18.4.13

Our Heartquake Story : Crash

Ditulis oleh Aninditya di 4/18/2013 06:59:00 PM
Annyeonghaseyo yeorobun :D This is my newest fanfiction for you. I am A+ but currently I'm in to B.A.P. Judul utama rangkaian FF kali ini adalah "Our Heartquake Story". Tetapi untuk tiap chapter, saya akan memberi judul sesuai temanya, mengambil dari arti dan maksud lagu-lagu B.A.P.
First of all, thank you for reading :) Feel free to comment :D

Cast : 
Jung Daehyun B.A.P
Lee Eunsoo (OC)
Yoo Youngjae B.A.P

Support Cast :
Jung Jihoon
Jung Byunghee MBLAQ G.O

Rating : PG 19

Genre : Romance
I can’t believe it, it’s really perfect
I am breathless, it’s not fair
Your eyes, your lips, you’re everything really left me shook up
Like a fool, I lost myself to her unforgettable first impression
You you you – meeting you is really a crash
I want to get to know you better ~~ B.A.P Crash

Lee Eunsoo membereskan berkas-berkas pekerjaannya dengan terburu-buru. Dia terlambat menghadiri acara pertunangan salah satu temannya. Klien yang meminta jasanya merancang interior design rumah mereka hari ini sangat banyak, tidak seperti biasanya. Setelah berganti gaun malam dan membubuhkan make-up natural pada wajah cantiknya, dia segera  menyambar kunci mobilnya, memeluk setumpuk gulungan desain yang rencananya akan dia lanjutkan di apartemen dan segera menuju parkir mobil kantor afiliasinya.

“Malam Eunsoo ssi, berhati-hatilah mengendarai karena hujan baru saja reda dan jalanan licin.” ujar satpam kantornya begitu dia keluar dari lift.

“Gamsahamnida, ajusshi.” ujarnya singkat sembari tersenyum. Tiba-tiba sebuah mobil Audi hitam melintas di depan Eunsoo yang sedang berdiri tepat disamping genangan air. Tak ayal, gulungan desain dan gaunnya basah terkena cipratan air itu.

“YAA !!! Neo jugullae!!” teriak Eunsoo. Mobil itu berhenti karena teriakan Eunsoo. Dari kursi pengendara keluarlah seorang pria ber-suit hitam yang segera menghampiri Eunsoo.

“Jongmal joesonghamnida agasshi. Saya tidak melihat genangan air itu. Saya...” melihat gaun hitam dan gulungan desain Eunsoo yang basah, raut wajah pria itu semakin cemas. “akan bertanggung jawab.”

“Sudahlah...” Raut wajah Eunsoo jelas menunjukkan kekesalannya. Dia masih memiliki blue print dari desain yang dia pegang sekarang. Tapi gaun hitamnya.... dia tidak membawa cadangan  gaun lagi sedangkan setengah jam lagi acara dimulai. Dia mengangguk sekilas kepada pengendara mobil Audi itu,  segera menuju ke mobilnya dan bergegas ke gedung acara.

“Ajusshi, siapa wanita itu ?” tanya pria itu kepada satpam kantor.

“Lee Eunsoo, interior designer yang baru setahun lalu direkrut oleh ayah anda, Jung Daehyun ssi.”

“Bisa kau rahasiakan siapa diriku pada wanita itu ajusshi ?”

Satpam itu tersenyum, “Tentu saja Jung Daehyun ssi.” Ya, dia adalah anak pemilik perusahaan  tempat Eunsoo bekerja. Dia memang jarang sekali mengunjungi ayahnya di Seoul karena mengurus bisnis hotel yang diwariskan kepadanya di Busan. Tentu saja, Eunsoo tidak tahu menahu tentang dirinya.  Daehyun tersenyum, ada sesuatu dari diri wanita itu yang menarik perhatiannya. Kecantikannya ? Keangguanannya ? entahlah...
Bagaimana wajah itu jika tersenyum ya? bahkan saat marah pun, wanita itu sudah terlihat cantik. pikirnya. Meskipun terlalu dini jika dikatakan love at the first sight, saat ini yang terlintas di pikirannya adalah dia ingin mengenal wanita itu... lebih dekat.

****

Eunsoo masih kesal jika mengingat kejadian tadi. Acara sudah selesai dan gaunnya pun sudah mengering. Jika dia tidak sedang terburu-buru, tentu saja dia akan meminta pertanggungjawaban atas gaunnya yang basah. Untung saja, gaun yang dia pakai berwarna hitam dan tidak terlalu kentara basahnya.
Senyum mengembang di wajahnya ketika mengingat bagaimana raut wajah Kim Sora yang bahagia. Kim Sora dan Jung Yonghwa, keduanya adalah teman baiknya di bangku kuliah dulu.

ahh, kapan aku bisa menemukan pendamping hidupku...? yaa !! Eunsoo-yaa sadarlah, kamu sedang mengendarai mobil saat ini, lagipula bukankah kamu belum bisa menyingkirkan nama Youngjae di hatimu ?

Aiisshh sial !! Eunsoo menepikan mobilnya di badan jalan, matanya panas. Youngjae, dia telah bertunangan sebulan lalu. One-side love Eunsoo yang tidak akan pernah terucap. Oleh karena itu, Eunsoo menyibukkan diri dengan bekerja keras untuk melupakan pria yang juga sahabatnya itu. Dia mengusap air matanya, menenangkan hatinya dan mulai melajukan mobilnya, tidak ke apartemennya tetapi ke coffee shop favoritnya.

“Satu ice cappuccino dengan whipped cream ?” ujar pelayan ketika melihatnya. Eunsoo telah menjadi pelanggan tetap kafe itu. Eunsoo mengangguk tersenyum dan menuju spot favoritnya, mengeluarkan notebook nya dan mulai merancang desain. Terlalu larutnya dia sampai-sampai tidak menyadari bahwa pesanannya sudah datang dan sepasang mata yang dari tadi memperhatikannya. Pemilik mata itu tersenyum memperhatikan tingkah Eunsoo yang sesekali mengernyit dalam balutan gaun semi formal hitam yang hanya ditutup blazer untuk menahan dinginnya udara Seoul malam ini.

“Chogyeo.. bolehkah aku duduk disini ?” Eunsoo menengadah, “Bolehkah ?” Eunsoo mengangguk

“Asal kamu tidak keberatan jika aku tetap melanjutkan pekerjaanku, silahkan.” ujar Eunsoo.

“Gamsahamnida, Naneun Jung Daehyun imnida. Maaf aku menganggumu,  aku dari Busan dan baru kali ini ke Seoul. Temanku tidak bisa menemaniku sekarang.” Aaahh itulah mengapa aksen bicara dia berbeda dengan aksen Seoul, batin Eunsoo.

“Naneun Lee Eunsoo imnida. Tidak masalah, lagipula pekerjaanku sebentar lagi selesai.” Eunsoo kembali menatap laptopnya.

ahhh, rupanya dia tidak mengingat kejadian tadi sore, batin Daehyun. “Apakah kamu tidak ingat padaku ?” Eunsoo mengernyit, mencoba mengingat-ingat.

“Maaf, aku tidak ingat, dan sepertinya  baru sekarang kita bertemu.” ujar Eunsoo datar.

“Bagaimana gaunmu ? Masih basah ? dan gulungan kertasmu ? apa baik-baik saja ?”

“Kamu....” raut wajah Eunsoo memperlihatkan bahwa dia mengingat kejadian tadi sore. Dia menghela nafas.  “sudahlah, aku sudah melupakan kejadian tadi sore.”

“Tapi,..”

“Lupakan saja, aku sudah memaafkanmu.”

“Aku belum selesai bicara. Aku ingin mengganti gaunmu yang basah itu.” Eunsoo terdiam. Dia memperhatikan pria didepannya. Pria itu tampan, tipikal pria yang dengan mudah mendapat perhatian wanita,  tatapan matanya juga tajam , tapi sepertinya dia lebih muda dari Eunsoo.
 
“Boleh aku bertanya, umurmu ?”

“27 tahun.”

“Berarti aku noona bagimu, aku 28 tahun dan aku memintamu untuk tidak perlu membelikanku gaun. Gaun ini murah, aku bisa membelinya sendiri atau memasukkannya ke laundry.”

“Aku kira, kamu lebih muda dariku Eunsoo ssi.” Daehyun menunduk dan mengusap punggung lehernya.

“yaaahh, beberapa orang memang salah menebak umurku yang sebenarnya.” Eunsoo tersenyum.

“Akhirnya kamu tersenyum juga Eunsoo ssi.” ujar Daehyun tersenyum lebar. Dan akhirmya aku berhasil melihat lengkungan indah itu !! Ahh, benar dugaanku, dia bertambah cantik berkali lipat. Pipi Eunsoo memerah. Dia segera membereskan pekerjaannya dan bersiap-siap pulang.

“Eunsoo ssi, neo eodiga ?” tidak dijawab oleh Eunsoo saking gugupnya. 

“Noona ~~~ Noonaaa” Terlambat, Eunsoo malah menyenggol gelas cappucino nya. Tumpahannya mengenai bagian depan gaun dan blazernya.

“Aaaahh.. eottokhae ?” Eunsoo terpana melihat tumpahan capuccino yang justru lebih parah dari cipratan genangan air tadi siang. Tumpahan itu justru membuat gaun Eunsoo menjadi tembus pandang. Daehyun segera menutupi badan Eunsoo dengan jas nya dan memegang bahunya.

“Kajja.” Eunsoo menuruti Daehyun yang mengajaknya pergi dari kafe itu. Dia malu karena pengunjung kafe yang lain sempat melihatnya menumpahkan cappuccino. “Aku akan mengantarkanmu pulang.”

“Ta.. Tapi.. aku membawa mobilku sendiri.” Daehyun pura-pura tak mendengar dan terus memaksa Eunsoo masuk ke dalam mobil Audi nya. Eunsoo sendiri tidak berani melepaskan tangan Daehyun pada bahunya, selain karena Daehyun memegang bahunya dengan erat, entahlah.... tidak ada kata yang tepat untuk mendeskripsikannya.

“Aku akan menjemputmu besok pagi Eunsoo ssi.” ujar Daehyun begitu mereka tiba di depan pintu apartemen Eunsoo. Eunsoo hanya mengiyakan. Daehyun pun mengangguk kecil padanya, tersenyum dan berjalan ke lift. Eunsoo masih memperhatikan kepergian Daehyun. Sepanjang perjalanan tadi Eunsoo tidak berbicara sepatah katapun. Mulutnya terkunci. Begitu juga dengan Daehyun. Eunsoo menyentuh jas Daehyun, dan pipinya merona kembali. Perasaan itu... Eunsoo menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Jangan mengada-ada Eunsoo -ya...

To be continued~~ 
pictures credit : vocal & visual ; cut a capper

0 komentar:

Posting Komentar

 

Annyeong to my crazy corner ! Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review