangun karena ada seseorang yang mengguncang tubuhku.
“Eung... aah
Sanghyun-ah.” Kepalaku masih pening, tetapi aku mencoba menegakkan
tubuhku. Mantel Sanghyun merosot ke pangkuanku. Dia menyelimutiku
ternyata. “Tugasmu bagus. Tidak ada yang salah. Geundae, uri eodiseo?”
“Gomawo. Restoran keluarga Harin-ah. Kamu belum makan dari tadi siang kan?
“Gomawo Sanghyun-ah.”aku menyerahkan mantelnya. Sanghyun menerimanya dan langsung memakaikan mantel itu di tubuhku.
“Pakailah, udara cukup dingin malam ini.” Mukaku memerah.
“Aku
ingin menepati janjiku mengajakmu makan malam. Ya walaupun tidak
terduga seperti ini sih.” Kata Sanghyun. Handphone Sanghyun berbunyi,
dia meminta ijin untuk mengangkat didepanku.
“Yeoboseyo, manajer
hyung... jinjayo ? MBLAQ menang hari ini? Aigoo..Syukurlah.” Sanghyun
tidak bisa menutupi kegembiraan hatinya. Dan aku senang melihat wajahnya
yang berseri-seri.
“Hyung, ada telepon masuk. Maaf aku akan memutuskannya.” Dia memandangku dengan tatapan meminta maaf.
“Yeoboseyo
noona. Iya, MBLAQ menang hari ini. Ah, aku harus meninggalkan stage,
sehingga tidak bisa mengikuti encore. Gomawo noona. Nado Saranghae.” Ah,
sekarang noonanya yang menelepon ternyata. Sanghyun mendapat telepon
lagi, kali ini dia sengaja menekan tombol loudspeaker agar aku bisa
mendengarnya. Dari Cheolyong.
“HYUNG !! KITA MENANG !! NEO ODIGA?”
teriak Cheolyong. “YA ! CHEONDUNG-AH, SEGERA PULANG KE DORM BEGITU
URUSANMU SELESAI.” Sepertinya itu dari salah satu hyung nya.
“ne,
hyung. Aku akan segera pulang. 1 jam lagi aku ke dorm.” Ujar Sanghyun.
Dia menutup teleponnya.. “Kami menang Harin-ah. Kami menang! Astaga, aku
tidak percaya ini.” Dia memelukku! Astaga tenangkan hatimu Harin-ah,
teriakku dalam hati.
“Chu.. Chukkahaeyo Sanghyun-ah. Tapi bisakah
kau lepaskan aku sekarang?” Sanghyun segera melepas pelukannya dan
kulihat wajahnya memerah.
“Mianhae, Harin-ah. Aku terlalu senang.”
Ujarnya salah tingkah. “Hmm, kajja kita masuk ke dalam.”
“Sanghyun-ah, sebaiknya kita pulang saja. Bukannya kamu sudah diminta hyung mu untuk segera kembali?”
“Ahh.. tidak apa-apa. Mereka bisa menungguku.”
“Jangan begitu Sanghyun-ah. Mereka mengharapkan kedatanganmu.”
“Tetapi aku lebih ingin bersamamu sekarang,Harin.”
To be continue ~~
mianhae kalo gaje..hehehe butuh kritik dan saran :)
Red Bulls
10 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar